Kisah Gusti Nurul, Si Kembang Mangkunegaran akan Dibuat Karya Seni
A
A
A
SOLO - Kisah hidup Gusti Nurul atau yang dikenal sebagai si Kembang Mangkunegaran bakal dibuat menjadi sebuah karya kesenian.
Hal itu diungkapkan Marcella Zalianty, aktris papan atas Indonesia saat melayat di Pura Mangkunegaran, Rabu (11/11/2015).
Menurut kakak kandung Olivia Zalianty ini, kisah hidup pemilik nama lengkap Raden Ayu (GRAy) Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani Soerjosoejarso sangat menarik karena bisa menginspirasi masyarakat Indonesia.
Meski masih enggan menyebut karya kesenian yang dimaksud, namun Marcella tidak menampik ketika disebut berbentuk film. “Ada deh, pokoknya yang berkaitan dengan kesenian,” ungkap Marcella Zalianty.
Menurut istri Ananda Mikola ini, salah satu kerabat Pura Mangkunegaran Atilah Suryajaya mengajak dirinya untuk mewujudkan karya kesenian itu.
Dirinya belum sempat bertemu dengan Gusti Nurul. Ketika sudah berencana untuk menengok di rumah sakit, Gusti Nurul ternyata terlebih dahulu telah meninggal dunia.
Ketika disinggung mengenai rencana pembuatan film Gusti Nurul, Marcella kembali mengelak. “Kalau itu silahkan tanya Mbak Atilah,” pungkasnya.
Kisah Gusti Nurul yang kemudian disebut sebagai si Kembang Mangkunegaran ini bermula saat putri keraton Mangkunegaran yang mahir menari ini pada 1937 diundang ke Belanda untuk menari di pernikahan Putri Juliana.
Ratu Belanda kala itu Wilhelmina yang merupakan ibu kandung putri Juliana kagum pada tarian dan kecantikan paras Gusti Nurul kemudian memberinya gelar de bloem van Mangkunegaran atau kembang dari Mangkunegaran.
Kecantikannya juga menjadikan dia sebagai sosok yang dikagumi. Selain itu Gusti Nurul merupakan sosok yang moderat, sabar, dan bijaksana.
Perempuan yang dilahirkan tahun 1921 ini juga memiliki pemikiran yang cemerlang yang cenderung melampaui zamannya karena mengenyam pendidikan di sekolah Belanda.
Sehingga ada empat tokoh nasional yang sempat jatuh hati kepada Gusti Nurul. Mereka adalah Ir Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo.
Pada saat itu Soekarno orang nomor satu di republik, Sultan HB IX orang nomor satu di Yogyakarta, Sutan Sjahrir perdana menteri dan Djatikusumo adalah panglima tentara (KSAD).
Namun yang justru menjadi tambatan hati Gusti Nurul adalah Surjosularso seorang Kolonel angkatan darat yang terhitung masih sepupu sendiri.
Putri yang menolak poligami ini bahkan belum menemukan belahan jiwanya hingga usia 30 tahun.
Putri mantan penguasa Pura Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro VII tersebut meninggal dunia di usia 94 tahun akibat sakit yang dideritanya.
Hal itu diungkapkan Marcella Zalianty, aktris papan atas Indonesia saat melayat di Pura Mangkunegaran, Rabu (11/11/2015).
Menurut kakak kandung Olivia Zalianty ini, kisah hidup pemilik nama lengkap Raden Ayu (GRAy) Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani Soerjosoejarso sangat menarik karena bisa menginspirasi masyarakat Indonesia.
Meski masih enggan menyebut karya kesenian yang dimaksud, namun Marcella tidak menampik ketika disebut berbentuk film. “Ada deh, pokoknya yang berkaitan dengan kesenian,” ungkap Marcella Zalianty.
Menurut istri Ananda Mikola ini, salah satu kerabat Pura Mangkunegaran Atilah Suryajaya mengajak dirinya untuk mewujudkan karya kesenian itu.
Dirinya belum sempat bertemu dengan Gusti Nurul. Ketika sudah berencana untuk menengok di rumah sakit, Gusti Nurul ternyata terlebih dahulu telah meninggal dunia.
Ketika disinggung mengenai rencana pembuatan film Gusti Nurul, Marcella kembali mengelak. “Kalau itu silahkan tanya Mbak Atilah,” pungkasnya.
Kisah Gusti Nurul yang kemudian disebut sebagai si Kembang Mangkunegaran ini bermula saat putri keraton Mangkunegaran yang mahir menari ini pada 1937 diundang ke Belanda untuk menari di pernikahan Putri Juliana.
Ratu Belanda kala itu Wilhelmina yang merupakan ibu kandung putri Juliana kagum pada tarian dan kecantikan paras Gusti Nurul kemudian memberinya gelar de bloem van Mangkunegaran atau kembang dari Mangkunegaran.
Kecantikannya juga menjadikan dia sebagai sosok yang dikagumi. Selain itu Gusti Nurul merupakan sosok yang moderat, sabar, dan bijaksana.
Perempuan yang dilahirkan tahun 1921 ini juga memiliki pemikiran yang cemerlang yang cenderung melampaui zamannya karena mengenyam pendidikan di sekolah Belanda.
Sehingga ada empat tokoh nasional yang sempat jatuh hati kepada Gusti Nurul. Mereka adalah Ir Soekarno, Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan Kolonel GPH Djatikusumo.
Pada saat itu Soekarno orang nomor satu di republik, Sultan HB IX orang nomor satu di Yogyakarta, Sutan Sjahrir perdana menteri dan Djatikusumo adalah panglima tentara (KSAD).
Namun yang justru menjadi tambatan hati Gusti Nurul adalah Surjosularso seorang Kolonel angkatan darat yang terhitung masih sepupu sendiri.
Putri yang menolak poligami ini bahkan belum menemukan belahan jiwanya hingga usia 30 tahun.
Putri mantan penguasa Pura Mangkunegaran Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro VII tersebut meninggal dunia di usia 94 tahun akibat sakit yang dideritanya.
(sms)