Nelayan Indonesia Harus Bisa Ciptakan Nilai Tambah
A
A
A
PADANG - Melimpahnya kekayaan laut Indonesia tak berbanding lurus dengan kesejahteraan nelayan. Nelayan Indonesia belum memiliki kemampuan yang memadai untuk menciptakan nilai tambah.
"Proses nilai tambah banyak terjadi di luar negeri. Artinya kita tidak dapat nilai tambahnya. Kalau prosesnya di sini penghasilan meningkat, lapangan kerja terbuka dan sebagainya," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat mengunjungi nelayan Partai Perindo di Pantai Purus, Padang, Rabu (9/3/2016).
Aktivitas nelayan, lanjutnya, tak boleh berhenti hanya pada sebatas menangkap ikan namun juga memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah.
Karena itu nelayan harus meningkatkan keterampilannya, peralatan, dan sarananya. Tujuannya agar nelayan bisa mengelola hasil tangkapan terlebih dahulu baru kemudian dijual baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Nelayan membutuhkan perlakuan khusus seperti kemudahan dalam mengakses modal murah, kemudian pelatihan keterampilan, juga perlindungan.
"Kunci keberhasilan membangun itu bagaimana masyarakat ekonomi lemah apa pun profesinya diberdayakan, mereka berkembang sampai akhirnya mereka mandiri," ujar HT.
Dia melanjutkan, dengan masyarakat bawah naik kelas, artinya Indonesia secara nasional juga terdorong dan akan lebih baik.
Ujung-ujungnya, penggerak ekonomi akan lebih banyak. Dengan begitu Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju.
Dalam kunjungannya itu HT berdialog dengan para nelayan. Nelayan di pantai tersebut mengusulkan untuk dibuatkan koperasi nelayan.
"Saya akan bantu membuat koperasi nelayan. Koperasi ini harus difungsikan untuk kepentingan aktivitas nelayan. Jangan untuk aktivitas simpan pinjam yang konsumtif," tegasnya.
Dia menjelaskan koperasi tersebut tidak boleh digunakan untuk keperluan membeli televisi, sepeda motor, atau barang-barang konsumtif lainnya. Tapi koperasi tersebut khusus untuk keperluan para nelayan misalnya saja untuk membeli BBM, peralatan dan lain sebagainya. (Aryo Mahendro)
"Proses nilai tambah banyak terjadi di luar negeri. Artinya kita tidak dapat nilai tambahnya. Kalau prosesnya di sini penghasilan meningkat, lapangan kerja terbuka dan sebagainya," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat mengunjungi nelayan Partai Perindo di Pantai Purus, Padang, Rabu (9/3/2016).
Aktivitas nelayan, lanjutnya, tak boleh berhenti hanya pada sebatas menangkap ikan namun juga memiliki keahlian untuk menciptakan nilai tambah.
Karena itu nelayan harus meningkatkan keterampilannya, peralatan, dan sarananya. Tujuannya agar nelayan bisa mengelola hasil tangkapan terlebih dahulu baru kemudian dijual baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.
Nelayan membutuhkan perlakuan khusus seperti kemudahan dalam mengakses modal murah, kemudian pelatihan keterampilan, juga perlindungan.
"Kunci keberhasilan membangun itu bagaimana masyarakat ekonomi lemah apa pun profesinya diberdayakan, mereka berkembang sampai akhirnya mereka mandiri," ujar HT.
Dia melanjutkan, dengan masyarakat bawah naik kelas, artinya Indonesia secara nasional juga terdorong dan akan lebih baik.
Ujung-ujungnya, penggerak ekonomi akan lebih banyak. Dengan begitu Indonesia akan lebih cepat menjadi negara maju.
Dalam kunjungannya itu HT berdialog dengan para nelayan. Nelayan di pantai tersebut mengusulkan untuk dibuatkan koperasi nelayan.
"Saya akan bantu membuat koperasi nelayan. Koperasi ini harus difungsikan untuk kepentingan aktivitas nelayan. Jangan untuk aktivitas simpan pinjam yang konsumtif," tegasnya.
Dia menjelaskan koperasi tersebut tidak boleh digunakan untuk keperluan membeli televisi, sepeda motor, atau barang-barang konsumtif lainnya. Tapi koperasi tersebut khusus untuk keperluan para nelayan misalnya saja untuk membeli BBM, peralatan dan lain sebagainya. (Aryo Mahendro)
(zik)