Ini Awal Mula Gembong Narkoba Diringkus di Bandara Soetta

Ini Awal Mula Gembong Narkoba Diringkus di Bandara Soetta
A
A
A
JAKARTA - Kasus penangkapan dua gembong narkoba jaringan internasional berawal adanya informasi transaksi narkoba di area parkir Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) pada Selasa 10 November 2015. Setelah melakukan penelusuran, polisi akhirnya meringkus tersangka berinisial NR (36).
"Saat pelaku digeledah, petugas menemukan 50 butir ekstasi dan tiga strip H5 (happy fine). Selanjutnya, petugas mengembangkan ke rumah NR di kawasan Grogol dan menggeledah rumahnya, hingga di dapatkan 42 burir ekatasi dan dua gram sabu," jelas Kapolres Bandara Soekarno-Hatta AKBP Roycke Langie di Tangerang, Selasa (17/11/2015).
Kemudian, sambung dia, pada Rabu 11 November, tersangka NR dihubungi oleh seseorang berinisial SM untuk menerima paket 300 butir ekstasi dari tersangka SD di SPBU Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Akhirnya petugas ke lokasi tersebut untuk memancing tersangka.
"Saat tersangka tiba sekitar pukul 15.00 WIB, dia langsung dibekuk. Petugas juga mengamankan barang bukti 300 ekstasi yang dikemas dalam kardus susu bayi," ungkapnya.
Dari penangkapan terangka SD, didapat informasi bahwa dia menyimpan narkotika lainnya di sebuah tempat indekos di Grogol, Jakarta Barat. Setelah ditelusuri, petugas akhirnya mendapat seluruh narkoba yang disimpan para tersangka dan menyitanya.
Kasat Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Martua Raja Taripar Laut Silitonga mengatakan, total barang bukti narokita yang disita sebesar Rp39,5 miliar. Tempat narkotika tersebut dijual tergantung dari permintaan.
"Kita masih telusuri kasus ini. Sementara tersangka NR diduga berperan sebagai kurir, sedangkan SD pengedar, jika melihat dari jumlah narkoba yang dia simpan. Satu pelaku penghubung kedua tersangka ini juga masih DPO," jelasnya.
Kedua tersangka dijerat Pasal 112 ayat 2 jo Pasal 132 UU No 35/2009 tentang Narkotika dan Pasal 62 subsider Pasal 60 ayat 3 jo Pasal 71 ayat 1 UU No 5/1997 tentang psikotropika serta Pasal 197 subsider Pasal 196 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan.
"Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun, seumur hidup hingga hukuman mati," tukasnya.
PILIHAN:
Banjir, Begini Kondisi Kampung Pulo Sore Ini
"Saat pelaku digeledah, petugas menemukan 50 butir ekstasi dan tiga strip H5 (happy fine). Selanjutnya, petugas mengembangkan ke rumah NR di kawasan Grogol dan menggeledah rumahnya, hingga di dapatkan 42 burir ekatasi dan dua gram sabu," jelas Kapolres Bandara Soekarno-Hatta AKBP Roycke Langie di Tangerang, Selasa (17/11/2015).
Kemudian, sambung dia, pada Rabu 11 November, tersangka NR dihubungi oleh seseorang berinisial SM untuk menerima paket 300 butir ekstasi dari tersangka SD di SPBU Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Akhirnya petugas ke lokasi tersebut untuk memancing tersangka.
"Saat tersangka tiba sekitar pukul 15.00 WIB, dia langsung dibekuk. Petugas juga mengamankan barang bukti 300 ekstasi yang dikemas dalam kardus susu bayi," ungkapnya.
Dari penangkapan terangka SD, didapat informasi bahwa dia menyimpan narkotika lainnya di sebuah tempat indekos di Grogol, Jakarta Barat. Setelah ditelusuri, petugas akhirnya mendapat seluruh narkoba yang disimpan para tersangka dan menyitanya.
Kasat Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Martua Raja Taripar Laut Silitonga mengatakan, total barang bukti narokita yang disita sebesar Rp39,5 miliar. Tempat narkotika tersebut dijual tergantung dari permintaan.
"Kita masih telusuri kasus ini. Sementara tersangka NR diduga berperan sebagai kurir, sedangkan SD pengedar, jika melihat dari jumlah narkoba yang dia simpan. Satu pelaku penghubung kedua tersangka ini juga masih DPO," jelasnya.
Kedua tersangka dijerat Pasal 112 ayat 2 jo Pasal 132 UU No 35/2009 tentang Narkotika dan Pasal 62 subsider Pasal 60 ayat 3 jo Pasal 71 ayat 1 UU No 5/1997 tentang psikotropika serta Pasal 197 subsider Pasal 196 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan.
"Ancaman hukumannya maksimal 20 tahun, seumur hidup hingga hukuman mati," tukasnya.
PILIHAN:
Banjir, Begini Kondisi Kampung Pulo Sore Ini
(mhd)