MEA, Tenaga Kerja Asing Bakal Serbu Karawang
A
A
A
KARAWANG - Dengan diberlakukan Mayarakat Ekonomi Asean (MEA), Kabupaten Karawang diperkirakan bakal semakin diserbu tenaga kerja asing (TKA).
Pasalnya, sebelum diberlakukan MEA saja, setiap tahun terjadi kenaikan TKA di Karawang. Kebanyakan TKA ini bekerja disektor manufaktur sebagai tenaga ahli manufaktur.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang Ahmad Suroto, mengaku sulit menghindari serbuan tenaga kerja asing.
Apalagi Karawang sebagai kota industri akan menjadi tempat mengadu nasib para pekerja asing. "Kami prediksikan memang akan meningkat. Mungkin bisa saja nanti ada tenaga ahli asing di bidang lain selain manufaktur seperti jurnalis misalnya," kata Suroto.
Suroto mengaku, peningkatan jumlah tenaga kerja asing sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Setiap tahun peningkatan tersebut diperkirakan mencapai sekitar 200 orang pekerja asing , yang didominasi tenaga ahli manufaktur.
"Dengan diberlakukan MEA pasti peningkatan akan terjadi lebih dari tahun lalu, sebelum diberlakukan MEA. Berdasarkan catatan Disnakertrans Tahun 2014 jumlah tenaga kerja asing mencapai 2147 orang. Sedangkan tahun 2015 naik menjadi 2306 tenaga kerja asing," katanya.
Selan tenaga kerja asing bidang manukfaktur, sambung Suroto, ada beberapa tenaga ahli asing di bidang lain, misalnya guru atau pengajar. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak di bidang manufaktur.
"Seperti di SMK Texmaco, pengajarnya ada yang dari India. Begitu juga di sekolah internasional di Rengasdengklok," katanya.
Pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir dengan diberlakukannya MEA. Sebab, menurut Suroto, dibeberapa sektor SDM Karawang justru unggul.
"Kita gak usah khawatir. Di sektor seperti energi, tambang, dan perhotelan kita termasuk unggul," katanya.
Sedangkan untuk mengantisipasi serbuan tenaga kerja asing secara ilegal, pihaknya telah bekerja sama dengan imigrasi untuk melakukan pengawasan.
Pengawasan tersebut juga melibatkan instansi lain seperti kejaksaan, kesbangpolinmas, dan lainnya. "Bersama-sama dengan imigrasi dan istansi lain kami sudah sepakat menerapkan program pengendalian dan pengawasan orang asing," katanya.
Pasalnya, sebelum diberlakukan MEA saja, setiap tahun terjadi kenaikan TKA di Karawang. Kebanyakan TKA ini bekerja disektor manufaktur sebagai tenaga ahli manufaktur.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Karawang Ahmad Suroto, mengaku sulit menghindari serbuan tenaga kerja asing.
Apalagi Karawang sebagai kota industri akan menjadi tempat mengadu nasib para pekerja asing. "Kami prediksikan memang akan meningkat. Mungkin bisa saja nanti ada tenaga ahli asing di bidang lain selain manufaktur seperti jurnalis misalnya," kata Suroto.
Suroto mengaku, peningkatan jumlah tenaga kerja asing sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Setiap tahun peningkatan tersebut diperkirakan mencapai sekitar 200 orang pekerja asing , yang didominasi tenaga ahli manufaktur.
"Dengan diberlakukan MEA pasti peningkatan akan terjadi lebih dari tahun lalu, sebelum diberlakukan MEA. Berdasarkan catatan Disnakertrans Tahun 2014 jumlah tenaga kerja asing mencapai 2147 orang. Sedangkan tahun 2015 naik menjadi 2306 tenaga kerja asing," katanya.
Selan tenaga kerja asing bidang manukfaktur, sambung Suroto, ada beberapa tenaga ahli asing di bidang lain, misalnya guru atau pengajar. Hanya saja, jumlahnya tidak sebanyak di bidang manufaktur.
"Seperti di SMK Texmaco, pengajarnya ada yang dari India. Begitu juga di sekolah internasional di Rengasdengklok," katanya.
Pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir dengan diberlakukannya MEA. Sebab, menurut Suroto, dibeberapa sektor SDM Karawang justru unggul.
"Kita gak usah khawatir. Di sektor seperti energi, tambang, dan perhotelan kita termasuk unggul," katanya.
Sedangkan untuk mengantisipasi serbuan tenaga kerja asing secara ilegal, pihaknya telah bekerja sama dengan imigrasi untuk melakukan pengawasan.
Pengawasan tersebut juga melibatkan instansi lain seperti kejaksaan, kesbangpolinmas, dan lainnya. "Bersama-sama dengan imigrasi dan istansi lain kami sudah sepakat menerapkan program pengendalian dan pengawasan orang asing," katanya.
(nag)