Ingin Lihat Gerhana Matahari, Warga Pekalongan Membuat Teropong Sederhana

Selasa, 08 Maret 2016 - 17:55 WIB
Ingin Lihat Gerhana...
Ingin Lihat Gerhana Matahari, Warga Pekalongan Membuat Teropong Sederhana
A A A
PEKALONGAN - Rasa penasaran terhadap gerhana matahari yang terjadi pada Rabu (9/3/2016), menjadikan warga Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan berbagai cara untuk bisa menyaksikannya. Mereka yang tak ingin kehilangan kesempatan langka itu.

Seperti yang dilakukan oleh sejumlah warga Jalan Jawa, Kelurahan Bendan, Kecamatan Pekalongan Barat. Karena rasa penasarannya, Romi S bersama sejumlah teman dan anaknya membuat teropong sederhana menggunakan bahan kardus bekas.

Romi mengatakan, dia bersama sejumlah temannya sudah lama merencanakan untuk membuat teropong dengan bahan sederhana. Sebab, dia bersama dengan teman-temannya tak ingin ketinggalan menyaksikan momen langka tersebut.

"Sebelumnya di tayangan sebuah televisi beberapa waktu lalu ada yang membuat teropong sederhana dari kardus. Kemudian saya mencari tutorialnya dari YouTube dan menirunya," katanya.

Awalnya, lanjut Romi, dia menyiapkan sebuah kardus bekas mi instan. Setelah itu dia menempelkan kertas putih di dalam salah satu sisi dinding kardus.

"Setelah itu, arah berlawanan sisi yang ditempeli kertas itu dilubangi dengan ukuran terserah, kira-kira 10x15 cm. Kemudian sisi yang dilubangi itu ditutup menggunakan aluminium foil," terangnya.

Setelah itu, Roni membuat lubang persis pada tengah aluminium foil itu menggunakan jarum. Kemudian, pada sisi kanan atau kiri kardus diberi lubang sedikit untuk mengintip.

"Jadi nanti lubang seukuran jarum itu dihadapkan ke matahari. Sehingga cahaya dari gerhana matahari itu akan masuk melalui lubang jarum tersebut dan ditangkap kertas putih di dalam kardus. Kita bisa melihat gerhana itu dari lubang intip yang terakhir kita buat itu. Mudah kok membuatnya, semua orang bisa, tinggal melihat tutorialnya," jelasnya.

Ingin Lihat Gerhana Matahari, Warga Pekalongan Membuat Teropong Sederhana


Hal senada dikatan oleh M Alimin Sabana (27), warga lainnya. Menurut dia, cara tersebut merupakan salah satu alternatif untuk melihat gerhana matahari.

"Sebab, gerhana matahari total tidak boleh dilihat dengan mata telanjang atau mata langsung karena berbahaya untuk kesehatan mata kita. Sehingga kami membuat alat ini," katanya.

Alimin bersama dengan sejumlah temannya itu mengaku ingin sekali menyaksikan gerhana tersebut.

"Terakhir informasi yang saya lihat dari sejumlah berita kan terjadinya tahun 1983, itu saya juga belum lahir. Nanti belum tentu bisa menikmati lagi momen gerhana matahari total seperti ini. Jadi kami berusaha bagaimana caranya agar bisa melihat gerhana matahari total itu, meskipun wilayah sini tidak 100 persen."

PILIHAN:
Truk Kontainer Terguling dan Jatuh ke Jurang, Ayah dan Anak Balita Tewas
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6274 seconds (0.1#10.140)