Jalan Alternatif Pagaralam-Lahat Menyempit
A
A
A
PAGARALAM - Jalan alternatif Simpang Mbacang Pagaralam-Keban Agung Lahat kondisinya cukup memprihatinkan. Karena, jalan tersebut saat ini menyempit lantaran tumbuhan di median jalan sudah tinggi dan menutup badan jalan. Akibatnya, ketika berpapasan kendaraan harus menerobos semak sehingga catnya mengalami kerusakan.
Pantauan di lapangan, fungsi jalan alternatif yang menghubungkan Pagaralam-Lahat sangat vital. Pasalnya, sudah banyak kendaraan yang memilih melintasi jalan ini lantaran di jalan utama terdapat beberapa jalan amblas terutama di kawasan Endikat. Namun, jalur alternatif tersebut membutuhkan pembersihan karena semak sudah menutup badan jalan.
Edi Revo (41) salah satu pengguna jalan yang melintas mengatakan, sudah hampir dua bulan tidak melintas di jalur alternatif ini. Jalan awalnya bagus dan lebih nyaman untuk dilintasi kendaraan.
Namun, setelah dilewati lagi, kondisi jalan terdapat beberapa lubang dipenuhi lumpur, dan yang memprihatinkan lagi tumbuhan liar di tepi jalan sudah tinggi sehingga masuk ke badan jalan membuat jalur sempit.
"Kalau berpapasan pasti antara dua kendaraan yang berpapasan harus rela masuk semak. Tak jarang dinding mobil lecet terkena ranting. Jika tidak begitu, mobil tidak bisa lewat," kata dia.
Dikatakannya, memang sudah sewajarnya jika jalan ini dilakukan pembersihan seperti tebas bayang. Dengan begitu, pengguna jalan tidak merasa was-was melintas. Apalagi, jika bertemu truk yang tidak mau mengalah sehingga membuat kendaraan kecil terjerembab ke dalam semak.
"Kami harap jalan ini dipelihara. Sangat disayangkan jika dibiarkan terbengkalai seperti ini. Apalagi, ada beberapa titik jalan yang sudah diperbaiki meskipun tidak menyeluruh," tegas dia.
Senada dikatakan Amril (19) warga Palembang, pihaknya konvoi menggunakan motor datang ke Kota Pagaralam untuk berlibur dan melintas jalan alternatif. Namun jalan sempit sehingga ketika berpapasan dengan mobil membuat pihaknya berhenti takut terkena ranting semak.
"Kami sangat khawatir ketika berpapasan dengan mobil. Pasalnya, motor kami harus menepi sehingga terkena semak. Jika melaju kencang tubuh kami bisa luka terkena ranting dan duan yang tajam," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Kota Pagaralam Hariadi Razak menuturkan, jalan alternatif menghubungkan Pagaralam-Lahat mencapai 43 kilometer. Untuk yang masuk ke wilayah Pagaralam hanya sekitar lima kilometer. Selebihnya berada diwilayah Lahat. Untuk jalur ini juga merupakan jalan provinsi.
"Akan kita laporkan kepada PU Provinsi sehingga keluhan bisa diatasi. Apalagi, jalur alternatif ini sangat penting ketika jalur utama longsor," tukasnya.
Pantauan di lapangan, fungsi jalan alternatif yang menghubungkan Pagaralam-Lahat sangat vital. Pasalnya, sudah banyak kendaraan yang memilih melintasi jalan ini lantaran di jalan utama terdapat beberapa jalan amblas terutama di kawasan Endikat. Namun, jalur alternatif tersebut membutuhkan pembersihan karena semak sudah menutup badan jalan.
Edi Revo (41) salah satu pengguna jalan yang melintas mengatakan, sudah hampir dua bulan tidak melintas di jalur alternatif ini. Jalan awalnya bagus dan lebih nyaman untuk dilintasi kendaraan.
Namun, setelah dilewati lagi, kondisi jalan terdapat beberapa lubang dipenuhi lumpur, dan yang memprihatinkan lagi tumbuhan liar di tepi jalan sudah tinggi sehingga masuk ke badan jalan membuat jalur sempit.
"Kalau berpapasan pasti antara dua kendaraan yang berpapasan harus rela masuk semak. Tak jarang dinding mobil lecet terkena ranting. Jika tidak begitu, mobil tidak bisa lewat," kata dia.
Dikatakannya, memang sudah sewajarnya jika jalan ini dilakukan pembersihan seperti tebas bayang. Dengan begitu, pengguna jalan tidak merasa was-was melintas. Apalagi, jika bertemu truk yang tidak mau mengalah sehingga membuat kendaraan kecil terjerembab ke dalam semak.
"Kami harap jalan ini dipelihara. Sangat disayangkan jika dibiarkan terbengkalai seperti ini. Apalagi, ada beberapa titik jalan yang sudah diperbaiki meskipun tidak menyeluruh," tegas dia.
Senada dikatakan Amril (19) warga Palembang, pihaknya konvoi menggunakan motor datang ke Kota Pagaralam untuk berlibur dan melintas jalan alternatif. Namun jalan sempit sehingga ketika berpapasan dengan mobil membuat pihaknya berhenti takut terkena ranting semak.
"Kami sangat khawatir ketika berpapasan dengan mobil. Pasalnya, motor kami harus menepi sehingga terkena semak. Jika melaju kencang tubuh kami bisa luka terkena ranting dan duan yang tajam," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Kota Pagaralam Hariadi Razak menuturkan, jalan alternatif menghubungkan Pagaralam-Lahat mencapai 43 kilometer. Untuk yang masuk ke wilayah Pagaralam hanya sekitar lima kilometer. Selebihnya berada diwilayah Lahat. Untuk jalur ini juga merupakan jalan provinsi.
"Akan kita laporkan kepada PU Provinsi sehingga keluhan bisa diatasi. Apalagi, jalur alternatif ini sangat penting ketika jalur utama longsor," tukasnya.
(sms)