Pelajar SD Tewas Dipukuli Teman di Kelas, Ini Kesaksian Gurunya
A
A
A
SARILAMAK - Seorang siswa SDN di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Rivo Nofitra Ariska (12), tewas setelah dipukul teman sekelasnya. Peristiwa itu terjadi saat guru meninggalkan kelas untuk mengganti spidol.
Helhaberta, wali kelas, mengatakan, kejadian berawal Senin (12/10/2015) setelah jam istirahat selesai. Seluruh siswa kembali masuk kelas untuk melanjutkan pelajaran. Saat masuk kelas dan akan memulai pelajaran, tinta spidol habis sehingga dia keluar kelas untuk mengisi tinta spidol.
"Sebab pemukulan tidak tahu pasti. Waktu itu (saya) kan isi spidol ke kantor, tidak sampai tiga menit masuk lagi ke kelas, Rivo sudah nangis mengaku kepalanya dipukul A. Waktu saya membelakangi murid-murid menulis di papan tulis, terdengar lagi Rivo nangis. Dia berdiri sambil merasa kesakitan di kepala, diantar ke UKS, dia muntah, lalu pingsan, waktu dibangunkan dia kejang-kejang," paparnya, Selasa (13/10/2015).
Setelah itu, korban dibawa ke RSUD Adnan WD. Hanya beberapa jam mendapat perawatan medis di rumah sakit, korban mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 15.00 WIB.
Selasa (13/10/2015) pagi, kepala sekolah bersama guru-guru mengumpulkan seluruh siswa di lapangan sekolah. Kepala sekolah memperingatkan semua siswa agar kejadian yang sama tidak terulang.
Sementara itu, tak jauh dari sekolah korban sejumlah warga berbondong-bondong mendatangi rumah duka milik pasangan Basri dan Devanu Revesika, orangtua Rivo. Selain melayat, warga juga bersiap mengantar jenazah Rivo ke pemakaman.
Helhaberta, wali kelas, mengatakan, kejadian berawal Senin (12/10/2015) setelah jam istirahat selesai. Seluruh siswa kembali masuk kelas untuk melanjutkan pelajaran. Saat masuk kelas dan akan memulai pelajaran, tinta spidol habis sehingga dia keluar kelas untuk mengisi tinta spidol.
"Sebab pemukulan tidak tahu pasti. Waktu itu (saya) kan isi spidol ke kantor, tidak sampai tiga menit masuk lagi ke kelas, Rivo sudah nangis mengaku kepalanya dipukul A. Waktu saya membelakangi murid-murid menulis di papan tulis, terdengar lagi Rivo nangis. Dia berdiri sambil merasa kesakitan di kepala, diantar ke UKS, dia muntah, lalu pingsan, waktu dibangunkan dia kejang-kejang," paparnya, Selasa (13/10/2015).
Setelah itu, korban dibawa ke RSUD Adnan WD. Hanya beberapa jam mendapat perawatan medis di rumah sakit, korban mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 15.00 WIB.
Selasa (13/10/2015) pagi, kepala sekolah bersama guru-guru mengumpulkan seluruh siswa di lapangan sekolah. Kepala sekolah memperingatkan semua siswa agar kejadian yang sama tidak terulang.
Sementara itu, tak jauh dari sekolah korban sejumlah warga berbondong-bondong mendatangi rumah duka milik pasangan Basri dan Devanu Revesika, orangtua Rivo. Selain melayat, warga juga bersiap mengantar jenazah Rivo ke pemakaman.
(zik)