Ingin Saksikan Gerhana Matahari Ribuan Pengunjung Padati Bosscha
A
A
A
BANDUNG - Ribuan pengunjung dari berbagai Kota di Indonesia memadati lokasi tempat menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) secara langsung di Pusat Observatorium Bosscha di Jalan Peneropongan Bintang, Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat (KBB), Rabu (9/3/2016).
Dari pantauan di lokasi, pelataran kubah peneropongan bintang Bosscha yang dijadikan sebagai tempat menyaksikan GMT secara langsung sudah dipadati ribuan orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka tampak antusias sejak pukul 03.30 WIB. Pengunjung yang rata-rata menggunakan roda empat tersebut, bahkan sempat membuat macet akses jalan masuk dari mulai depan pintu Gerbang Bosscha hingga ke jalan raya Lembang yang berjarak setengah kilometer tersebut.
Rani (28) salah seorang pengunjung asal Jakarta mengaku, dirinya bersama keluarganya sengaja datang karena panasaran untuk menyaksikan secara langsung fenomena GMT yang jarang terjadi ini. Selain itu, kata dia, momen GMT juga bertepatan dengan hari libur nasional.
"Ya kan jarang-jarang gerhana matahari total terjadi di Indonesia, penasaran saja seperti apa sih tampakan gerhana matahari total itu, sekalian liburan," kata Ibu yang telah memiliki dua orang anak di lokasi kemarin.
Dia mengaku, dirinya bersama keluarganya seminggu sebelum menyaksikan GMT, telah memesan penginapan di sekitaran lokasi. "Kita bela-belain booking tempat nginap seminggu sebelum dari sekarang," katanya
Cucu Suryati (47) Petugas penerima pengunjung Bosscha mengatakan, para pengunjung yang datang dari berbagai Kota di Indonesia ini diperkirakan jumlahnya ratusan. Mereka mulai berdatangan ke lokasi tempat menyaksikan GMT secara langsung dari sejak pukul 03.00 WIB.
Dirinya mengaku, jumlah pengunjung sebanyak ini merupakan kejadian pertama kalinya di Observatorium Bosscha. "Saya ke sini jam empat pagi juga sudah banyak ratusan orang," ujarnya.
Bahkan, kata Cucu, banyak dari pengunjung yang tidak kebagian saat hendak membeli kacamata khusus untuk melihat GMT karena langsung diserbu pembeli yang datang lebih dulu. Sejak dilaunchingkannya kacamata khusus pada Sabtu 27 Februari , pihaknya telah menyiapkan sebanyak 300 buah kacamata untuk penjualan di Bosscha.
"Kami hari ini saja menyediakan kacamata yang tersisa sekitar seratusan langsung ludes dibeli, sebelumnya kami sudah jual juga," katanya.
Observatorium Bosscha yang dijadikan sebagai salah satu tiitk tempat yang dipilih untuk menyaksikan GMT di Bandung Raya, menyediakan secara gratis 3 unit teleskop reflektor ,100 kacamata khusus dan 9 pin hole (alat melihat gerhana yang terbuat triplek) secara gratis bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan secara langsung di lokasi Bosscha.
Dari pantauan di lokasi, pelataran kubah peneropongan bintang Bosscha yang dijadikan sebagai tempat menyaksikan GMT secara langsung sudah dipadati ribuan orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka tampak antusias sejak pukul 03.30 WIB. Pengunjung yang rata-rata menggunakan roda empat tersebut, bahkan sempat membuat macet akses jalan masuk dari mulai depan pintu Gerbang Bosscha hingga ke jalan raya Lembang yang berjarak setengah kilometer tersebut.
Rani (28) salah seorang pengunjung asal Jakarta mengaku, dirinya bersama keluarganya sengaja datang karena panasaran untuk menyaksikan secara langsung fenomena GMT yang jarang terjadi ini. Selain itu, kata dia, momen GMT juga bertepatan dengan hari libur nasional.
"Ya kan jarang-jarang gerhana matahari total terjadi di Indonesia, penasaran saja seperti apa sih tampakan gerhana matahari total itu, sekalian liburan," kata Ibu yang telah memiliki dua orang anak di lokasi kemarin.
Dia mengaku, dirinya bersama keluarganya seminggu sebelum menyaksikan GMT, telah memesan penginapan di sekitaran lokasi. "Kita bela-belain booking tempat nginap seminggu sebelum dari sekarang," katanya
Cucu Suryati (47) Petugas penerima pengunjung Bosscha mengatakan, para pengunjung yang datang dari berbagai Kota di Indonesia ini diperkirakan jumlahnya ratusan. Mereka mulai berdatangan ke lokasi tempat menyaksikan GMT secara langsung dari sejak pukul 03.00 WIB.
Dirinya mengaku, jumlah pengunjung sebanyak ini merupakan kejadian pertama kalinya di Observatorium Bosscha. "Saya ke sini jam empat pagi juga sudah banyak ratusan orang," ujarnya.
Bahkan, kata Cucu, banyak dari pengunjung yang tidak kebagian saat hendak membeli kacamata khusus untuk melihat GMT karena langsung diserbu pembeli yang datang lebih dulu. Sejak dilaunchingkannya kacamata khusus pada Sabtu 27 Februari , pihaknya telah menyiapkan sebanyak 300 buah kacamata untuk penjualan di Bosscha.
"Kami hari ini saja menyediakan kacamata yang tersisa sekitar seratusan langsung ludes dibeli, sebelumnya kami sudah jual juga," katanya.
Observatorium Bosscha yang dijadikan sebagai salah satu tiitk tempat yang dipilih untuk menyaksikan GMT di Bandung Raya, menyediakan secara gratis 3 unit teleskop reflektor ,100 kacamata khusus dan 9 pin hole (alat melihat gerhana yang terbuat triplek) secara gratis bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan secara langsung di lokasi Bosscha.
(sms)