Jalur Alternatif Longsor Akibat Proyek Molor
A
A
A
KENDAL - Jalur alternatif di Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan nyaris putus akibat longsor yang mengikis lebih dari setengah badan jalan.
Untuk itu, arus lalu lintas terpaksa menggunakan sistem buka tutup dan mengakibatkan macet di waktu tertentu.
Jalur tersebut merupakan penghubung alternatif Kabupaten Kendal- Kota Semarang. Sehingga, tergolong ramai pengendara baik roda empat maupun roda dua, terutama di waktu pagi dan sore hari.
Dari pantauan di lapangan, longsor terjadi akibat pengerukan bahu jalan karena akan dilakukan perbaikan jalan. Namun, karena sudah lebih dari empat hari tidak ada tindak lanjut, maka saat hujan datang sisi jalan terkikis dan longsor.
Hingga kemarin, belum terlihat ada aktifitas perbaikan. Selain rawan terjadi longsor susulan, badan jalan yang tersisa juga licin saat hujan. Apalagi pada malam hari jalan gelap sehingga membuat pengendara harus ekstra hati-hati.
Pelaksana proyek yang di kerjakan oleh CV Indra Patra, dengan anggaran Rp835.373.000. Bardasarkan papan nama proyek, terget waktu yang ditentukan mulai tanggal 9 September 2015 dan selesai 8 Desember 2015.
Siti Aisyah (23), warga Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan mengatakan bahwa kontur tanah di wilayah Kecamatan Kaliwungu Selatan gembur. Sehingga jika musim hujan datang, kerap kali terjadi longsor.
"Jalan di sini di sisinya adalah tebing, jadi rawan longsor. Bahkan di tiap musim hujan, sudah pasti ada yang longsor," katanya.
Menurutnya, kebaradaan jalur alternatif ini sangat membantu akses warga antara Kaliwungu-Boja. Sebab, jika jalur ini rusak, warga dua wilayah tersebut harus berputar lewat Kota Semarang dengan jarak tempuh yang jauh.
"Kondisi ini sudah dikeluhkan lama, kami berharap pemerintah memahami kebutuhan warga, terutama jalan," lanjutnya.
Daryono (28), warga Magelung, Kecamatan Kaliwungu Selatan menyayangkan atas pekerjaan yang terbengkelai tersebut.
Sebab sebagai sopir angkot dia tiap hari melalui jalan tersebut. Dirinya harus ekstra hati hati karena licin dengan badan jalan yang menyempit.
"Proyek sudah empat hari ini tidak ada aktifitas bahkan kabarnya pemborongnya kabur, para pekerja tidak di bayar dan pada pulang tidak kerja, jika malam hari jalan gelap dan membahayakan pengguna jalan," paparnya.
Sementara Kepala Dinas Bina Marga dan ESDM Kabupaten Kendal Agung Setiawan mengatakan bahwa pekerjaan proyek yang bersumber dari APBD akan berakhir sampai tanggal 15 Desember 2015.
Dalam kesepakatan, jika pekerjaan tidak selesai, maka tidak akan dibayar semua sesuai dengan prosentase pekerjaan.
Sebab, akhir bulan Desember semua proyek dihentikan dan dibayar melalui kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kendal.
"Semua proyek yang bersumber dari APBD akan berakhir tanggal 15 Desember, jika ada pekerjaan yang tidak selesai maka tidak di bayarkan semua, akan di bayar sesuai prosentase pekerjaan," pungkasnya.
Untuk itu, arus lalu lintas terpaksa menggunakan sistem buka tutup dan mengakibatkan macet di waktu tertentu.
Jalur tersebut merupakan penghubung alternatif Kabupaten Kendal- Kota Semarang. Sehingga, tergolong ramai pengendara baik roda empat maupun roda dua, terutama di waktu pagi dan sore hari.
Dari pantauan di lapangan, longsor terjadi akibat pengerukan bahu jalan karena akan dilakukan perbaikan jalan. Namun, karena sudah lebih dari empat hari tidak ada tindak lanjut, maka saat hujan datang sisi jalan terkikis dan longsor.
Hingga kemarin, belum terlihat ada aktifitas perbaikan. Selain rawan terjadi longsor susulan, badan jalan yang tersisa juga licin saat hujan. Apalagi pada malam hari jalan gelap sehingga membuat pengendara harus ekstra hati-hati.
Pelaksana proyek yang di kerjakan oleh CV Indra Patra, dengan anggaran Rp835.373.000. Bardasarkan papan nama proyek, terget waktu yang ditentukan mulai tanggal 9 September 2015 dan selesai 8 Desember 2015.
Siti Aisyah (23), warga Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan mengatakan bahwa kontur tanah di wilayah Kecamatan Kaliwungu Selatan gembur. Sehingga jika musim hujan datang, kerap kali terjadi longsor.
"Jalan di sini di sisinya adalah tebing, jadi rawan longsor. Bahkan di tiap musim hujan, sudah pasti ada yang longsor," katanya.
Menurutnya, kebaradaan jalur alternatif ini sangat membantu akses warga antara Kaliwungu-Boja. Sebab, jika jalur ini rusak, warga dua wilayah tersebut harus berputar lewat Kota Semarang dengan jarak tempuh yang jauh.
"Kondisi ini sudah dikeluhkan lama, kami berharap pemerintah memahami kebutuhan warga, terutama jalan," lanjutnya.
Daryono (28), warga Magelung, Kecamatan Kaliwungu Selatan menyayangkan atas pekerjaan yang terbengkelai tersebut.
Sebab sebagai sopir angkot dia tiap hari melalui jalan tersebut. Dirinya harus ekstra hati hati karena licin dengan badan jalan yang menyempit.
"Proyek sudah empat hari ini tidak ada aktifitas bahkan kabarnya pemborongnya kabur, para pekerja tidak di bayar dan pada pulang tidak kerja, jika malam hari jalan gelap dan membahayakan pengguna jalan," paparnya.
Sementara Kepala Dinas Bina Marga dan ESDM Kabupaten Kendal Agung Setiawan mengatakan bahwa pekerjaan proyek yang bersumber dari APBD akan berakhir sampai tanggal 15 Desember 2015.
Dalam kesepakatan, jika pekerjaan tidak selesai, maka tidak akan dibayar semua sesuai dengan prosentase pekerjaan.
Sebab, akhir bulan Desember semua proyek dihentikan dan dibayar melalui kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Kendal.
"Semua proyek yang bersumber dari APBD akan berakhir tanggal 15 Desember, jika ada pekerjaan yang tidak selesai maka tidak di bayarkan semua, akan di bayar sesuai prosentase pekerjaan," pungkasnya.
(nag)