Penjelasan KSAU soal Kecelakaan Super Tucano di Malang

Rabu, 10 Februari 2016 - 19:45 WIB
Penjelasan KSAU soal Kecelakaan Super Tucano di Malang
Penjelasan KSAU soal Kecelakaan Super Tucano di Malang
A A A
MALANG - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menjelaskan, pesawat Super Tucano yang jatuh di kawasan Blimbing, Malang, Jawa Timur, sedang melaksanakan test flight setelah pemeliharaan 300 jam terbang.

"Prosedurnya setiap 50 jam terbang ada tes, dicek pesawat itu sistem-sistemnya," katanya saat jumpa pers, di kawasan Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Rabu (10/2/2016).

Agus menjelaskan, di 50 jam terbang keenam atau 300 jam harus dilakukan test performance semuanya. Hari ini, pesawat akan melakukan test performance dengan ketinggian 25 ribu kaki. Selanjutnya, pesawat akan test performance di ketinggian 15 ribu kaki, dan penerbang akan calling dan mengatakan profil 15 ribu kaki tercapai.

Selanjutnya, kata Agus, setelah profil pertama tercapai, profil berikutnya adalah pesawat turun dengan sudut 30 derajat dari ketinggian 15 ribu kaki untuk mencapai kecepatan 320 knot.

"Dan, di ketinggian 8 ribu kaki, penerbang biasanya calling, tapi pada tes hari ini penerbang tidak calling dan terjadilah musibah ini,' ujarnya.

Menurutnya, dalam test performance setelah 300 jam terbang ini pesawat Super Tucano dipiloti Mayor Pnb Ivy Safatilah yang telah mempunyai pengalaman 3.000 jam terbang dan di pesawat Super Tucano sudah 700 jam terbang.

Ivy juga sekolah di pabrikan di Brasil dan melakukan test flight.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8411 seconds (0.1#10.140)