Waspadai Penyebaran Paham Radikal Lewat Sosmed

Kamis, 29 Oktober 2015 - 13:25 WIB
Waspadai Penyebaran Paham Radikal Lewat Sosmed
Waspadai Penyebaran Paham Radikal Lewat Sosmed
A A A
YOGYAKARTA - Sosial media (sosmed) dianggap sebagai surganya kalangan teroris maupun kelompok-kelompok tertentu seperti, Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Mereka menyebarkan paham kebencian dan kekerasan melalui sosmed, seperti youtube.

"Youtube ini semua kena karena video. Mata bisa melihat, telingga dengar, dan emosi dibangkitkan," kata Nukman Luthfie, pakar sosmed dalam workshop Program Damai di Dunia Maya yang di gelar Badan Nasional Penangulangan Teroris (BNPT) di Jogja Expo Center, Yogyakarta, Kamis (29/10/2015).

Terlebih, kata dia, pengguna internet aktif di negeri ini sebagian besar anak muda. Mereka sangat rentan sekali dipengaruhi paham yang bertentangan dengan nilai luhur Pancasila.

"Pengguna internet itu 60% anak muda, mereka bisa dengan mudah mengakses informasi, termasuk yang disebar jaringan teroris," jelasnya.

Melakukan pemblokiran terhadap situs yang ditengarai dari kelompok-kelompok tertentu itu dinilai bukan solusi yang baik. Sebab, mereka bisa membuat lagi video baru.

"Acara seperti ini penting, undang bloger, hacker untuk saling memahami bahayanya penyebaran paham radikal teroris untuk bangsa dan negara," jelasnya.

Sementara pakar teknologi informasi Onno W Purbo, menyebut para hacker (peretas) memiliki etika. Mereka tidak melihat penampilan, pangkat, jabatan pada seseorang atau instansi manapun.

"Ketika hacker ini punya bidikan, teman-teman hacker itu tidak akan takut siapapun yang menjadi lawannya, seperti dalam game," katanya.

Mereka, kata dia, memiliki kemampuan, ide, dan gagasan dengan pola serangan, pertahanan, dan forensik. Tiga hal itu wajib dikuasai pada hacker.

"Tanpa bisa menyerang, dia tidak bisa bertahan. Begitu juga forensik. Seperti dunia nyata ada harus tau kapan menyerang, kapan bertahan, dan kapan melakukan penyelidikan," jelasnya.

Kepala BNPT Komjen Pol Saud Usman Nasution mengaku perlu merangkul semua pihak dalam upaya deteksi dini penyebaran maupun perekrutan teroris di negeri ini.

Tanpa ada kerja sama yang baik, dia mengaku akan kesulitan dalam menjalankan tugasnya. "Kerjasama itu penting. Samakan persepsi, untuk bersama-sama melakukan pencegahan teroris," katanya.

Sedikitnya ada 400 bloger yang mengikuti kegiatan itu. Mereka juga diberi banyak pokok pikiran masalah kebangsaan dari tokoh nasional, Safii Ma'arif. Dia mengaku pemuda saat ini jauh lebih canggih dari era dulu.

"Anak muda sekarang canggih-canggih, saya masih gagap," kata pria yang akrab disapa Buya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6207 seconds (0.1#10.140)