Keluarga di Lebak Ini Tinggal di Kandang Kambing, Bupati Kemana?
A
A
A
LEBAK - Kemiskinan membuat Keluarga Satiman (41) terpaksa harus tinggal di bekas kandang kambing yang berada di Kampung Gunung Dadap, Desa Ciakar, Kecamatan Gunung Kencana, Lebak, Banten.
Bukan tanpa alasan Satiman bersama istri dan satu anaknya ini harus menghabisi hari-harinya di rumah berukuran 3x2 meter bekas kandang kambing itu.
Sebab Satiman yang bekerja sebagai buruh serabutan ini tidak mampu untuk menyewa rumah apalagi membangun rumah yang layak.
Keluarga Satiman lebih memilih menyulap kandang kambing menjadi tempat tinggal dengan atap hanya ditutup genting seadanya, dinding hanya terbuat dari papan bekas ditambah anyaman bambu, lantai tidak dilapisi keramik apalagi marmer, hanya tanah liat. "Ditutupin daun pisang kalau hujan, biar enggak bocor," kata Satiman.
Tidak ada ruang tamu atau ruang keluarga, hanya ada ruang tidur dengan kasur yang sudah tidak seperti kasur, dapur pun tidak ada kulkas atau kompor gas hanya ada tungku api untuk memasak dengan kayu bakar.
Sementara untuk aktifitas mandi, buang air besar, cuci, keluarganya harus ke sungai terdekat.
Hidup dengan keterbatasan membuat keluarga Satiman untuk makan sehari-harinya saja dengan menu singkong rebus demi menghilangkan rasa lapar keluarganya.
Bahkan kadangkala keluarga Satiman menahan lapar karena tidam ada bahan makanan yang harus dimakan. "Jarang makan nasi, paling singkong dari kebon di ribus," ucapnya.
Melihat ada warga yang hidup tidak manusiawi, membuat pemuda sekitar terketuk hatinya melihat kehidupan Satiman, untuk membantu keluarga dengan menggalang dana atau bantuan kepada masyarakat. Hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemkab Lebak maupun Pemprov Banten.
"Kami lakukan penggalangan dana dengan dasar kemanusian, selama ini memang warga sekitar keliatannya tidak ada yang peduli," kata tokoh pemuda setempat, Asep.
Bukan tanpa alasan Satiman bersama istri dan satu anaknya ini harus menghabisi hari-harinya di rumah berukuran 3x2 meter bekas kandang kambing itu.
Sebab Satiman yang bekerja sebagai buruh serabutan ini tidak mampu untuk menyewa rumah apalagi membangun rumah yang layak.
Keluarga Satiman lebih memilih menyulap kandang kambing menjadi tempat tinggal dengan atap hanya ditutup genting seadanya, dinding hanya terbuat dari papan bekas ditambah anyaman bambu, lantai tidak dilapisi keramik apalagi marmer, hanya tanah liat. "Ditutupin daun pisang kalau hujan, biar enggak bocor," kata Satiman.
Tidak ada ruang tamu atau ruang keluarga, hanya ada ruang tidur dengan kasur yang sudah tidak seperti kasur, dapur pun tidak ada kulkas atau kompor gas hanya ada tungku api untuk memasak dengan kayu bakar.
Sementara untuk aktifitas mandi, buang air besar, cuci, keluarganya harus ke sungai terdekat.
Hidup dengan keterbatasan membuat keluarga Satiman untuk makan sehari-harinya saja dengan menu singkong rebus demi menghilangkan rasa lapar keluarganya.
Bahkan kadangkala keluarga Satiman menahan lapar karena tidam ada bahan makanan yang harus dimakan. "Jarang makan nasi, paling singkong dari kebon di ribus," ucapnya.
Melihat ada warga yang hidup tidak manusiawi, membuat pemuda sekitar terketuk hatinya melihat kehidupan Satiman, untuk membantu keluarga dengan menggalang dana atau bantuan kepada masyarakat. Hingga saat ini belum ada bantuan dari Pemkab Lebak maupun Pemprov Banten.
"Kami lakukan penggalangan dana dengan dasar kemanusian, selama ini memang warga sekitar keliatannya tidak ada yang peduli," kata tokoh pemuda setempat, Asep.
(nag)