Margareta Tidak Tahu Angeline Dikubur di Belakang Rumahnya
A
A
A
DENPASAR - Terdakwa Margriet Christina Megawe (Margareta) mengaku tidak mengetahui Engeline Margriet Megawe (Angeline) dimakamkan di rumahnya di Jalan Sedap Malam, No 26 Denpasar, Bali.
"Saya tidak tahu anak saya dikuburkan di mana. Saat anak saya ditemukan, saya dan dua orang anak saya ini mau lihat mayat Angeline, dan di sana kita tidak boleh nengok. Mau lihat ke rumah atau ke rumah sakit juga tidak boleh. Dari ditemukanya Angeline sampai dia dikubur saya tidak tahu. Padahal itu anak saya," ungkap Margareta sambil menangis di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin (28/12/2015).
Dia mengatakan, sebelum Angeline hilang sudah mempersiapkan ulang tahun korban.
"Kenapa saya nangis hari ini, saya ingin melihat anak saya tapi tidak diizinkan. Kami dikurung di sana selama tiga hari, ruangnya dikunci. Kalau ditanya kenapa, tanyakan kepada polisi," jelasnya.
"Saat ini orang-orang bertanya kalau sayang kok tidak pernah jenguk ke kuburannya. Di saat itu klien kami dianggap sebagai enemy. Emang kalau sampai Banyuwangi ada jaminan kalau ibu ini tidak dibunuh," kata Jefry Kam, kuasa hukum Margareta.
Dia juga mengatakan, Angeline dirawat oleh Margareta sejak umur tiga hari hingga umur 8 tahun. "Sekarang ibu mana yang tidak sedih kalau anaknya tidak ada," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat Yvonne Caroline Megawe, anak kandung Margareta, menceritakan tentang kehidupan Angeline, Margareta tidak henti-hentinya menangis. Hal ini membuat kuasa hukumnya bersitegang dengan majelis hakim.
"Saya tidak tahu anak saya dikuburkan di mana. Saat anak saya ditemukan, saya dan dua orang anak saya ini mau lihat mayat Angeline, dan di sana kita tidak boleh nengok. Mau lihat ke rumah atau ke rumah sakit juga tidak boleh. Dari ditemukanya Angeline sampai dia dikubur saya tidak tahu. Padahal itu anak saya," ungkap Margareta sambil menangis di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin (28/12/2015).
Dia mengatakan, sebelum Angeline hilang sudah mempersiapkan ulang tahun korban.
"Kenapa saya nangis hari ini, saya ingin melihat anak saya tapi tidak diizinkan. Kami dikurung di sana selama tiga hari, ruangnya dikunci. Kalau ditanya kenapa, tanyakan kepada polisi," jelasnya.
"Saat ini orang-orang bertanya kalau sayang kok tidak pernah jenguk ke kuburannya. Di saat itu klien kami dianggap sebagai enemy. Emang kalau sampai Banyuwangi ada jaminan kalau ibu ini tidak dibunuh," kata Jefry Kam, kuasa hukum Margareta.
Dia juga mengatakan, Angeline dirawat oleh Margareta sejak umur tiga hari hingga umur 8 tahun. "Sekarang ibu mana yang tidak sedih kalau anaknya tidak ada," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat Yvonne Caroline Megawe, anak kandung Margareta, menceritakan tentang kehidupan Angeline, Margareta tidak henti-hentinya menangis. Hal ini membuat kuasa hukumnya bersitegang dengan majelis hakim.
(zik)