Anggota Sri Kandi MPI Ngaku Dipukul Oknum TNI
A
A
A
RANTAUPRAPAT - Seorang anggota Sri Kandi Ormas DPD Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Kabupaten Labuhanbatu, Inong Agustina (38) warga Rantauprapat, mengaku dipukul oknum TNI Sertu DS yang bertugas di Makodim 0209/LB.
Inong menceritakan, pemukulan yang dialaminya di sekitaran rumah kos oknum TNI tersebut di jalan Rambutan Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara itu, terjadi pada Jumat tanggal 1 April lalu. Inong juga mengaku belum mengetahui alasan pemukulannya.
Namun malam itu sekitar pukul 10.00 WIB, dia sedang bertengkar dengan seorang lelaki yang lokasinya bersamaan dengan oknum TNI itu duduk-duduk.
Saat pertengakaran itu terjadi oknum TNI tersebut meminta dia agar pergi dari lokasi itu. Namun belum lagi sempat bergerak, wajahnya mendapat tamparan keras hingga korban terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri.
Setibanya terbangun, dia masih bertanya siapa oknum yang memukulnya. Pengakuan Inong, dirinya juga telah lama mengenal oknum TNI itu, terlebih dirinya merupakan seorang karyawan di kafe milik oknum TNI yang berada di Jalan By Pass Rantauprapat.
"Semua yang ada disitu bilang kalau saya dipukul si DS oknum tentara itu. Saya sempat menanyakannya kenapa dipukul, tanpa basa-basi, oknum itu pergi dan menyuruh anggotanya mengantarkan saya pulang," kata Inong, Selasa (12/4/2016).
Setelah mendapat perlakuan sewenang-wenang itu, Inong pun langsung berobat ke RSUD Rantauprapat sekaligus untuk keperluan visum. Keesokan harinya, korban membuat laporan ke Sub Denpom Rantauprapat.
Ketika kembali ditanya apa penyebab dirinya hingga dipukul oleh oknum TNI itu, Inong pun kurang mengetahui pasti. Diprediksi korban, pemukulan kemungkinan disebabkan pertengkaran antara dirinya dengan temannya di lokasi dimana oknum TNI itu duduk.
Selain itu, dirinya juga menduga apakah dikarenakan dirinya sempat mempertanyakan kapan kafe milik oknum TNI itu kembali dibuka.
"Memang saya tanya kapan dibuka kafe, karena kami sudah gak kerja karena ditutup setelah adanya pembakaran terhadap cafe lainnya," sebut Inong lagi.
Namun apapun alasannya sebut ibu tiga ank itu, dirinya tidak terima dipukul terlebih itu dihadapan teman lainnya. "Apapun alasannya, saya tidak terima dipukulnya, sama sekali tidak ada harga diri dibuatnya," lanjut Inong.
Akibat dari pukulan ke wajahnya, hingga kini Inong masih sering merasakan pusing, apalagi saat bangun tidur.
Sementara, Dan Sub Denpom Rantauprapat, Kapten CPM S Simamora, ketika dimintai tanggapannya, Rabu (13/4/2016) belum memberikan komentar banyak, sebab dirinya masih berada di Pematang Siantar. "Saya masih ada acara di Siantar, besok kita jumpa ya," tandasnya.
Sedangkan Ketua MPI Rantau Selatan Raja Sahdan yang dimintai tanggapannya berharap kepada Dan Sub Denpom Rantauprapat dapat menindak oknum TNI tersebut sesuai aturan yang ada.
"Kita minta ditangkaplah oknum itu, karena beberapa saksi sudah dipanggil. Jika memang nantinya kasus ini kurang mendapat tanggapan, kita akan naik ke Siantar lah," tegasnya.
Inong menceritakan, pemukulan yang dialaminya di sekitaran rumah kos oknum TNI tersebut di jalan Rambutan Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Rantau Utara itu, terjadi pada Jumat tanggal 1 April lalu. Inong juga mengaku belum mengetahui alasan pemukulannya.
Namun malam itu sekitar pukul 10.00 WIB, dia sedang bertengkar dengan seorang lelaki yang lokasinya bersamaan dengan oknum TNI itu duduk-duduk.
Saat pertengakaran itu terjadi oknum TNI tersebut meminta dia agar pergi dari lokasi itu. Namun belum lagi sempat bergerak, wajahnya mendapat tamparan keras hingga korban terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri.
Setibanya terbangun, dia masih bertanya siapa oknum yang memukulnya. Pengakuan Inong, dirinya juga telah lama mengenal oknum TNI itu, terlebih dirinya merupakan seorang karyawan di kafe milik oknum TNI yang berada di Jalan By Pass Rantauprapat.
"Semua yang ada disitu bilang kalau saya dipukul si DS oknum tentara itu. Saya sempat menanyakannya kenapa dipukul, tanpa basa-basi, oknum itu pergi dan menyuruh anggotanya mengantarkan saya pulang," kata Inong, Selasa (12/4/2016).
Setelah mendapat perlakuan sewenang-wenang itu, Inong pun langsung berobat ke RSUD Rantauprapat sekaligus untuk keperluan visum. Keesokan harinya, korban membuat laporan ke Sub Denpom Rantauprapat.
Ketika kembali ditanya apa penyebab dirinya hingga dipukul oleh oknum TNI itu, Inong pun kurang mengetahui pasti. Diprediksi korban, pemukulan kemungkinan disebabkan pertengkaran antara dirinya dengan temannya di lokasi dimana oknum TNI itu duduk.
Selain itu, dirinya juga menduga apakah dikarenakan dirinya sempat mempertanyakan kapan kafe milik oknum TNI itu kembali dibuka.
"Memang saya tanya kapan dibuka kafe, karena kami sudah gak kerja karena ditutup setelah adanya pembakaran terhadap cafe lainnya," sebut Inong lagi.
Namun apapun alasannya sebut ibu tiga ank itu, dirinya tidak terima dipukul terlebih itu dihadapan teman lainnya. "Apapun alasannya, saya tidak terima dipukulnya, sama sekali tidak ada harga diri dibuatnya," lanjut Inong.
Akibat dari pukulan ke wajahnya, hingga kini Inong masih sering merasakan pusing, apalagi saat bangun tidur.
Sementara, Dan Sub Denpom Rantauprapat, Kapten CPM S Simamora, ketika dimintai tanggapannya, Rabu (13/4/2016) belum memberikan komentar banyak, sebab dirinya masih berada di Pematang Siantar. "Saya masih ada acara di Siantar, besok kita jumpa ya," tandasnya.
Sedangkan Ketua MPI Rantau Selatan Raja Sahdan yang dimintai tanggapannya berharap kepada Dan Sub Denpom Rantauprapat dapat menindak oknum TNI tersebut sesuai aturan yang ada.
"Kita minta ditangkaplah oknum itu, karena beberapa saksi sudah dipanggil. Jika memang nantinya kasus ini kurang mendapat tanggapan, kita akan naik ke Siantar lah," tegasnya.
(sms)