515 Warga Jatim Ikut Gafatar
515 Warga Jatim Ikut Gafatar
A
A
A
SURABAYA - Sebanyak 515 orang warga Jawa Timur menjadi pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Mereka akan dipulangkan bersama eks Gafatar lainnya. Dari jumlah tersebut, 88 orang berasal dari Surabaya.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, jumlah warga Jawa Timur yang bergabung Gafatar diketahui 315 orang bermukim di Mempawah, Kalimatan Barat. Juga tercatat ada 10 orang yang menikah dengan sesama Gafatar di Kalimantan.
"Untuk Kota Surabaya memang paling banyak yakni ada 88 orang yang bergabung dengan kelompok ini," kata Gus Ipul, Kamis (21/1/2016).
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, sebanyak 30 orang berasal dari Pasuruan, 21 orang dari Mojokerto, 21 orang dari Blitar, 19 orang dari Kediri, 17 orang dari Sidoarjo, 16 orang dari Jombang, dan 14 orang dari Gresik.
Ditambah lagi, 14 orang dari Malang, 14 orang dari Madiun, sembilan orang dari Ponorogo, sembilan orang dari Trenggalek, tujuh orang dari Magetan, tujuh orang dari Tuban, enam orang dari Probolinggo, tiga orang dari Pacitan, tiga orang dari Lamongan, dua orang dari Jember, satu orang dari Ngajuk, satu orang dari Ngawi, dan dari Kota Mojokerto 21 orang.
Gus Ipul juga mengatakan, sepulang dari Kalimantan Barat, para eks Gafatar ini akan didata dan ditampung untuk selanjutnya dilakukan pembinaan. Kemudian, setelah pembinaan akan dikirim ke kabupaten/kota masing-masing
"Yang pasti kita tidak ada penampungan. Kita akan kembalikan ke daerah masing-masing paling lama empat hari," tandasnya.
Tim yang diberikan tugas pembinaan adalah dua ormas Islam yakni NU dan Muhammadiyah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Kanwil Kemenag Jawa Timur.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengatakan, jumlah warga Jawa Timur yang bergabung Gafatar diketahui 315 orang bermukim di Mempawah, Kalimatan Barat. Juga tercatat ada 10 orang yang menikah dengan sesama Gafatar di Kalimantan.
"Untuk Kota Surabaya memang paling banyak yakni ada 88 orang yang bergabung dengan kelompok ini," kata Gus Ipul, Kamis (21/1/2016).
Ia menjelaskan, berdasarkan data yang ada, sebanyak 30 orang berasal dari Pasuruan, 21 orang dari Mojokerto, 21 orang dari Blitar, 19 orang dari Kediri, 17 orang dari Sidoarjo, 16 orang dari Jombang, dan 14 orang dari Gresik.
Ditambah lagi, 14 orang dari Malang, 14 orang dari Madiun, sembilan orang dari Ponorogo, sembilan orang dari Trenggalek, tujuh orang dari Magetan, tujuh orang dari Tuban, enam orang dari Probolinggo, tiga orang dari Pacitan, tiga orang dari Lamongan, dua orang dari Jember, satu orang dari Ngajuk, satu orang dari Ngawi, dan dari Kota Mojokerto 21 orang.
Gus Ipul juga mengatakan, sepulang dari Kalimantan Barat, para eks Gafatar ini akan didata dan ditampung untuk selanjutnya dilakukan pembinaan. Kemudian, setelah pembinaan akan dikirim ke kabupaten/kota masing-masing
"Yang pasti kita tidak ada penampungan. Kita akan kembalikan ke daerah masing-masing paling lama empat hari," tandasnya.
Tim yang diberikan tugas pembinaan adalah dua ormas Islam yakni NU dan Muhammadiyah bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Kanwil Kemenag Jawa Timur.
(zik)
Explore More