Banjir Kembali Lumpuhkan Pantura, 1 Orang Tewas Terseret Arus

Senin, 22 Februari 2016 - 19:39 WIB
Banjir Kembali Lumpuhkan Pantura, 1 Orang Tewas Terseret Arus
Banjir Kembali Lumpuhkan Pantura, 1 Orang Tewas Terseret Arus
A A A
PASURUAN - Jalur Pantura Surabaya-Probolinggo kembali lumpuh oleh banjir, setelah banjir susulan di Sungai Welang kembali menggenangi pemukiman warga di perbatasan kota dan Kabupaten Pasuruan.

Selain menggenangi jalan dan ribuan rumah warga, banjir juga menelan satu korban jiwa dan satu korban diselamatkan. Korban tewas bernama Sofyan (28). Sedang korban selamat adalah Malikus (28). Keduanya karyawan PT Mayora Grup.

Saat itu, kedua office boy tersebut tengah membersihkan gorong-gorong di areal pabrik teh kemasan. Sofyan terseret arus deras, sedangkan Malikus berhasil menyelamatkan diri.

Banjir kiriman hari kedua yang menggenangi Kampung Karangasem, Kelurahan Karangketug, Kota Pasuruan, dan Desa Tambakrejo Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, sejak sore hari terus merambat hingga ke jalan raya.

Ketinggian air yang mencapai 50 centi meter memaksa aparat kepolisian menutup jalur Pantura sejak Minggu 20 Februari 2016 mulai pukul 19.00 Wib hingga Senin pukul 04.00 Wib.

Selama penutupan jalur Pantura, para pengguna jalan dialihkan melalui jalur Pandaan, Purwosari, dan Kota Pasuruan dengan jarak tempuh sekitar 35 Kilo Meter (KM).

Guna mengantisipasi kemacetan pada jalur alternatif tersebut, petugas akhirnya membuka jalur Pantura meski luapan sungai masih menggenangi jalan raya hingga Senin pukul 07.00 WIB.

"Jalur Pantura sudah bisa dilalui, meskipun luapan sungai masih menggenangi jalan raya," kata Kanit Lantas Polsek Gadingrejo AKP Kusmindar, kemarin.

Banjir kiriman dari hulu ini juga mengakibatkan dua sungai lainnya, yakni Sungai Gembong dan Sungai Petung meluap. Kawasan pemukiman yang berada disepanjang dua daerah aliran sungai (DAS) tersebut tak luput dari genangan banjir.

Akibat banjir ini, ratusan warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman dair genangan air. Sedangkan sebagian lainnya tetap bertahan di dalam rumah sambil menjaga harta bendanya.

"Sungai kecil dan besar semuanya meluap dan berimbas pada pemukiman warga. Buruknya saluran drainase menjadi penyebab banjir di pemukiman. Limbah pabrik yang dibuang ke gorong-gorong menyumbat saluran drainase," kata warga Abdul Manaf.

Sementara itu, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengungkapkan, bencana banjir yang terjadi dibanyak daerah merupakan dampak dari tingginya intensitas curah hujan. Normalisasi DAS yang telah dilakukan ternyata belum bisa menampung luapan air.

"Normalisasi dan perbaikan tanggul sungai telah kami lakukan. Tetapi curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir terjadi di mana-mana. Tidak hanya di Kabupaten Pasuruan, tetapi juga daerah lain," terang Bupati Irsyad Yusuf.

Menurutnya, sebagai upaya antisipasi terjadinya korban, pihaknya menginstruksikan kepada semua jajaran untuk memaksimalkan deteksi dini potensi terjadinya bencana.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7189 seconds (0.1#10.140)