Keributan di Lapas Majalengka Pecah Usai Petugas Razia HP
A
A
A
MAJALENGKA - Keributan antara narapidana terjadi di lembaga permasyarakatan (Lapas) kelas B Majalengka, Rabu (11/11/2015).
Kericuhan dipicu ketika petugas sipir melakukan razia terhadap penghuni Lapas di blok III dan menemukan tiga buah handphone (HP) di ruang tersebut.
Semua napi tidak ada yang mengaku siapa pemilik HP tersebut, mereka pun saling menuding dan akhirnya memicu keributan antar narapidana (Napi).
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas B Majalengkan Rohendi menuturkan, aksi keributan napi di blok III yang ditempati 32 orang terjadi sekitar pukul 7.30 WIB. Pagi itu, pihaknya bersama sejumlah sipir lainnya melakukan razia rutin.
Namun, ketika pemeriksaan dilakukan, sipir menemukan tiga buah telefon seluler yang disimpan di sejumlah tempat berbeda.
"Telepon selelur itu ditemukan di tempat sampah, di kantung plastik dan di sebuah lemari pakaian yang belum diketahui pemiliknya," tuturnya.
Dijelaskan, tiga buah HP itu segera diamankan di ruang KPLP untuk dilakukan penyelidikan.
Namun ketika pihaknya bersama sejumlah sipir lainnya membicarakan penemuan HP, tiba-tiba terjadi keributan antar napi penghuni ruangan hingga keluar ruangan.
Saat itu, mereka saling melempar dan menumpahkan nasi bekas sarapan di dalam ruangan. Sebagian dari mereka keluar berteriak-teriak.
Kejadian itu pun mengagetkan para sipir dan penghuni lapas lainnya, sehingga sejumlah sipir mendatangi ruangan itu dan mengamankan 23 narapidana yang menghuni blok 3 tersebut.
Dikatakan, pihaknya setiap pagi hari biasa melakukan apel dan setelah itu melakukan razia rutin di ruangan napi yang dilakukan secara bergilir.
"Namun kebetulan pagi ini kami merazia ruangan tiga dan menemukan tiga buah HP. Kalau pemiliknya belum diketahui, karena ketika ditanyakan tak seorang pun napi mengakuinya," jelasnya.
Karena tidak ada yang mengakui, pihaknya berencana melakukan penyelidikan atas kepemilikan HP itu, namun ketika masih berunding dengan petugas lainnya keributan sudah terjadi.
"Beruntung tadi keribuatan antar napi tidak sampai berlanjut, karena saat itu pihak Lapas segera mengabari pihak Kepolisian dan sejumlah anggota kepolisian segera mengamankan situasi," tambahnya.
Menurut dia, keributan di Lapas Majalengka baru kali ini terjadi, sebelumnya setiap razia dilakukan tidak pernah ada reaksi dari Napi.
"Keributan tersebut diduga setelah adanya napi narkoba kiriman dari Bandung, yang sejak seminggu lalu diuji coba untuk disebar ke tiap ruangan," tuturnya.
Masih dikatakan dia, awalnya napi narkoba ini disimpan di satu ruangan, namun begitu ada kejadian 6 napi yang positif mengonsumsi narkoba akhirnya disebar ke sejumlah ruangan.
"Di setiap ruangan ada dua hingga tiga napi kasus narkotika, harapannya bisa saling mengingatkan antar napi ketika ada kekeliruan yang dilakukan napi narkoba," ujar dia.
Upaya selanjutnya menurut dia, pihaknya menunggu hasil rumusan bersama Kepala Lapas Majalengka Mulyadi yang saat ini sedang mengikuti pelatihan selama satu minggu.
Kericuhan dipicu ketika petugas sipir melakukan razia terhadap penghuni Lapas di blok III dan menemukan tiga buah handphone (HP) di ruang tersebut.
Semua napi tidak ada yang mengaku siapa pemilik HP tersebut, mereka pun saling menuding dan akhirnya memicu keributan antar narapidana (Napi).
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas B Majalengkan Rohendi menuturkan, aksi keributan napi di blok III yang ditempati 32 orang terjadi sekitar pukul 7.30 WIB. Pagi itu, pihaknya bersama sejumlah sipir lainnya melakukan razia rutin.
Namun, ketika pemeriksaan dilakukan, sipir menemukan tiga buah telefon seluler yang disimpan di sejumlah tempat berbeda.
"Telepon selelur itu ditemukan di tempat sampah, di kantung plastik dan di sebuah lemari pakaian yang belum diketahui pemiliknya," tuturnya.
Dijelaskan, tiga buah HP itu segera diamankan di ruang KPLP untuk dilakukan penyelidikan.
Namun ketika pihaknya bersama sejumlah sipir lainnya membicarakan penemuan HP, tiba-tiba terjadi keributan antar napi penghuni ruangan hingga keluar ruangan.
Saat itu, mereka saling melempar dan menumpahkan nasi bekas sarapan di dalam ruangan. Sebagian dari mereka keluar berteriak-teriak.
Kejadian itu pun mengagetkan para sipir dan penghuni lapas lainnya, sehingga sejumlah sipir mendatangi ruangan itu dan mengamankan 23 narapidana yang menghuni blok 3 tersebut.
Dikatakan, pihaknya setiap pagi hari biasa melakukan apel dan setelah itu melakukan razia rutin di ruangan napi yang dilakukan secara bergilir.
"Namun kebetulan pagi ini kami merazia ruangan tiga dan menemukan tiga buah HP. Kalau pemiliknya belum diketahui, karena ketika ditanyakan tak seorang pun napi mengakuinya," jelasnya.
Karena tidak ada yang mengakui, pihaknya berencana melakukan penyelidikan atas kepemilikan HP itu, namun ketika masih berunding dengan petugas lainnya keributan sudah terjadi.
"Beruntung tadi keribuatan antar napi tidak sampai berlanjut, karena saat itu pihak Lapas segera mengabari pihak Kepolisian dan sejumlah anggota kepolisian segera mengamankan situasi," tambahnya.
Menurut dia, keributan di Lapas Majalengka baru kali ini terjadi, sebelumnya setiap razia dilakukan tidak pernah ada reaksi dari Napi.
"Keributan tersebut diduga setelah adanya napi narkoba kiriman dari Bandung, yang sejak seminggu lalu diuji coba untuk disebar ke tiap ruangan," tuturnya.
Masih dikatakan dia, awalnya napi narkoba ini disimpan di satu ruangan, namun begitu ada kejadian 6 napi yang positif mengonsumsi narkoba akhirnya disebar ke sejumlah ruangan.
"Di setiap ruangan ada dua hingga tiga napi kasus narkotika, harapannya bisa saling mengingatkan antar napi ketika ada kekeliruan yang dilakukan napi narkoba," ujar dia.
Upaya selanjutnya menurut dia, pihaknya menunggu hasil rumusan bersama Kepala Lapas Majalengka Mulyadi yang saat ini sedang mengikuti pelatihan selama satu minggu.
(nag)