Sabda Perdana Paku Alam X
A
A
A
YOGYAKARTA - Kanjeng Bendara Pangeran Haryo (KBPH) Prabu Suryodilogo resmi menjadi Adipati Paku Alam X dalam prosesi Jumeneng Dalem Paku Alam X di Bangsal Sewatama Kadipaten Puro Pakualaman, Kamis (7/1). Dia menyandang gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam X.
Dalam sabda pertamanya, KGPAA PA X mengatakan, takhta yang disandangnya adalah amanah sebagai pengemban kebudayaan leluhur Mataram. Dengan tetap mengemban amanat itu, kebudayaan Mataram akan tetap ada dan lestari.
Dia mengakui, amanat yang dipikulnya berat. "Pengemban kebudayaan tidaklah mudah di era perkembangan zaman sekarang ini," katanya dalam sabda pertamanya saat Jumeneng Dalem PA X.
Tugas tersebut berat karena saat ini perubahan bisa sangat cepat terjadi. Di sisi lain, kebudayaan tidak hanya proses berkesenian saja melainkan elemen kompleks dalam sebuah tata peradaban masyarakat.
"Saya akan mengalami kesulitan berada dalam tarik menarik antara tradisi dan inovasi dalam berkebudayaan," ujar pria bernama lahir BRM Wijoseno Hario Bimo.
Paku Alam X mengungkapkan, proses-proses ke depan merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam mengemban tugas. "Proses kreasi dan inovasi akan terus ada terutama dalam masa perubahan," imbuhnya.
Paku Alam X berharap peran serta aktif dari masyarakat untuk membantu tugas sebagai pengemban kebudayaan. Dia juga berjanji untuk bekerja sekuat tenaga untuk memenuhi harapan besar yang disematkan padanya.
"Saya harapkan peran serta warga Yogyakarta dan keluarga besar Pakualaman dalam membantu tugas sebagai pengemban kebudayaan," ungkapnya.
Dalam sabda pertamanya, KGPAA PA X mengatakan, takhta yang disandangnya adalah amanah sebagai pengemban kebudayaan leluhur Mataram. Dengan tetap mengemban amanat itu, kebudayaan Mataram akan tetap ada dan lestari.
Dia mengakui, amanat yang dipikulnya berat. "Pengemban kebudayaan tidaklah mudah di era perkembangan zaman sekarang ini," katanya dalam sabda pertamanya saat Jumeneng Dalem PA X.
Tugas tersebut berat karena saat ini perubahan bisa sangat cepat terjadi. Di sisi lain, kebudayaan tidak hanya proses berkesenian saja melainkan elemen kompleks dalam sebuah tata peradaban masyarakat.
"Saya akan mengalami kesulitan berada dalam tarik menarik antara tradisi dan inovasi dalam berkebudayaan," ujar pria bernama lahir BRM Wijoseno Hario Bimo.
Paku Alam X mengungkapkan, proses-proses ke depan merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam mengemban tugas. "Proses kreasi dan inovasi akan terus ada terutama dalam masa perubahan," imbuhnya.
Paku Alam X berharap peran serta aktif dari masyarakat untuk membantu tugas sebagai pengemban kebudayaan. Dia juga berjanji untuk bekerja sekuat tenaga untuk memenuhi harapan besar yang disematkan padanya.
"Saya harapkan peran serta warga Yogyakarta dan keluarga besar Pakualaman dalam membantu tugas sebagai pengemban kebudayaan," ungkapnya.
(sms)