Hujan Abu Vulkanik Bromo Guyur Probolinggo dan Malang
A
A
A
MALANG - Abu vulkanik Gunung Bromo, mulai menyelimuti beberapa desa di Kabupaten Malang. Meski statusnya masih siaga, tetapi peningkatan aktivitas vulkanik dalam beberapa hari terakhir, dampaknya sudah dirasakan masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berpemandangan alam eksotis tersebut.
Desa-desa di sekitaran Gunung Bromo, yang mulai mengalami hujan abu vulkanik, di antaranya Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sementara, di wilayah Kabupaten Malang, abu vulkanik mulai mengguyur wilayah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo.
Kepala Sub Seksi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang, Mudji Utomo menyebutkan, hujan abu vulkanik mulai dirasakan masyarakat Desa Ngadas, pada hari Minggu malam 6 Desember.
"Hujan abu vulkanik, masih tipis, dan belum mengganggu aktivitas masyarakat. Abu vulkanik, sudah masuk ke permukiman penduduk, dan lahan pertanian," ujarnya.
Dia mengaku, telah membagikan masker ke penduduk desa. Sehingga apa bila setiap saat terjadi hujan abu pekat, masker bisa langsung digunakan untuk melindungi diri. Tercatat ada sebanyak 5.000 masker dibagikan di Desa Ngadas.
Selain itu, pembagian masker juga dilakukan di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Ada sebanyak 2.000 masker yang telah dibagikan di desa tersebut.
PMI Kabupaten Malang, menyiapkan 50.000 masker, untuk siaga menghadapi bencana letusan Gunung Bromo ini. Mereka juga menyiagakan 65 personel, dan dapur umum yang mampu melayani 3.000 pengungsi.
Tercatat ada empat desa di wilayah Kabupaten Malang, yang rawan terdampak bahaya bencana letusan Gunung Bromo.
Yakni Desa Duwet, Kecamatan Tumpang; Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo; Desa Kemiri, dan Desa Taji di Kecamatan Jabung.
Hujan abu vulkanik tipis, juga mulai dirasakan masyarakat Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
"Hujan abu di wikayah kami, masih terjadi tipis, dan melanda kawasan ladang milik masyarakat, belum masuk permukiman penduduk," ujar Camat Sukapura, Bambang Julius Wijanarko.
Hujan abu vulkanik ini, menurut laporan warga yang diterimanya, mulai terjadi pada hari Minggu malam 6 Desember.
Untuk sementara, hujan abu vulkanik ini belum mengganggu tanaman pertanian, yang didominasi tanaman kentang dan wortel.
Tetapi, apabila hujan abu ini terjadi terus-menerus, dukawatirkan akan merusak tanaman pertanian tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Ahmad Subhan menyebutkan, saat ini tinggi kepulan asap kelabu kecokelatan yang keluar dari kawah, mengalami peningkatan.
Apabila sebelumnya hanya mencapai antara 100-200 meter dari bibir kawah, sekarang sudah mencapai antara 200-400 meter dari bibir kawah.
Suara gemuruh dari dalam kawah, masih terus terdengar hingga ke pos pengamatan. "Untuk pantauan gempa tremor.
Mencapai antara 3-16 milimeter (mm), tetapi dominan pada angka 6 mm. Masyarakat diminta tidak mendekat ke kawasan kaldera, karena bahaya hujan abu material vulkanik, dan lontaran batu pijar yang dapat terjadi setiap saat," tandasnya.
Desa-desa di sekitaran Gunung Bromo, yang mulai mengalami hujan abu vulkanik, di antaranya Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sementara, di wilayah Kabupaten Malang, abu vulkanik mulai mengguyur wilayah Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo.
Kepala Sub Seksi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang, Mudji Utomo menyebutkan, hujan abu vulkanik mulai dirasakan masyarakat Desa Ngadas, pada hari Minggu malam 6 Desember.
"Hujan abu vulkanik, masih tipis, dan belum mengganggu aktivitas masyarakat. Abu vulkanik, sudah masuk ke permukiman penduduk, dan lahan pertanian," ujarnya.
Dia mengaku, telah membagikan masker ke penduduk desa. Sehingga apa bila setiap saat terjadi hujan abu pekat, masker bisa langsung digunakan untuk melindungi diri. Tercatat ada sebanyak 5.000 masker dibagikan di Desa Ngadas.
Selain itu, pembagian masker juga dilakukan di Desa Taji, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Ada sebanyak 2.000 masker yang telah dibagikan di desa tersebut.
PMI Kabupaten Malang, menyiapkan 50.000 masker, untuk siaga menghadapi bencana letusan Gunung Bromo ini. Mereka juga menyiagakan 65 personel, dan dapur umum yang mampu melayani 3.000 pengungsi.
Tercatat ada empat desa di wilayah Kabupaten Malang, yang rawan terdampak bahaya bencana letusan Gunung Bromo.
Yakni Desa Duwet, Kecamatan Tumpang; Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo; Desa Kemiri, dan Desa Taji di Kecamatan Jabung.
Hujan abu vulkanik tipis, juga mulai dirasakan masyarakat Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
"Hujan abu di wikayah kami, masih terjadi tipis, dan melanda kawasan ladang milik masyarakat, belum masuk permukiman penduduk," ujar Camat Sukapura, Bambang Julius Wijanarko.
Hujan abu vulkanik ini, menurut laporan warga yang diterimanya, mulai terjadi pada hari Minggu malam 6 Desember.
Untuk sementara, hujan abu vulkanik ini belum mengganggu tanaman pertanian, yang didominasi tanaman kentang dan wortel.
Tetapi, apabila hujan abu ini terjadi terus-menerus, dukawatirkan akan merusak tanaman pertanian tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Ahmad Subhan menyebutkan, saat ini tinggi kepulan asap kelabu kecokelatan yang keluar dari kawah, mengalami peningkatan.
Apabila sebelumnya hanya mencapai antara 100-200 meter dari bibir kawah, sekarang sudah mencapai antara 200-400 meter dari bibir kawah.
Suara gemuruh dari dalam kawah, masih terus terdengar hingga ke pos pengamatan. "Untuk pantauan gempa tremor.
Mencapai antara 3-16 milimeter (mm), tetapi dominan pada angka 6 mm. Masyarakat diminta tidak mendekat ke kawasan kaldera, karena bahaya hujan abu material vulkanik, dan lontaran batu pijar yang dapat terjadi setiap saat," tandasnya.
(sms)