Miliki Kelamin Ganda, Bayi di Polewali Mandar Butuh Bantuan
A
A
A
POLEWALI MANDAR - Seorang bayi dari pasangan Ahmad dan Nurlina lahir dengan kondisi kelamin ganda. Meski begitu, kondisi kesehatan bayi ini sehat. Pihak puskemas setempat, dalam dua hari terakhir rutin mengontrol bayi malang ini.
Ironisnya, kedua orang tua bayi malang ini baru mengetahui jika anaknya memiliki kelainan disaat telah sang bayi telah berusia empat bulan, tepatnya beberapa waktu lalu..
Bayi bernama Padli itu dilahirkan secara normal oleh pihak puskesmas setempat dengan berat 1,3 kilogram. Nurlina, ibu bayi tersebut mengatakan, selama ini dirinya tidak pernah curiga dengan kondisi kelamin putranya tersebut.
Namun beberapa waktu lalu ayah bayi malang ini kaget saat melihat putranya buang air kecil bukan lewat kemaluan, melainkan lewat lubang kecil menyerupai kemaluan wanita.
Saat diperiksa secara teliti, di situlah pasangan suami istri ini yakin jika anaknya memiliki dua jenis kelamin atau kelamin ganda. Mereka kemudian membawa bayinya untuk diperiksa puskesmas terdekat.
Sehari-hari, Ahmad dan Nurlina bekerja sebagai petani. Saat pihak puskesmas menawarkan untuk dilakukan operasi, mereka sempat berpikir dari mana biayanya? Akhirnya, operasi urung dilakukan karena ketiadaan biaya.
Nurlina berkeluh, untuk membeli susu formula saja pihaknya mengaku kesulitan, lantaran pekerjaannya sebagai petani tak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ironisnya, kedua orang tua bayi malang ini baru mengetahui jika anaknya memiliki kelainan disaat telah sang bayi telah berusia empat bulan, tepatnya beberapa waktu lalu..
Bayi bernama Padli itu dilahirkan secara normal oleh pihak puskesmas setempat dengan berat 1,3 kilogram. Nurlina, ibu bayi tersebut mengatakan, selama ini dirinya tidak pernah curiga dengan kondisi kelamin putranya tersebut.
Namun beberapa waktu lalu ayah bayi malang ini kaget saat melihat putranya buang air kecil bukan lewat kemaluan, melainkan lewat lubang kecil menyerupai kemaluan wanita.
Saat diperiksa secara teliti, di situlah pasangan suami istri ini yakin jika anaknya memiliki dua jenis kelamin atau kelamin ganda. Mereka kemudian membawa bayinya untuk diperiksa puskesmas terdekat.
Sehari-hari, Ahmad dan Nurlina bekerja sebagai petani. Saat pihak puskesmas menawarkan untuk dilakukan operasi, mereka sempat berpikir dari mana biayanya? Akhirnya, operasi urung dilakukan karena ketiadaan biaya.
Nurlina berkeluh, untuk membeli susu formula saja pihaknya mengaku kesulitan, lantaran pekerjaannya sebagai petani tak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
(san)