Waluyo Tak Akan Bongkar Makam Orang yang Menyerupai Dirinya

Rabu, 03 Agustus 2016 - 15:09 WIB
Waluyo Tak Akan Bongkar...
Waluyo Tak Akan Bongkar Makam Orang yang Menyerupai Dirinya
A A A
YOGYAKARTA - Anti Ristanti (32) anak dari Waluyo (62) menyebut, makam lelaki korban tabrak lari yang dimakamkan setahun lalu di Jetis Bantul, tidak akan diganggu. Keluarga memilih untuk mengakui lelaki yang sempat dikira sebagai bapaknya tersebut sebagai anggota keluarga atau kerabat. Keluarga memilih tetap akan merawat makam lelaki tidak dikenal tersebut.
Waluyo Tak Akan Bongkar Makam Orang yang Menyerupai Dirinya

Kondisi makam “bapak-nya” yang berada di Jetis, Bantul dikatakan ibu satu bayi tersebut sudah ditengok oleh kerabat yang tinggal di desa asal bapaknya.

“Keluarga di desa sudah menengok. Kita yang disini belum. Tetapi biar saja, kita sudah anggap itu adalah saudara kita. Kita tidak akan bongkar makamnya,” jelas Anti. (Baca juga: Kisah Kakek Waluyo yang 'Bangkit dari Kubur')

Berpegang dari kejadian unik yang baru saja dialami, kini keluarga meminta Waluyo tidak lagi pergi bekerja.
Lelaki tersebut diminta untuk membantu menjaga warung kecil milik keluarga. Keinginan tersebut, didukung rasa tidak ingin melihat bapaknya kembali hidup di jalanan, bahkan menjadi korban dari kerasnya hidup di jalanan.

Waluyo yang disebut-sebut sudah meninggal dan setahun kemudian pulang ke rumah tersebut sebelumnya dikenal sebagai seorang pengayuh becak.

Waluyo sering mangkal di seputaran terminal lama di Umbulharjo dan terminal baru di Giwangan. Kepergian Waluyo selama satu tahun meninggalkan keluarga dan akhirnya sempat diakui sudah meninggal karena menjadi korban kecelakaan lalulintas juga diawali oleh aktivitasnya sebagai tukang becak.

Kepergian di awal 2015 lalu dikarenakan, becak yang dibeli secara kredit tidak bisa terbayar angsurannya.

Akhirnya becak tersebut ditarik atau disita oleh sang juragan. Karena tidak memiliki sarana untuk bekerja Waluyo merasa takut untuk pulang. Berbekal uang sekira Rp40.000, akhirnya Waluyo memilih hidup menggelandang di jalanan.
Waluyo Tak Akan Bongkar Makam Orang yang Menyerupai Dirinya


“Awalnya tidur di sekitaran jalan Solo. Tapi kemudian ke Semarang jalan kaki dan tinggal di Banjir Kanal. Bekerja serabutan membantu parkir, sekedar untuk bisa makan,” jelas Waluyo.

Setelah satu tahun berselang, rasa rindu dengan keluarga sangat mendera di benak Waluyo. Hingga akhirnya mendapatkan bantuan dari seseorang yang mengantarkannya pulang dari Semarang ke Suryoputran PB 3/43 RT 35 RW 10, Panembahan, Keraton Yogyakarta.
Waluyo Tak Akan Bongkar Makam Orang yang Menyerupai Dirinya

Dan dengan tulus meminta keluarganya untuk tidak mengusik makam lelaki korban tabrak lari yang dimakamkan atas namanya.Save
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4021 seconds (0.1#10.140)