117 Santri di Sumsel Raih Beasiswa Jadi Dokter
A
A
A
PALEMBANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) memberikan peluang kepada para santri untuk menjadi dokter melalui Program Santri Jadi Dokter (PSJD).
"Sampai sekarang penerima beasiswa ini berjumlah 117 orang untuk program studi Pendidikan Dokter, Keperawatan, dan Farmasi," kata Kadis Pendidikan Pemprov Sumsel Drs Widodo, Selasa (24/11/2015).
Dijelaskan dia, program Santri Jadi Dokter telah dimulai sejak tahun 2006 saat Alex Noerdin masih menjadi Bupati Musi Bayuasin. Setelah jadi gubernur, program ini dilanjutkan di tingkat provinsi tahun 2008.
Pemberian beasiswa dilakukan melalui sebuah seleksi ketat. Para santri akan dididik menjadi dokter dan tenaga medis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai mitra perguruan tinggi.
"Setiap tahun kami mengirimkan 10-20 santri untuk Jurusan Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Pendidikan Dokter," tegasnya.
Program ini diharapkan mampu memberikan peluang bagi para santri di Sumatera Selatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Merujuk kepada data Kementerian Agama, saat ini terdapat 204 Madrasah Aliyah dan 362 pondok pesantren.
Beberapa prasyarat untuk mendapatkan beasiswa tersebut antara lain lulusan MAN/MA atau pesantren jurusan IPA dengan peringkat 10 besar sejak kelas X sampai XII.
Prestasi belajar Kelas XII minimal 7 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia. Terakhir, mampu membaca dan menulis huruf Arab, dan hafal Alquran Juz 30 (Juz Amma).
“Persyaratan tersebut membantu kami untuk memilih peserta yang memang benar-benar memiliki kemampuan dan juga memiliki akhlak, serta pengetahuan agama yang memadai. Peserta beasiswa lebih banyak dari keluarga tidak mampu,” imbuhnya.
Melalui program PSJD, Pemprov Sumsel sudah berhasil mendidik 117 santri untuk menjadi dokter dan tenaga medis. Sebanyak 21 orang dinyatakan telah lulus masa pendidikan.
“Nantinya mereka akan ditempatkan kembali di Sumsel, meskipun ada sebagian yang memilih mengajar. Upaya ini juga diharapkan mendukung penyediaan satu dokter satu kecamatan,” imbuhnya.
"Sampai sekarang penerima beasiswa ini berjumlah 117 orang untuk program studi Pendidikan Dokter, Keperawatan, dan Farmasi," kata Kadis Pendidikan Pemprov Sumsel Drs Widodo, Selasa (24/11/2015).
Dijelaskan dia, program Santri Jadi Dokter telah dimulai sejak tahun 2006 saat Alex Noerdin masih menjadi Bupati Musi Bayuasin. Setelah jadi gubernur, program ini dilanjutkan di tingkat provinsi tahun 2008.
Pemberian beasiswa dilakukan melalui sebuah seleksi ketat. Para santri akan dididik menjadi dokter dan tenaga medis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai mitra perguruan tinggi.
"Setiap tahun kami mengirimkan 10-20 santri untuk Jurusan Kesehatan Masyarakat, Farmasi, dan Pendidikan Dokter," tegasnya.
Program ini diharapkan mampu memberikan peluang bagi para santri di Sumatera Selatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Merujuk kepada data Kementerian Agama, saat ini terdapat 204 Madrasah Aliyah dan 362 pondok pesantren.
Beberapa prasyarat untuk mendapatkan beasiswa tersebut antara lain lulusan MAN/MA atau pesantren jurusan IPA dengan peringkat 10 besar sejak kelas X sampai XII.
Prestasi belajar Kelas XII minimal 7 untuk mata pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Fisika dan Kimia. Terakhir, mampu membaca dan menulis huruf Arab, dan hafal Alquran Juz 30 (Juz Amma).
“Persyaratan tersebut membantu kami untuk memilih peserta yang memang benar-benar memiliki kemampuan dan juga memiliki akhlak, serta pengetahuan agama yang memadai. Peserta beasiswa lebih banyak dari keluarga tidak mampu,” imbuhnya.
Melalui program PSJD, Pemprov Sumsel sudah berhasil mendidik 117 santri untuk menjadi dokter dan tenaga medis. Sebanyak 21 orang dinyatakan telah lulus masa pendidikan.
“Nantinya mereka akan ditempatkan kembali di Sumsel, meskipun ada sebagian yang memilih mengajar. Upaya ini juga diharapkan mendukung penyediaan satu dokter satu kecamatan,” imbuhnya.
(san)