Bayi Seberat 3.200 Gram Ini Lahir saat Gerhana Matahari
A
A
A
PALOPO - Bayi perempuan seberat 3.200 gram dengan panjang 50 cm lahir pada saat terjadi fenomena alam, Gerhana Matahari di Kota Palopo, Sulsel, Rabu, (9/3/2016) sekira pukul 07.30 Wita.
Bayi yang lahir melalui operasi caesar ini dan belum diberi nama merupakan buah hati, pasangan Akral (31) dan Ekawati (31) warga Peda-Peda Jalan Tenriadjeng, Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur Kota Palopo, Sulsel.
Ditemui, saat menjalani perawatan di ruang Kelas III di RS Bersalin Siti Madyang, Kota Palopo, Ekawati, mengaku senang dan bersyukur anaknya lahir sehat dan selamat dengan berat badan dan panjang yang cukup bagus.
"Kami sangat senang dan bersyukur, anak kami lahir selamat dan sehat, saya dan ayahnya belum beri nama, keluarga yang lain usulkan diberi nama Gerhana," katanya.
Ekawati yang ditemani sejumlah keluarganya mengaku sama sekali tidak mengingat jika hari kelahiran anaknya pas terjadinya Gerhana Matahari.
"Operasi caesar ini bukan karena saya mencari moment Gerhana Matahari. Maunya saya melahirkan normal, tapi karena kondisi, dokter lakukan operasi tadi, katanya pas terjadi Gerhana Matahari," jelasnya.
Dia lebih jauh menjelaskan, disaat-saat ingin melahirkan, tidak mendapat tanda-tanda tertentu atau tidak wajar lazimnya ibu hamil, bayinya pun lahir dengan jumlah bukan cukup (9 bulan).
"Tidak ada perasaan yang jika dibandingkan anak pertama saya, bedanya hanya pada prosesnya karena anak pertama saya lahir normal ini lahir caesar," kata dia.
Meski demikian, Ekawati mengakui bahwa janin bayi keduanya saat dalam kandungan dirasanya lebih kuat. "Bayi ini saat dalam kandungan dia kuat dan lebih aktif jika dibanding anak pertama saya," ujarnya.
Pantauan, Ekawati dan bayinya dirawat dalam ruangan terpisah. Bayinya berada di ruangan Perinatologi atau ruangan bayi. Dia dirawat dan dijaga oleh dokter dan beberapa orang perawat bersama bayi lainnya.
Penjelasan dari Bidan Ameliya pada RS Siti Madyang, menyebutkan Ekawati masuk rumah sakit sekira pukul 14.00 Wita sehari sebelumnya, Selasa 8 Maret.
"Kondisinya ada pelepasan darah, setelah dokter periksa posisi plasentanya dibawah atau menutup jalan lahir," katanya.
Selain Ekawati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, dr Ishak Iskandar juga menyebutkan jika telah lahir bayi di RSUD Rampoang, Palopo pada saat terjadinya Gerhana Matahari di Kota Palopo.
Bayi yang lahir melalui operasi caesar ini dan belum diberi nama merupakan buah hati, pasangan Akral (31) dan Ekawati (31) warga Peda-Peda Jalan Tenriadjeng, Kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur Kota Palopo, Sulsel.
Ditemui, saat menjalani perawatan di ruang Kelas III di RS Bersalin Siti Madyang, Kota Palopo, Ekawati, mengaku senang dan bersyukur anaknya lahir sehat dan selamat dengan berat badan dan panjang yang cukup bagus.
"Kami sangat senang dan bersyukur, anak kami lahir selamat dan sehat, saya dan ayahnya belum beri nama, keluarga yang lain usulkan diberi nama Gerhana," katanya.
Ekawati yang ditemani sejumlah keluarganya mengaku sama sekali tidak mengingat jika hari kelahiran anaknya pas terjadinya Gerhana Matahari.
"Operasi caesar ini bukan karena saya mencari moment Gerhana Matahari. Maunya saya melahirkan normal, tapi karena kondisi, dokter lakukan operasi tadi, katanya pas terjadi Gerhana Matahari," jelasnya.
Dia lebih jauh menjelaskan, disaat-saat ingin melahirkan, tidak mendapat tanda-tanda tertentu atau tidak wajar lazimnya ibu hamil, bayinya pun lahir dengan jumlah bukan cukup (9 bulan).
"Tidak ada perasaan yang jika dibandingkan anak pertama saya, bedanya hanya pada prosesnya karena anak pertama saya lahir normal ini lahir caesar," kata dia.
Meski demikian, Ekawati mengakui bahwa janin bayi keduanya saat dalam kandungan dirasanya lebih kuat. "Bayi ini saat dalam kandungan dia kuat dan lebih aktif jika dibanding anak pertama saya," ujarnya.
Pantauan, Ekawati dan bayinya dirawat dalam ruangan terpisah. Bayinya berada di ruangan Perinatologi atau ruangan bayi. Dia dirawat dan dijaga oleh dokter dan beberapa orang perawat bersama bayi lainnya.
Penjelasan dari Bidan Ameliya pada RS Siti Madyang, menyebutkan Ekawati masuk rumah sakit sekira pukul 14.00 Wita sehari sebelumnya, Selasa 8 Maret.
"Kondisinya ada pelepasan darah, setelah dokter periksa posisi plasentanya dibawah atau menutup jalan lahir," katanya.
Selain Ekawati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, dr Ishak Iskandar juga menyebutkan jika telah lahir bayi di RSUD Rampoang, Palopo pada saat terjadinya Gerhana Matahari di Kota Palopo.
(sms)