Pilgub Aceh, Zaini Abdullah Ingin Menjaga Marwah Hasan Tiro
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengaku alasannya kembali maju dalam Pilgub Aceh 2017 karena ingin menjaga marwah Wali Nanggroe Muhammad Hasan Tiro yang tidak pernah mundur dari tujuan perjuangannya.
"Muhammad Hasan Tiro sejak deklarasinya di Gunung Halimon, hingga ditandatanganinya kesepakatan damai antara GAM dan Pemerintah Indonesia di Helsinki, tidak pernah mundur dari tujuan perjuangannya," katanya, kemarin.
Ditambahkan dia, tujuan perjuangan Hasan Tiro adalah memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Hal ini lah yang memicu dirinya untuk kembali maju, meski harus melewati jalur independen atau perseorangan.
"Sebelum wafat, Wali Hasan Tiro berpidato di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, jelas dan tegas, Wali katakan 'Biaya perang sangat mahal, tapi biaya merawat perdamaian jauh lebih mahal'," jelasnya.
Menurutnya, dalam pilgub yang akan datang, dirinya bukan lagi menginginkan jabatan atau kekuasaan. Maka itu, dirinya saat masih muda memilih untuk berjuang bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Perjanjian damai Helsinki sudah kita sepakati, dan disanalah seluruh pijakan perjuangan saya pertaruhkan. Termasuk menjaga amanah Sang Wali untuk menjaga perdamaian. Kekuasaan bagi saya adalah kehormatan menjaga sebuah janji," terangnya.
Lebih lanjut, dirinya mohon doa dan restu, agar diberi kepercayaan kembali. "Ini sungguh bukan demi kekuasaan, bukan demi jabatan, apalagi demi harta kekayaan. Ini adalah garis yang harus saya ambil," ungkapnya.
Diungkapkan, walau badai menghadang, dirinya tidak akan mundur dalam pencalonan itu. "Saya hanya ingin menjaga wasiat terakhir Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tengku Muhammad Hasan Ditiro untuk Menjaga Perdamaian," tukasnya.
"Muhammad Hasan Tiro sejak deklarasinya di Gunung Halimon, hingga ditandatanganinya kesepakatan damai antara GAM dan Pemerintah Indonesia di Helsinki, tidak pernah mundur dari tujuan perjuangannya," katanya, kemarin.
Ditambahkan dia, tujuan perjuangan Hasan Tiro adalah memberikan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Hal ini lah yang memicu dirinya untuk kembali maju, meski harus melewati jalur independen atau perseorangan.
"Sebelum wafat, Wali Hasan Tiro berpidato di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, jelas dan tegas, Wali katakan 'Biaya perang sangat mahal, tapi biaya merawat perdamaian jauh lebih mahal'," jelasnya.
Menurutnya, dalam pilgub yang akan datang, dirinya bukan lagi menginginkan jabatan atau kekuasaan. Maka itu, dirinya saat masih muda memilih untuk berjuang bersama Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
"Perjanjian damai Helsinki sudah kita sepakati, dan disanalah seluruh pijakan perjuangan saya pertaruhkan. Termasuk menjaga amanah Sang Wali untuk menjaga perdamaian. Kekuasaan bagi saya adalah kehormatan menjaga sebuah janji," terangnya.
Lebih lanjut, dirinya mohon doa dan restu, agar diberi kepercayaan kembali. "Ini sungguh bukan demi kekuasaan, bukan demi jabatan, apalagi demi harta kekayaan. Ini adalah garis yang harus saya ambil," ungkapnya.
Diungkapkan, walau badai menghadang, dirinya tidak akan mundur dalam pencalonan itu. "Saya hanya ingin menjaga wasiat terakhir Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tengku Muhammad Hasan Ditiro untuk Menjaga Perdamaian," tukasnya.
(san)