Gunung Kerinci Terus Keluarkan Asap Tebal
A
A
A
JAKARTA - Pasca gempa 6,5 SR di barat daya Pesisir Selatan, yang dirasakan guncangannya hingga Jambi, Riau dan Singapura pada Kamis (2/6/2016), aktivitas Gunung Kerinci di Jambi meningkat dibandingkan sebelumnya.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, sejak Jumat (3/6/2016) hingga sekarang teramati asap kelabu tinggi asap lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat.
"Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5-2 mm dominan 1 mm. Amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm. Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan," jelas Sutopo dalam rilisnya yang diterima Sindonews, Sabtu (4/6/2016).
Sutopo menambahkan, letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01-0,05 mm.
"Letusan berlangsung puluhan kali dan menerus. Tidak ada peningkatan status gunung, status gunung tetap Waspada (level II). Status Waspada ini ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang," ujarnya.
Menurut Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci dalam radius 3 km dari puncak kawah aktif.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya/Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 m dpal) maka sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yang ditetapkan di dalam radius 3 km. Sementara, permukiman terdekat berada sekitar 8 km dari puncak kawah. Masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari."
Menurut Sutopo, BPBD Kabupaten Kerinci dan BPBD Provinsi Jambi beserta unsur lain telah menyiapkan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Kerinci jiwa sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, sejak Jumat (3/6/2016) hingga sekarang teramati asap kelabu tinggi asap lebih kurang 400-500 meter dengan tekanan kuat condong ke arah timur dan barat.
"Kondisi seismisitas berdasarkan pos pengamatan Gunung Kerinci PVMBG, tremor menerus dengan amplitude 0,5-2 mm dominan 1 mm. Amplitudo tersebut tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan letusan Gunung Bromo atau Gunung Raung yang mencapai sekitar 30 mm. Artinya letusan yang terjadi tidak terlalu besar dan mengkhawatirkan," jelas Sutopo dalam rilisnya yang diterima Sindonews, Sabtu (4/6/2016).
Sutopo menambahkan, letusan Gunung Kerinci menyebabkan hujan abu tipis di Desa Sungai Sikai dan Desa Tangkil, Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, dengan ketebalan sekitar 0,01-0,05 mm.
"Letusan berlangsung puluhan kali dan menerus. Tidak ada peningkatan status gunung, status gunung tetap Waspada (level II). Status Waspada ini ditetapkan sejak 9 September 2007 hingga sekarang," ujarnya.
Menurut Sutopo, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Kerinci dalam radius 3 km dari puncak kawah aktif.
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius bahaya/Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, mengingat Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera (3.805 m dpal) maka sebaiknya jalur penerbangan di sekitar Gunung Kerinci dihindari karena sewaktu-waktu masih dapat terjadi abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur terbang.
"Masyarakat diimbau untuk tetap tenang. Belum perlu ada pengungsian karena zona merah yang ditetapkan di dalam radius 3 km. Sementara, permukiman terdekat berada sekitar 8 km dari puncak kawah. Masyarakat tetap aman dan dapat melakukan aktivitas sehari-sehari."
Menurut Sutopo, BPBD Kabupaten Kerinci dan BPBD Provinsi Jambi beserta unsur lain telah menyiapkan rencana kontinjensi menghadapi erupsi Gunung Kerinci jiwa sewaktu-waktu terjadi peningkatan aktivitas.
(zik)