Satu Keluarga di Wonogiri Ini Hidup Bersama Ratusan Ular
A
A
A
WONOGIRI - Satu keluarga petani di Wonogiri, Jawa Tengah, hidup bersama ratusan ekor ular di rumahnya. Ular-ular tersebut didapat dari berburu di alam liar. Aktivitas perburuan ular ini menjadi lahan mencari nafkah hidup yang telah dilakoni sejak 50 tahun silam.
Bagi keluarga Kakek Parnen, petani kecil yang tinggal di Dusun Sambeng, Desa Sedayu, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, ular tak lagi dianggap binatang membahayakan. Binatang melata ini,justru mendatangkan rezeki tersendiri.
Setiap hari, Kakek Parnen bersama anak dan cucu-cucunya bergelut dengan ratusan ekor ular berbagai jenis dan ukuran. Ular-ular ini merupakan hasil perburuan di alam liar. Hasil perburuan kakek parnen dan anak cucunya tersebut ditampung hidup-hidup di dalam sejumlah karung di rumahnya.
Aktivitas perburuan ular ini menjadi lahan mencari nafkah hidup yang telah dilakoni Kakek Parnen sejak masih remaja, 50 tahun silam. Bahkan, kakek yang kini telah memiliki enam anak dan enam cucu ini menggantungkan hidup dari berburu ular, selain bertani.
Setiap pagi hari, kakek berusia 65 tahun ini merambah hutan mengejar ular buruan. Dalam berburu ular, peralatan yang dibawa Kakek Parnen hanya karung dan tongkat kecil untuk menyibak semak. Apa pun jenisnya, ular-ular yang ditemui Kakek Parnen di alam liar, akan dikejar dan ditangkap tangan.
Siangnya, Kakek Parnen pulang dengan membawa satu atau dua ekor ular hasil buruan. "Ular-ular yang kebanyakan jenis lokal tersebut ditampung dalam karung di rumah, lalu kemudian dijual ke pedagang ular di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah," kata Kakek Parnen.
Selain berburu, Kakek Parnen juga menampung ular hasil perburuan warga desa lainnya. Ular-ular tersebut dibeli dari warga dengan sistem kiloan, seharga Rp25 ribu-Rp30 ribu per kilogram.
"Dalam satu minggu saya bisa menampung ratusan ekor ular yang siap dijual lagi kepada pedagang ular di Boyolali," ujarnya.
Profesi berburu ular ini tidak hanya diturunkan Kakek Parnen kepada anak cucunya. Bahkan, para remaja di Dusun Sambeng pun kini banyak yang ikut-ikutan mencari ular.
Meski demikian, Kakek Parnen mengingatkan setiap warga yang ingin mencari ular untuk berhati-hati, Terlebih bagi warga yang belum terbiasa. Menurutnya, bergelut dengan ular taruhannya adalah nyawa, jika yang dihadapi jenis ular berbisa.
Bagi keluarga Kakek Parnen, petani kecil yang tinggal di Dusun Sambeng, Desa Sedayu, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, ular tak lagi dianggap binatang membahayakan. Binatang melata ini,justru mendatangkan rezeki tersendiri.
Setiap hari, Kakek Parnen bersama anak dan cucu-cucunya bergelut dengan ratusan ekor ular berbagai jenis dan ukuran. Ular-ular ini merupakan hasil perburuan di alam liar. Hasil perburuan kakek parnen dan anak cucunya tersebut ditampung hidup-hidup di dalam sejumlah karung di rumahnya.
Aktivitas perburuan ular ini menjadi lahan mencari nafkah hidup yang telah dilakoni Kakek Parnen sejak masih remaja, 50 tahun silam. Bahkan, kakek yang kini telah memiliki enam anak dan enam cucu ini menggantungkan hidup dari berburu ular, selain bertani.
Setiap pagi hari, kakek berusia 65 tahun ini merambah hutan mengejar ular buruan. Dalam berburu ular, peralatan yang dibawa Kakek Parnen hanya karung dan tongkat kecil untuk menyibak semak. Apa pun jenisnya, ular-ular yang ditemui Kakek Parnen di alam liar, akan dikejar dan ditangkap tangan.
Siangnya, Kakek Parnen pulang dengan membawa satu atau dua ekor ular hasil buruan. "Ular-ular yang kebanyakan jenis lokal tersebut ditampung dalam karung di rumah, lalu kemudian dijual ke pedagang ular di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah," kata Kakek Parnen.
Selain berburu, Kakek Parnen juga menampung ular hasil perburuan warga desa lainnya. Ular-ular tersebut dibeli dari warga dengan sistem kiloan, seharga Rp25 ribu-Rp30 ribu per kilogram.
"Dalam satu minggu saya bisa menampung ratusan ekor ular yang siap dijual lagi kepada pedagang ular di Boyolali," ujarnya.
Profesi berburu ular ini tidak hanya diturunkan Kakek Parnen kepada anak cucunya. Bahkan, para remaja di Dusun Sambeng pun kini banyak yang ikut-ikutan mencari ular.
Meski demikian, Kakek Parnen mengingatkan setiap warga yang ingin mencari ular untuk berhati-hati, Terlebih bagi warga yang belum terbiasa. Menurutnya, bergelut dengan ular taruhannya adalah nyawa, jika yang dihadapi jenis ular berbisa.
(zik)