Diterjang Ombak Tiga Meter, Puluhan Rumah Rusak Berat
A
A
A
BATAM - Sebanyak 94 rumah di Batu Besar, Batam, Kepulauan Riau, rusak akibat terjangan ombak yang terjadi pada Minggu (7/2/2016) malam. 17 rumah di antaranya hanyut.
Menurut Ketua LPM Batu Merah Ahmad Dasuki, bencana terjadi pukul 21.00 malam. Saat itu, warga yang tinggal di tepi pantai mulai merasakan terjangan ombak disertai angin besar.
"Sejak pukul 21.00 warga sudah mulai panik, karena ombak masuk ke rumah disertai angin kencang," ujarnya.
Sejak pukul 21.00, warga yang tinggal di rumah panggung mulai merasakan kejanggalan. Hingga Senin (8/2/2016) pukul 02.00 ombak tak berhenti, malah sebaliknya. Satu per satu rumah dekat pantai mulai berjatuhan dan warga semakin panik dan berusaha menyelamatkan barang berharga.
Melihat terjangan ombak yang tak berhenti dan korban terus berjatuhan, ia berkoordinasi dengan lurah, camat, Dinas Sosial, Tagana, dan pihak kepolisian. "Korban jiwa tidak ada, tetapi kerugian materiil diperkirakan ratusan juta," ujarnya.
Sementara, salah seorang saksi mata, Nurhayati (40), mengatakan, rumahnya yang berada di RT 5 RW 3 mengalami rusak berat akibat terjangan ombak. Saat kejadian, ia sedang memasak untuk makan malam keluarganya.
"Belum lagi kami makan, air sudah masuk ke rumah. Makanya kami semua keluar, karena warga ada yang berteriak kalau sudah banyak rumah yang hanyut dibawa ombak," ujarnya.
Selain menyelamatkan diri, ia beserta suami dan dua anaknya berusaha mengeluarkan barang berharga seperti kasur, pakaian, dokumen, dan barang lainnya. Setelah menitipkan barangnya itu ke teras tetangganya, ia berusaha menyelamatkan diri ke masjid.
"Malam itu semua orang berkumpul di masjid, tapi tidak ada korban jiwa akibat terjangan ombak ini," katanya.
Menurut Ketua LPM Batu Merah Ahmad Dasuki, bencana terjadi pukul 21.00 malam. Saat itu, warga yang tinggal di tepi pantai mulai merasakan terjangan ombak disertai angin besar.
"Sejak pukul 21.00 warga sudah mulai panik, karena ombak masuk ke rumah disertai angin kencang," ujarnya.
Sejak pukul 21.00, warga yang tinggal di rumah panggung mulai merasakan kejanggalan. Hingga Senin (8/2/2016) pukul 02.00 ombak tak berhenti, malah sebaliknya. Satu per satu rumah dekat pantai mulai berjatuhan dan warga semakin panik dan berusaha menyelamatkan barang berharga.
Melihat terjangan ombak yang tak berhenti dan korban terus berjatuhan, ia berkoordinasi dengan lurah, camat, Dinas Sosial, Tagana, dan pihak kepolisian. "Korban jiwa tidak ada, tetapi kerugian materiil diperkirakan ratusan juta," ujarnya.
Sementara, salah seorang saksi mata, Nurhayati (40), mengatakan, rumahnya yang berada di RT 5 RW 3 mengalami rusak berat akibat terjangan ombak. Saat kejadian, ia sedang memasak untuk makan malam keluarganya.
"Belum lagi kami makan, air sudah masuk ke rumah. Makanya kami semua keluar, karena warga ada yang berteriak kalau sudah banyak rumah yang hanyut dibawa ombak," ujarnya.
Selain menyelamatkan diri, ia beserta suami dan dua anaknya berusaha mengeluarkan barang berharga seperti kasur, pakaian, dokumen, dan barang lainnya. Setelah menitipkan barangnya itu ke teras tetangganya, ia berusaha menyelamatkan diri ke masjid.
"Malam itu semua orang berkumpul di masjid, tapi tidak ada korban jiwa akibat terjangan ombak ini," katanya.
(zik)