Tangani LGBT, MUI Jabar Kerjasama dengan Psikolog
A
A
A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat akan bekerjasama dengan psikolog untuk menangani lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Tujuannya agar para penganut paham LGBT bisa berkurang.
"Rencana untuk melibatkan psikolog itu sudah ada. Tapi kita masih harus melakukan pembahasan lebih lanjut," ujar Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar, Senin (7/3/2016).
Jika rencana itu terealisasi, mereka dari kalangan LGBT nantinya akan diberi pendampingan oleh psikolog. Sehingga mereka akan paham dan tidak lagi melakukan kegiatan menyimpang.
Pola 'penyembuhan' pun akan dilakukan secara tertutup jika menggunakan jasa psikolog. "Kalau dilakukan secara terbuka, belum tentu mereka mau. Mungkin takut atau malu," ungkapnya.
Rafani sendiri yakin bahwa LGBT adalah penyakit psikologis. Karena itulah psikolog diperlukan untuk membantu mereka agar tidak lagi jadi penyuka sesama jenis. "Kami sih percaya bahwa itu penyakit yang bisa disembuhkan," jelasnya.
Tapi ia belum bisa mengungkap keterlibatan psikolog lebih jauh. "Kita masih harus membahasnya dulu. Tapi rencana itu memang sudah ada," tandas Rafani.
"Rencana untuk melibatkan psikolog itu sudah ada. Tapi kita masih harus melakukan pembahasan lebih lanjut," ujar Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Achyar, Senin (7/3/2016).
Jika rencana itu terealisasi, mereka dari kalangan LGBT nantinya akan diberi pendampingan oleh psikolog. Sehingga mereka akan paham dan tidak lagi melakukan kegiatan menyimpang.
Pola 'penyembuhan' pun akan dilakukan secara tertutup jika menggunakan jasa psikolog. "Kalau dilakukan secara terbuka, belum tentu mereka mau. Mungkin takut atau malu," ungkapnya.
Rafani sendiri yakin bahwa LGBT adalah penyakit psikologis. Karena itulah psikolog diperlukan untuk membantu mereka agar tidak lagi jadi penyuka sesama jenis. "Kami sih percaya bahwa itu penyakit yang bisa disembuhkan," jelasnya.
Tapi ia belum bisa mengungkap keterlibatan psikolog lebih jauh. "Kita masih harus membahasnya dulu. Tapi rencana itu memang sudah ada," tandas Rafani.
(sms)