Puluhan Warga Mentawai Bertahan di Pengungsian
A
A
A
PADANG - Pascagempa yang berpusat di Samudera Hindia, sampai malam ini warga Sikabaluan, Kecamatan Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, masih bertahan di lokasi pengungsian di Bukit Tamairang yang berjarak tiga kilometer dari permukiman.
Herianto (37), warga Sikabaluan yang ikut mengungsi mengatakan, ada sekitar 20-an keluarga yang masih bertahan di pengungsian. "Umumnya keluarga yang memiliki anak bayi dan orangtua yang sudah lanjut usia," katanya, Kamis (3/3/2016).
Mereka memilih bertahan di lokasi pengungsian karena gempa kerap datang dan mereka tidak tenang kalau di permukiman.
"Biar merasa tenang saja, daripada di permukiman pikiran selalu tak keruan soal gempa," katanya.
Bukit Tamairang merupakan lokasi pengungsian terdekat yang ada di daerah Muara Sikabaluan. Daerah permukiman mereka dataran rendah dan jauh dari perbukitan.
Sementara, di lokasi pengungsian ini sudah didirikan pondok-pondok kecil dengan ukuran 4x5 atau 4x6 meter berupa panggung. Atapnya terbuat dari daun sagu, dinding dan lantai dari papan atau kulit kayu.
Pondok-pondok di Bukit Tamairang tersebut sudah didirikan sejak tahun 2007, pascagempa Nias.
Herianto (37), warga Sikabaluan yang ikut mengungsi mengatakan, ada sekitar 20-an keluarga yang masih bertahan di pengungsian. "Umumnya keluarga yang memiliki anak bayi dan orangtua yang sudah lanjut usia," katanya, Kamis (3/3/2016).
Mereka memilih bertahan di lokasi pengungsian karena gempa kerap datang dan mereka tidak tenang kalau di permukiman.
"Biar merasa tenang saja, daripada di permukiman pikiran selalu tak keruan soal gempa," katanya.
Bukit Tamairang merupakan lokasi pengungsian terdekat yang ada di daerah Muara Sikabaluan. Daerah permukiman mereka dataran rendah dan jauh dari perbukitan.
Sementara, di lokasi pengungsian ini sudah didirikan pondok-pondok kecil dengan ukuran 4x5 atau 4x6 meter berupa panggung. Atapnya terbuat dari daun sagu, dinding dan lantai dari papan atau kulit kayu.
Pondok-pondok di Bukit Tamairang tersebut sudah didirikan sejak tahun 2007, pascagempa Nias.
(zik)