Rumah Ini Pernah Jadi Markas Gafatar
A
A
A
SEMARANG - Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diduga juga melakukan kegiatan di Kota Semarang. Ormas ini pernah bermarkas di Jalan Karanggawang RT 02/RW 06, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Ada sebuah rumah cukup besar dua lantai yang dikontrak. Ketua RT setempat, Suhartono, mengatakan penyewanya adalah dua laki-laki muda, pada tahun 2015.
"Banyak kegiatan sosial, tanam polybag, pengobatan gratis. Puasa tahun kemarin juga ada nonton bareng layar tancap film Soekarno," kata Suhartono, Selasa (12/1/2016).
Soal identitas pengontrak, Suhartono mengaku tidak ingat betul. Namun, asalnya dari Solo. Rumah itu juga menjadi Kantor Nusantara Property dengan penyewa yang sama. Namun, akhir Desember lalu, penghuni rumah sudah pergi pindah.
"Perginya ke mana, tidak tahu," kata Suhartono.
Rumah bercat abu-abu itu memang sekarang sudah sepi. Di sekitarnya adalah lahan kosong. Di dalamnya, ada beberapa ruangan. Tulisannya ada ruang rapat hingga ruang administrasi. Sebuah spanduk bertuliskan Gafatar, Gerakan Fajar Nusantara, juga ada di sana.
Aan, warga sekitar, mengatakan tak tahu pasti apa kegiatan ormas itu. "Bisa ngontrak di situ beruntung, karena kanan kirinya kosong. Karena sekali kegiatan, banyak sekali mobil parkir. Biasanya nginap dua sampai tiga hari, terus pergi lagi," katanya.
Sebenarnya, sebut dia, warga tidak curiga dengan kegiatan ormas itu. Namun, setelah ramai di media mengenai orang-orang yang hilang terkait Gafatar, Aan menyebut kegiatan di rumah itu semakin berkurang.
"Dua mingu lalu masih ada kegiatan. Setelah ramai Yogya (dr Rica), sudah tidak ada lagi kegiatan," ucapnya.
Di rumah itu hanya tertinggal sejumlah barang. Selain spanduk Gafatar, ada kasur, kursi plastik, mukena, rak, dan buku, termasuk barang lainnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Pusat Informasi dan Data (PID) Bidang Humas Polda Jawa Tengah AKBP M Iqbal mengatakan, hingga Selasa siang, belum menerima laporan soal hilangnya PNS di Purbalingga maupun Banyumas.
"Kami mengimbau agar cepat lapor (jika ada yang kehilangan). Biar cepat ditindaklanjuti. Kami punya alat untuk itu (mencari)," kata Iqbal saat ditemui KORAN SINDO di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (12/1/2016).
Ada sebuah rumah cukup besar dua lantai yang dikontrak. Ketua RT setempat, Suhartono, mengatakan penyewanya adalah dua laki-laki muda, pada tahun 2015.
"Banyak kegiatan sosial, tanam polybag, pengobatan gratis. Puasa tahun kemarin juga ada nonton bareng layar tancap film Soekarno," kata Suhartono, Selasa (12/1/2016).
Soal identitas pengontrak, Suhartono mengaku tidak ingat betul. Namun, asalnya dari Solo. Rumah itu juga menjadi Kantor Nusantara Property dengan penyewa yang sama. Namun, akhir Desember lalu, penghuni rumah sudah pergi pindah.
"Perginya ke mana, tidak tahu," kata Suhartono.
Rumah bercat abu-abu itu memang sekarang sudah sepi. Di sekitarnya adalah lahan kosong. Di dalamnya, ada beberapa ruangan. Tulisannya ada ruang rapat hingga ruang administrasi. Sebuah spanduk bertuliskan Gafatar, Gerakan Fajar Nusantara, juga ada di sana.
Aan, warga sekitar, mengatakan tak tahu pasti apa kegiatan ormas itu. "Bisa ngontrak di situ beruntung, karena kanan kirinya kosong. Karena sekali kegiatan, banyak sekali mobil parkir. Biasanya nginap dua sampai tiga hari, terus pergi lagi," katanya.
Sebenarnya, sebut dia, warga tidak curiga dengan kegiatan ormas itu. Namun, setelah ramai di media mengenai orang-orang yang hilang terkait Gafatar, Aan menyebut kegiatan di rumah itu semakin berkurang.
"Dua mingu lalu masih ada kegiatan. Setelah ramai Yogya (dr Rica), sudah tidak ada lagi kegiatan," ucapnya.
Di rumah itu hanya tertinggal sejumlah barang. Selain spanduk Gafatar, ada kasur, kursi plastik, mukena, rak, dan buku, termasuk barang lainnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Pusat Informasi dan Data (PID) Bidang Humas Polda Jawa Tengah AKBP M Iqbal mengatakan, hingga Selasa siang, belum menerima laporan soal hilangnya PNS di Purbalingga maupun Banyumas.
"Kami mengimbau agar cepat lapor (jika ada yang kehilangan). Biar cepat ditindaklanjuti. Kami punya alat untuk itu (mencari)," kata Iqbal saat ditemui KORAN SINDO di Mapolda Jawa Tengah, Selasa (12/1/2016).
(zik)