5 Bocah Yatim Piatu Sambung Hidup dengan Jual Sayur
A
A
A
POLMAN - Sungguh memperihatinkan hidup lima bocah yatim piatu di Polewali Mandar, Sulawesi Barat karena harus menyambung hidup menafkahi diri mereka dan neneknya yang renta dengan berjualan sayur keliling kampung.
Mereka berjualan sayur keliling kampung menggunakan gerobak yang didorong hingga berkilo-kilometer dari dusun mereka di Kanang, Desa Batetangga, Kecamatan Binuang.
Ironisnya dari dua dari lima bersaudara ini terpaksa putus sekolah lantaran ketiadaan biaya. Meski hidup susah namun ke lima bocah ini tetap bersemangat menjalani hidup.
Dari ke lima bocah malang ini Ardilla (11) yang merupakan anak ketiga setiap hari harus berangkat untuk memetik sayuran yang berada di kebun milik warga.
Ardilla ditemani adiknya yang masih kecil yakni Beby (8) juga membantu kakaknya memetik daun ubi dan sayuran lainya untuk dijual.
Sayuran yang dipetik ini sendiri dibeli dari pemilik kebun yang kemudian akan dijual lagi.
Dengan berbekal gerobak berukuran kecil Ardilla yang ditemani kakaknya Jelma (13) setiap harinya berjalan kaki sambil mendorong gerobak tersebut hingga berkilo-kilometer untuk menjual sayuran.
Warga sekitar kampung memang sejak dulu seringkali membeli sayuran yang dijual bocah yatim piatu yang malang ini.
Tak hanya kasihan melihat kondisinya namun sayuran yang dijual memang sangat murah yakni seribu rupiah satu ikat.
Kebanyakan warga mengaku sangat iba melihat anak-anak ini bahkan seorang warga mengaku pernah menemukan Ardilla dan kakaknya jatuh pingsan di jalan lantaran kelaparan.
Meski penghasilan dari jual sayuran yang didapat sehari tak lebih dari sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah namun mereka tetepa bersyukur.
Kehidupan lima bocah bersaudara ini memang sangat berat dimana kedua orangtuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan kerja di Kuala Lumpur, Malaysia, sedangkan ibunya meninggal lantaran sakit di Malaysia.
Sejak saat itu ke lima bocah malang ini terpaksa hidup bersama neneknya yang sudah renta di rumah milik keluarganya.
Terkadang kesedihan melanda bocah-bocah malang ini disaat merindukan sosok kedua orang tuanya.
Bahkan Hapis yang merupakan anak bungsu berusia 5 tahun kerap kali menangis lantaran rindu sosok ibunya yang wajahnya tak pernah dilihatnya sejak dilahirkan.
Untuk makan sehari hari kelima bocah malang ini harus pontang panting mencari nafkah tanpa rasa malu ataupun gengsi.
Bahkan keluarga malang ini seringkali tak makan lantaran tidak memilki beras untung saja sejumlah warga yang kasihan melihat kondisinya seringkali membantu memberikan beras.
Julia (13) yang merupakan anak kedua mengaku harus bekerja keluar kota untuk membantu meringakan beban hidup adik-adiknya.
Meski beban hidup yang dijalani sangat berat namun kelima bocah malang ini tetap bersabar dan berharap kelak nanti hidupnya jauh lebih baik.
Mereka berjualan sayur keliling kampung menggunakan gerobak yang didorong hingga berkilo-kilometer dari dusun mereka di Kanang, Desa Batetangga, Kecamatan Binuang.
Ironisnya dari dua dari lima bersaudara ini terpaksa putus sekolah lantaran ketiadaan biaya. Meski hidup susah namun ke lima bocah ini tetap bersemangat menjalani hidup.
Dari ke lima bocah malang ini Ardilla (11) yang merupakan anak ketiga setiap hari harus berangkat untuk memetik sayuran yang berada di kebun milik warga.
Ardilla ditemani adiknya yang masih kecil yakni Beby (8) juga membantu kakaknya memetik daun ubi dan sayuran lainya untuk dijual.
Sayuran yang dipetik ini sendiri dibeli dari pemilik kebun yang kemudian akan dijual lagi.
Dengan berbekal gerobak berukuran kecil Ardilla yang ditemani kakaknya Jelma (13) setiap harinya berjalan kaki sambil mendorong gerobak tersebut hingga berkilo-kilometer untuk menjual sayuran.
Warga sekitar kampung memang sejak dulu seringkali membeli sayuran yang dijual bocah yatim piatu yang malang ini.
Tak hanya kasihan melihat kondisinya namun sayuran yang dijual memang sangat murah yakni seribu rupiah satu ikat.
Kebanyakan warga mengaku sangat iba melihat anak-anak ini bahkan seorang warga mengaku pernah menemukan Ardilla dan kakaknya jatuh pingsan di jalan lantaran kelaparan.
Meski penghasilan dari jual sayuran yang didapat sehari tak lebih dari sepuluh ribu hingga dua puluh ribu rupiah namun mereka tetepa bersyukur.
Kehidupan lima bocah bersaudara ini memang sangat berat dimana kedua orangtuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan kerja di Kuala Lumpur, Malaysia, sedangkan ibunya meninggal lantaran sakit di Malaysia.
Sejak saat itu ke lima bocah malang ini terpaksa hidup bersama neneknya yang sudah renta di rumah milik keluarganya.
Terkadang kesedihan melanda bocah-bocah malang ini disaat merindukan sosok kedua orang tuanya.
Bahkan Hapis yang merupakan anak bungsu berusia 5 tahun kerap kali menangis lantaran rindu sosok ibunya yang wajahnya tak pernah dilihatnya sejak dilahirkan.
Untuk makan sehari hari kelima bocah malang ini harus pontang panting mencari nafkah tanpa rasa malu ataupun gengsi.
Bahkan keluarga malang ini seringkali tak makan lantaran tidak memilki beras untung saja sejumlah warga yang kasihan melihat kondisinya seringkali membantu memberikan beras.
Julia (13) yang merupakan anak kedua mengaku harus bekerja keluar kota untuk membantu meringakan beban hidup adik-adiknya.
Meski beban hidup yang dijalani sangat berat namun kelima bocah malang ini tetap bersabar dan berharap kelak nanti hidupnya jauh lebih baik.
(sms)