MUI Jabar Minta Aparat Usut Aliran Dana Gafatar
A
A
A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat meminta aparat pemerintah mengusut aliran dana ormas Gafatar. Karena sejak kemunculannya di Jawa Barat pada 2013, Gafatar sering melakukan berbagai kegiatan sosial.
Kegiatan yang digelar misalnya pembagian sembako, pengobatan gratis, hingga penyuluhan pertanian.
"Kegiatan-kegiatan seperti itu kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kita saja kalau mau melaksanakan kegiatan, misalnya sunatan massal, kita hitung-hitung dulu. Kalau mereka bisa banyak pesertanya," jelas Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, Rabu (20/1/2016).
Dia pun berharap pemerintah, polisi, dan pihak terkait segera mengusut aliran dana Gafatar dan melakukan penindakan.
"Melihat fenomena yang ada, mestinya aparat cepat bertindak, dari mana ini biaya mereka," tandas Rafani.
Rafani Achyar, heran dengan berbagai kegiatan yang dilakukan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Sebab mereka bisa menggelar kegiatan yang menghabiskan anggaran cukup besar.
Hingga kini, pihaknya belum menemukan informasi dari mana kucuran dana yang didapat Gafatar. Penelusuran pun terus dilakukan. "Kita sampai sekarang belum menemukan (sumber dana Gafatar) itu," ujar Rafani.
Hal itu diduga jadi sarana pengikut Gafatar untuk menyebarkan pahamnya sekaligus merekrut anggota baru.
Kegiatan yang digelar misalnya pembagian sembako, pengobatan gratis, hingga penyuluhan pertanian.
"Kegiatan-kegiatan seperti itu kan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Kita saja kalau mau melaksanakan kegiatan, misalnya sunatan massal, kita hitung-hitung dulu. Kalau mereka bisa banyak pesertanya," jelas Sekretaris Umum MUI Jawa Barat, Rafani Achyar, Rabu (20/1/2016).
Dia pun berharap pemerintah, polisi, dan pihak terkait segera mengusut aliran dana Gafatar dan melakukan penindakan.
"Melihat fenomena yang ada, mestinya aparat cepat bertindak, dari mana ini biaya mereka," tandas Rafani.
Rafani Achyar, heran dengan berbagai kegiatan yang dilakukan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Sebab mereka bisa menggelar kegiatan yang menghabiskan anggaran cukup besar.
Hingga kini, pihaknya belum menemukan informasi dari mana kucuran dana yang didapat Gafatar. Penelusuran pun terus dilakukan. "Kita sampai sekarang belum menemukan (sumber dana Gafatar) itu," ujar Rafani.
Hal itu diduga jadi sarana pengikut Gafatar untuk menyebarkan pahamnya sekaligus merekrut anggota baru.
(sms)