Jelang Hardiknas, Guru Honorer di NTT Tagih Janji Menteri
A
A
A
KUPANG - Duka lara menjadi guru honorer masih dirasakan sejumlah tenaga pendidik yang belum jelas status mereka di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Todak hanya itu, profesi yang menentukan masa depan generasi bangsa justru seakan terabaikan dari perhatian pemerintah. Parahnya lagi kerap mereka dihargai tidak sebanding dengan tenaga mereka.
Yustin Nirce Bansae, salah satu guru SD Inpres Tarus 1 yang ditugaskan di kelas jauh Kelapa Tinggi, Kupang ini kini hanya bisa pasrah dan menunggu janji menteri pendidikan dan kebudayaan.
"Kita tetap berharap janji menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan tentang peningkatan guru honorer penerima tunjangan," Kata, Yustin Nirce Bansae, Sabtu (30/04/2016).
Meskipun diberi upah tiga bulan sekali, namun dirinya tetap berupaya memenuhi kekurangan biaya transportasi maupun biaya pendukung lainnya.
Menurut Yustin, hal itu dilakukannnya hanya untuk membuat cerdas anak didiknya dan demi keberhasilan mereka itu jadi satu kebahagiaan.
"Itulah yang memotivasi saya untuk bagaimana bisa terus membagikan ilmu kepada anak-anak, karena apa secara pribadi kita butuh uang juga untuk kesejahteraan kita, contohnya transport," pungkasnya.
Todak hanya itu, profesi yang menentukan masa depan generasi bangsa justru seakan terabaikan dari perhatian pemerintah. Parahnya lagi kerap mereka dihargai tidak sebanding dengan tenaga mereka.
Yustin Nirce Bansae, salah satu guru SD Inpres Tarus 1 yang ditugaskan di kelas jauh Kelapa Tinggi, Kupang ini kini hanya bisa pasrah dan menunggu janji menteri pendidikan dan kebudayaan.
"Kita tetap berharap janji menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan tentang peningkatan guru honorer penerima tunjangan," Kata, Yustin Nirce Bansae, Sabtu (30/04/2016).
Meskipun diberi upah tiga bulan sekali, namun dirinya tetap berupaya memenuhi kekurangan biaya transportasi maupun biaya pendukung lainnya.
Menurut Yustin, hal itu dilakukannnya hanya untuk membuat cerdas anak didiknya dan demi keberhasilan mereka itu jadi satu kebahagiaan.
"Itulah yang memotivasi saya untuk bagaimana bisa terus membagikan ilmu kepada anak-anak, karena apa secara pribadi kita butuh uang juga untuk kesejahteraan kita, contohnya transport," pungkasnya.
(nag)