8 dari 12 Pemerkosa Gadis di Pemalang Masih Diburu
A
A
A
SEMARANG - Aparat Polres Pemalang hingga Senin (23/5/2016) masih memburu 8 pemuda yang diduga terlibat kasus perkosaan dua gadis, di mana salah satu korban meninggal dunia.
Polisi terus mengumpulkan bukti – bukti lain termasuk mendalami temuan yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolres Pemalang, AKBP Kingkin Winisuda, menjelaskan pada perkara itu dilakukan dua pendalaman atas dua kasus yang diduga kuat berkaitan.
Kasus pertama adalah perkosaan dengan korban AM (18), warga Tegalsari, Ampelgading, Pemalang dan KH (19) warga Pener, Taman, Pemalang. Kejadian ini diduga terjadi Kamis 19 Mei 2016 malam di sebuah gubug di Desa Pedurungan, Pemalang.
Sedangkan kasus kedua adalah kasus temuan mayat di Sungai Kebumen, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang pada Jumat 20 Mei 2016 yang belakangan identitasnya diketahui adalah AM, korban perkosaan di TKP Desa Pedurungan, Pemalang.
"Jadi begini, ada 2 kasus yang sampai saat ini kami masih dalami. Pertama berkaitan dengan perkosaan, yang kedua tentang temuan mayat. Untuk kasus perkosaan itu, kami sudah tangkap 4 pelakunya, yang 8 masih kami kejar, sudah kami ketahui kok nama-namanya, mereka satu kampung," kata Kingkin.
Pihaknya, sebut Kingkin, memang menduga kuat dua kejadian itu mempunyai keterkaitan. Beberapa penyebabnya, di antaranya, antara korban pertama (perkosaan) dengan korban meninggal ternyata mengenal.
Lalu, AM dan KH itu saat tiba di TKP pertama yakni di gubug, datang bersama kekasihnya. Belakangan, kekasihnya ini akhirnya dibekuk polisi karena diduga kuat terlibat perkosaan.
"Dari keterangan sementara yang kami dapat, korban ini berontak, karena tidak mau diperkosa. Ada pelaku juga yang merupakan teman dekat korban, pacarnya. Keterangan sementara (pelaku), kejadian itu tidak direncanakan sebelumnya. Mereka ini kan saling kenal, diajak jalan-jalan," lanjutnya.
Pada insiden itu, sebut Kingkin, diduga ada pengaruh minuman keras (miras). Salah satunya dari temuan di TKP.
"Di sana ditemukan sejumlah bukti, seperti bungkusan bekas miras, bungkusan komik (obat batuk) dan pakaian," katanya.
Ditanya soal penyebab pasti kematian AM, yang ternyata korban perkosaan, Kingkin belum bisa menyimpulkannya.
Polisi masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan pihak medis untuk mengetahui penyabab pasti kematiannya, apakah karena dianiaya atau karena tenggelam di sungai.
"Tadi siang AM baru diautopsi, lokasinya di Pener, Taman (Pemalang)," bebernya.
Polisi terus mengumpulkan bukti – bukti lain termasuk mendalami temuan yang ada di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Kapolres Pemalang, AKBP Kingkin Winisuda, menjelaskan pada perkara itu dilakukan dua pendalaman atas dua kasus yang diduga kuat berkaitan.
Kasus pertama adalah perkosaan dengan korban AM (18), warga Tegalsari, Ampelgading, Pemalang dan KH (19) warga Pener, Taman, Pemalang. Kejadian ini diduga terjadi Kamis 19 Mei 2016 malam di sebuah gubug di Desa Pedurungan, Pemalang.
Sedangkan kasus kedua adalah kasus temuan mayat di Sungai Kebumen, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang pada Jumat 20 Mei 2016 yang belakangan identitasnya diketahui adalah AM, korban perkosaan di TKP Desa Pedurungan, Pemalang.
"Jadi begini, ada 2 kasus yang sampai saat ini kami masih dalami. Pertama berkaitan dengan perkosaan, yang kedua tentang temuan mayat. Untuk kasus perkosaan itu, kami sudah tangkap 4 pelakunya, yang 8 masih kami kejar, sudah kami ketahui kok nama-namanya, mereka satu kampung," kata Kingkin.
Pihaknya, sebut Kingkin, memang menduga kuat dua kejadian itu mempunyai keterkaitan. Beberapa penyebabnya, di antaranya, antara korban pertama (perkosaan) dengan korban meninggal ternyata mengenal.
Lalu, AM dan KH itu saat tiba di TKP pertama yakni di gubug, datang bersama kekasihnya. Belakangan, kekasihnya ini akhirnya dibekuk polisi karena diduga kuat terlibat perkosaan.
"Dari keterangan sementara yang kami dapat, korban ini berontak, karena tidak mau diperkosa. Ada pelaku juga yang merupakan teman dekat korban, pacarnya. Keterangan sementara (pelaku), kejadian itu tidak direncanakan sebelumnya. Mereka ini kan saling kenal, diajak jalan-jalan," lanjutnya.
Pada insiden itu, sebut Kingkin, diduga ada pengaruh minuman keras (miras). Salah satunya dari temuan di TKP.
"Di sana ditemukan sejumlah bukti, seperti bungkusan bekas miras, bungkusan komik (obat batuk) dan pakaian," katanya.
Ditanya soal penyebab pasti kematian AM, yang ternyata korban perkosaan, Kingkin belum bisa menyimpulkannya.
Polisi masih menunggu hasil otopsi yang dilakukan pihak medis untuk mengetahui penyabab pasti kematiannya, apakah karena dianiaya atau karena tenggelam di sungai.
"Tadi siang AM baru diautopsi, lokasinya di Pener, Taman (Pemalang)," bebernya.
(nag)