Santri Desa Harus Ada di Garda Terdepan
A
A
A
SURABAYA - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mendukung program Bela Negara yang digagas Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu. Hal ini, kata Marwan, bila diterapkan di pondok pesantren bisa memupuk rasa nasionalis mereka.
"Karena tujuannya jelas, manfaatnya jelas, apalagi faktanya sekarang ini anak-anak kita, generasi muda kita, memang masih sangat perlu diperkuat wawasan kebangsaannya, dibangkitkan nasionalismenya, diperkokoh pengabdian dan kejuangannya terhadap tanah air tercinta ini," kata Marwan dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Selasa (20/10/2015) malam.
Santri desa, menurut Marwan, tidak boleh menjadi penonton saja tetapi harus berada di garda terdepan dalam gerakan bela negara ini.
Kalangan pesantren dapat memainkan peran strategis dengan menjadi penggerak program bela negara.
Selain untuk para santrinya sendiri, para kiai Pesantren juga dapat mengajak dan memfasilitasi masyarakat sekitarnya untuk ikutserta dalam kegiatan bela negara yang dilaksanakan di lingkungan pesantren.
"Kalangan santri desa ini sebenarnya sudah memiliki pengalaman panjang dalam hal bela negara. Karena di lingkungan pesantren selama ini memang diajarkan bahwa cinta tanah air itu adalah sebagian dari iman, ajaran inilah yang tertanam kuat membentuk ideologi nasionalisme khas santri, membangun keyakinan bahwa mempertahankan dan membela tanah air adalah suatu bentuk jihad selama nawaitunya adalah melaksanakan perintah agama," kata dia.
Selain itu, Menteri yang lahir dari kalangan santri ini sangat berterimakasih kepada Presiden Jokowi yang telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Hal ini merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap eksistensi dan peran penting serta komitmen, konsistensi dan loyalitas kalangan santri nusantara dalam proses tumbuh kembang, tegak dan bertahannya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hingga sekarang ini dan pada masa selanjutnya.
"Saya mengajak kalangan santri desa menjadikan Hari Santri Nasional ini sebagai momentum untuk lebih memperkokoh rasa cinta tanah air, meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara, lebih proaktif dalam pembangunan desa, termasuk ikut serta mengawal penggunaan dana desa, aktif dalam program pemberdayaan masyarakat desa, ini penting agar pembangunan desa mampu menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan nyata bagi seluruh warga desa," imbuh Marwan.
"Karena tujuannya jelas, manfaatnya jelas, apalagi faktanya sekarang ini anak-anak kita, generasi muda kita, memang masih sangat perlu diperkuat wawasan kebangsaannya, dibangkitkan nasionalismenya, diperkokoh pengabdian dan kejuangannya terhadap tanah air tercinta ini," kata Marwan dalam keterangan pers yang diterima Sindonews, Selasa (20/10/2015) malam.
Santri desa, menurut Marwan, tidak boleh menjadi penonton saja tetapi harus berada di garda terdepan dalam gerakan bela negara ini.
Kalangan pesantren dapat memainkan peran strategis dengan menjadi penggerak program bela negara.
Selain untuk para santrinya sendiri, para kiai Pesantren juga dapat mengajak dan memfasilitasi masyarakat sekitarnya untuk ikutserta dalam kegiatan bela negara yang dilaksanakan di lingkungan pesantren.
"Kalangan santri desa ini sebenarnya sudah memiliki pengalaman panjang dalam hal bela negara. Karena di lingkungan pesantren selama ini memang diajarkan bahwa cinta tanah air itu adalah sebagian dari iman, ajaran inilah yang tertanam kuat membentuk ideologi nasionalisme khas santri, membangun keyakinan bahwa mempertahankan dan membela tanah air adalah suatu bentuk jihad selama nawaitunya adalah melaksanakan perintah agama," kata dia.
Selain itu, Menteri yang lahir dari kalangan santri ini sangat berterimakasih kepada Presiden Jokowi yang telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Hal ini merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap eksistensi dan peran penting serta komitmen, konsistensi dan loyalitas kalangan santri nusantara dalam proses tumbuh kembang, tegak dan bertahannya Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hingga sekarang ini dan pada masa selanjutnya.
"Saya mengajak kalangan santri desa menjadikan Hari Santri Nasional ini sebagai momentum untuk lebih memperkokoh rasa cinta tanah air, meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara, lebih proaktif dalam pembangunan desa, termasuk ikut serta mengawal penggunaan dana desa, aktif dalam program pemberdayaan masyarakat desa, ini penting agar pembangunan desa mampu menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan nyata bagi seluruh warga desa," imbuh Marwan.
(sms)