20 Tahun Ditelantarkan Anaknya, Nenek Rubisah Kangen Ingin Bertemu
A
A
A
DELISERDANG - Setelah 20 tahun ditelantarkan keenam anaknya, nenek Rubisah (84) mengaku ingin bertemu dengan putra sulungnya Agus. Selama itu, Rubisah tinggal sendiri di gubuk berukuran 2x3 meter.
"Saya tinggal sendirian di rumah. Anak-anak saya ada enam orang, dua orang perempuan dan empat orang laki-laki. Enggak ada yang peduli sama saya," kata nenek Rubisah, kepada wartawan, Kamis (21/7/2016).
Saat ini, nenek Rubisah mengaku tidak mengetahui di mana anak-anaknya tinggal. Sudah puluhan tahun dirinya ditelantarkan mereka, dan hidup dalam kesepian di hari tuanya.
Sebelum tinggal dalam gubuk "derita" itu, Rubisah dan anak-anaknya tinggal di Pulo Brayan Medan. Namun, setelah itu mereka berpindah ke Lubuk Pakam.
"Waktu di Medan, kami sama semua. Anak-anak saya pun masih ada. Tetapi setelah itu kan sudah dewasa semua, jadi pergi enggak tau ke mana. Lama-lama saya tinggal sendirian. Makanya saya ke Lubuk Pakam ini, sama keluarga abang saya," ucapnya.
Namun, saat di Lubuk Pakam, Rubisah bukan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Melainkan tinggal bersebelahan dengan keluarga abang kandungnya, rumah semi permanen ukuran 2x3 meter.
Selama di Lubuk Pakam, Rubisah bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah warga Cina, hingga menetap di rumahnya kini.
"Saya mau jumpa sama anak saya yang pertama. Suratnya sudah sampai belum ya? Rindu saya sama anak-anak saya. Tetapi saya enggak tahu di mana mereka sekarang, mereka sudah meninggalkan saya tiba-tiba," terangnya.
Gubuk Rubisah diapit dua rumah yang permanen, dan diantara pohon pisang semak belukar. Makan sehari-hari nenek ini pun meminta sama tetangga yang juga masih ada hubungan saudara.
Abang kandungnya Johari (85) mengatakan, rumah adiknya itu dibangun di atas tanah anaknya, sudah dua tahun belakangan ini.
"Saya tinggal di rumah sendiri. Iya, adik saya ini pun tinggal sendirian di rumahnya. Anak-anaknya adik saya ini sudah enggak mau lagi nengok, makanya sendirian. Enggak ada yang mau datang. Enggak tahu saya kenapa," paparnya.
Sementara itu, Lurah Lubuk Pakam Pekan Khairil mengatakan, Rubiah telah didata dalam segala bantuan dari kelurahan. "Kita selalu peduli dalam memberikan bantuan, karena kelurahan telah mendata nenek Rubiah itu," pungkasnya.
"Saya tinggal sendirian di rumah. Anak-anak saya ada enam orang, dua orang perempuan dan empat orang laki-laki. Enggak ada yang peduli sama saya," kata nenek Rubisah, kepada wartawan, Kamis (21/7/2016).
Saat ini, nenek Rubisah mengaku tidak mengetahui di mana anak-anaknya tinggal. Sudah puluhan tahun dirinya ditelantarkan mereka, dan hidup dalam kesepian di hari tuanya.
Sebelum tinggal dalam gubuk "derita" itu, Rubisah dan anak-anaknya tinggal di Pulo Brayan Medan. Namun, setelah itu mereka berpindah ke Lubuk Pakam.
"Waktu di Medan, kami sama semua. Anak-anak saya pun masih ada. Tetapi setelah itu kan sudah dewasa semua, jadi pergi enggak tau ke mana. Lama-lama saya tinggal sendirian. Makanya saya ke Lubuk Pakam ini, sama keluarga abang saya," ucapnya.
Namun, saat di Lubuk Pakam, Rubisah bukan mendapatkan tempat tinggal yang layak. Melainkan tinggal bersebelahan dengan keluarga abang kandungnya, rumah semi permanen ukuran 2x3 meter.
Selama di Lubuk Pakam, Rubisah bekerja menjadi pembantu rumah tangga di rumah warga Cina, hingga menetap di rumahnya kini.
"Saya mau jumpa sama anak saya yang pertama. Suratnya sudah sampai belum ya? Rindu saya sama anak-anak saya. Tetapi saya enggak tahu di mana mereka sekarang, mereka sudah meninggalkan saya tiba-tiba," terangnya.
Gubuk Rubisah diapit dua rumah yang permanen, dan diantara pohon pisang semak belukar. Makan sehari-hari nenek ini pun meminta sama tetangga yang juga masih ada hubungan saudara.
Abang kandungnya Johari (85) mengatakan, rumah adiknya itu dibangun di atas tanah anaknya, sudah dua tahun belakangan ini.
"Saya tinggal di rumah sendiri. Iya, adik saya ini pun tinggal sendirian di rumahnya. Anak-anaknya adik saya ini sudah enggak mau lagi nengok, makanya sendirian. Enggak ada yang mau datang. Enggak tahu saya kenapa," paparnya.
Sementara itu, Lurah Lubuk Pakam Pekan Khairil mengatakan, Rubiah telah didata dalam segala bantuan dari kelurahan. "Kita selalu peduli dalam memberikan bantuan, karena kelurahan telah mendata nenek Rubiah itu," pungkasnya.
(san)