Polres Wonogiri Razia Terompet Berbahan Sampul Alquran

Selasa, 29 Desember 2015 - 08:22 WIB
Polres Wonogiri Razia Terompet Berbahan Sampul Alquran
Polres Wonogiri Razia Terompet Berbahan Sampul Alquran
A A A
WONOGIRI - Mencuatnya kasus terompet asal Wonogiri berbahan sampul Alquran, menjadi topik utama hampir semua postingan di media sosial seperti Facebook, BBM, whatsaps, dan Twitter. Bahkan dalam akun WA komunitas Muslim, telah mengunggah aktivitas polisi menyita barang bukti 2 ton sampul Alqur’an dari pengrajin terompet di Wonogiri.

Namun Kapolres Wonogiri, AKBP Windro Akbar Panggabean, ketika dikonfirmasi Sindonews, Selasa (29/12/2015), membantah soal penyitaan barang bukti bahan terompet tersebut.

“Tunggu sampai besok kami akan memberikan keterangan, karena saat ini kita baru sebatas mengamankan pelaku dan barang bukti yang diduga terkait dengan pembuatan terompet tersebut,” tegas Kapolres. Menurut Windro, kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi.

Sementara itu, jajaran Polres Wonogiri, sejak mencuatnya kasus terompet berbahan kertas bekas Alquran itu, langsung menggelar razia secara serentak di seluruh wilayah Wonogiri.

Sasarannya adalah para pedagang terompet yang telah mempersiapkan penyambutan tahun baru di lokasi pasar, swalayan, kaki lima, dan lokasi penjualan terompet.

Namun dalam razia ini, polisi tidak menemukan terompet berbahan kertas bekas Alquran sebagaimana gencar diberitakan media masa.

Para pedagang terompet, yang kebanyakan juga pengrajin, mengakui adanya terompet berbahan baku kertas bekas Alquran. Tetapi kasus tersebut terjadi tahun lalu dan sudah ditangani polisi.

“Kalau sekarang kita pilih-pilih bahan jika hendak memproduksi terompet. Tidak mungkin menggunakan kertas bekas Alquran,” ungkap Parmo, pedagang sekaligus pengrajin terompet asal Kecamatan Bulukerto.

Kasus terompet dari kertas Alqur’an yang dituding berasal dari Wonogiri tersebut, telah menjadi berita di sejumlah wilayah di tanah air.

Di Kabupaten Wonogiri sendiri, khususnya di Kecamatan Bulukerto, sedikitnya terdapat lima ratus lebih pengrajin terompet berbagai bentuk, jenis dan ukuran.

Dengan komoditas terompet dan juga mainan, penduduk kecamatan bulukerto sering menjalani kehidupan sebagai urban musiman, yakni merantau ke berbagai kota di Indonesia, untuk berjualan terompet atau berdagang mainan anak-anak.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6204 seconds (0.1#10.140)