Merasa Terancam Bidan RSUD Sorong Mogok Kerja
A
A
A
SORONG - Merasa terancam dan tidak nyaman dalam bekerja atas aksi demo keluarga pasien sejumlah bidan pada ruang bersalin RSUD Sorong mogok kerja. Surat mogok kerja tersebut dimulai sejak 29 Maret 2016 hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh 17 orang bidan ini diserahkan kepada Direktur RSUD Sorong Jerry Nikijuluw.
Isinya berisi keputusan para bidan untuk tidak bekerja alias mogok kerja karena merasa terancam padahal mereka sudah bekerja sesuai kemampuan yang ada .
Dari pantauan MNC Media ruang bersalin pada RSUD Sorong sejak Selasa sore kemarin terlihat sepi dari aktivitas pelayanan para perawat di ruangan tersebut.
Menurut Direktur RSUD Sorong Jerry Nikijuluw walau pun telah dianjurkan untuk tetap bekerja para bidan ini tetap ngotot tidak mau bekerja karena merasa terancam.
Sementara itu sejumlah keluarga pasien di ruang bersalin RSUD Sorong berharap para bidan pada ruangan tersebut agar dapat melakukan aktivitas mereka karena kondisi ini dapat merugikan banyak pihak.
Aksi mogok kerja para bidan di RSUD Sorong ini dipicu atas adanya protes keras dari pihak keluarga pasien ibu hamil yang tewas bersama anaknya sebelum proses persalinan.
Aksi pengepungan ratusan massa dari keluarga pasien Ruth Mosso Selasa siang kemarin sempat ricuh.
Keluarga emosi karena pihak RSUD Sorong diduga melakukan pembiaran yang menyebabkan pasien serta bayi yang dikandungnya tewas.
Keluarga bahkan menuntut denda adat kepada pihak RSUD Sorong sebesar Rp1 miliar dan melaporkan dokter yang menangani anak mereka ke pihak kepolisian.
Surat pernyataan yang ditandatangani oleh 17 orang bidan ini diserahkan kepada Direktur RSUD Sorong Jerry Nikijuluw.
Isinya berisi keputusan para bidan untuk tidak bekerja alias mogok kerja karena merasa terancam padahal mereka sudah bekerja sesuai kemampuan yang ada .
Dari pantauan MNC Media ruang bersalin pada RSUD Sorong sejak Selasa sore kemarin terlihat sepi dari aktivitas pelayanan para perawat di ruangan tersebut.
Menurut Direktur RSUD Sorong Jerry Nikijuluw walau pun telah dianjurkan untuk tetap bekerja para bidan ini tetap ngotot tidak mau bekerja karena merasa terancam.
Sementara itu sejumlah keluarga pasien di ruang bersalin RSUD Sorong berharap para bidan pada ruangan tersebut agar dapat melakukan aktivitas mereka karena kondisi ini dapat merugikan banyak pihak.
Aksi mogok kerja para bidan di RSUD Sorong ini dipicu atas adanya protes keras dari pihak keluarga pasien ibu hamil yang tewas bersama anaknya sebelum proses persalinan.
Aksi pengepungan ratusan massa dari keluarga pasien Ruth Mosso Selasa siang kemarin sempat ricuh.
Keluarga emosi karena pihak RSUD Sorong diduga melakukan pembiaran yang menyebabkan pasien serta bayi yang dikandungnya tewas.
Keluarga bahkan menuntut denda adat kepada pihak RSUD Sorong sebesar Rp1 miliar dan melaporkan dokter yang menangani anak mereka ke pihak kepolisian.
(sms)