Keluarga ABK Brahma 12 Harap Pemerintah Bebaskan 10 Sandera
A
A
A
WAJO - Dua hari lagi, batas waktu yang diberikan kelompok teroris Abu Sayyaf habis, pada 8 April 2016. Belum jelasnya pembayaran uang tebusan Rp15 miliar yang diminta, membuat keluarga Surianto, kru Kapal Brahma 12 resah.
Saat ditemui di rumah kediaman orangtuanya di Kelurahan Gilireng, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, istri serta anggota keluarga Surianto lainnya tampak menangis mengingat nasib suami dan anggota keluarganya itu.
Tidak adanya kabar dari pihak perusahaan yang akan membayar tebusan Rp15 miliar membuat istri dan pihak keluarga ABK Kapal Brahma 12 ini menangis histeris. Mereka berharap, pemerintah segera memberikan pertolongan.
Keluarga korban berusaha menghubungi pihak perusahaan, namun tak ada balasan. Sambil menidurkan anaknya dalam ayunan, istri Surianto mengaku kerap melihat foto suaminya yang gagah dengan seragam putih sebagai pelepas rindu.
Menurut keterangan istri, nasib Surianto hingga kini masih belum diketahui apakah masih hidup atau tidak. Kecemasan pihak keluarga semakin menjadi, jelang dua hari batas akhir teroris Abu Sayyaf minta tebusan.
Jika dalam dua hari itu tidak ada tebusan, kelompok teroris Abu Sayyaf mengancam akan membunuh sandera. Pihak keluarga berharap, pemerintah serta pihak perusahaan menyelamatkan Surianto sebelum tewas dibunuh Abu Sayyaf.
Tidak hanya Surianto, istri serta keluarga Surianto juga berharap kesepuluh kru Kapal Brahma 12 dapat diselamatkan seluruhnya oleh pemerintah Indonesia.
Saat ditemui di rumah kediaman orangtuanya di Kelurahan Gilireng, Kecamatan Gilireng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, istri serta anggota keluarga Surianto lainnya tampak menangis mengingat nasib suami dan anggota keluarganya itu.
Tidak adanya kabar dari pihak perusahaan yang akan membayar tebusan Rp15 miliar membuat istri dan pihak keluarga ABK Kapal Brahma 12 ini menangis histeris. Mereka berharap, pemerintah segera memberikan pertolongan.
Keluarga korban berusaha menghubungi pihak perusahaan, namun tak ada balasan. Sambil menidurkan anaknya dalam ayunan, istri Surianto mengaku kerap melihat foto suaminya yang gagah dengan seragam putih sebagai pelepas rindu.
Menurut keterangan istri, nasib Surianto hingga kini masih belum diketahui apakah masih hidup atau tidak. Kecemasan pihak keluarga semakin menjadi, jelang dua hari batas akhir teroris Abu Sayyaf minta tebusan.
Jika dalam dua hari itu tidak ada tebusan, kelompok teroris Abu Sayyaf mengancam akan membunuh sandera. Pihak keluarga berharap, pemerintah serta pihak perusahaan menyelamatkan Surianto sebelum tewas dibunuh Abu Sayyaf.
Tidak hanya Surianto, istri serta keluarga Surianto juga berharap kesepuluh kru Kapal Brahma 12 dapat diselamatkan seluruhnya oleh pemerintah Indonesia.
(san)