Dokter Gadungan Ini Tipu Bidan dan Pemilik Klinik
A
A
A
BATURAJA - Aksi nekat Susilawati (24) warga Lembasung, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, Lampung, sebagai dokter gadungan, berakhir dan mesti berurusan dengan aparat kepolisian.
Dokter gadungan ini dalam melakukan aksinya telah memperdaya seorang bidan, perawat bahkan dokter sungguhan yang membuka praktek di Baturaja.
Kabag Ops Polres Ogan Komering Ulu Kompol MP Nasution, mengatakan, pelaku dikenakan pasal berlapis, karena telah melakukan penipuan serta melakukan praktik medis tanpa ada surat praktik dari instansi terkait.
"Pelaku juga bisa dikenakan pasal tentang kedokteran serta dokumen palsu, karena pelaku mempunyai ID card lengkap dari IDI. Kita juga masih menunggu laporan dari korban untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam dengan pelaku ini. Jangan sampai pelaku ini melakukan tindakan yang sangat berbahaya terhadap yang lainnya," kata Nasution, Jumat (9/10/2015).
Dari tanga tersangka, lanjut Nasution, polisi berhasil mengamankan dokumen palsu berupa dua buah KTP berbeda, ID card IDI palsu, dan ID card dokter yang sudah luntur, obat-obatan, serta alat medis suntik.
"Saat ini pelaku berserta barang bukti kelengkapan identitas diduga palsu yang digunakan pelaku mengelabui korbannya, sudah kita amankan di Mapolres OKU, untuk dilajukan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara, korban penipuan dari pelaku dokter gadungan, Sriya Intan (23) warga Jalan Pangeran Hajib II, Keluarahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, berprofesi sebagai seorang bidan tersebut menyadari telah ditipu setelah memperhatikan gerak-gerik tidak beres dari pelaku.
Korban mengalami kerugian uang sebesar Rp1,5 juta, serta satu buah tas mahal yang dibawa kabur oleh pelaku.
"Awalnya kenal pelaku, dari jejaring sosial Facebook. Pelaku nanya kos-kosan di Baturaja, karena kasihan maka saya beritahu dan dia berangkatlah dari Lampung, menggunakan sepeda motor. Dia (pelaku) sempat saya suruh nginap di rumah, karena kosan yang saya tunjukan belum ditunggu. Anehnya, baru sehari pelaku sudah minjam barang saya dan uang ke orangtua saya. Dari situ sebenarnya saya curiga, seorang dokter kok tidak punya uang," timpalnya.
Korban juga menceritakan, alasan pelaku meminjam uang, guna menghadiri pertemuan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di RSUD Ibnu Soetowo.
Kemudian korban lagi-lagi menaruh juga curiga dengan pelaku yang menggunakan nama dokternya dr Fiara Agustin Indah Sari Sked.
"Saya kembali curiga, waktu saya meminta tolong untuk diobati. Pelaku memberikan saya suntikan dan rasanya sakit sekali. Berbeda dengan dokter beneran," lanjut korban.
Di sisi lain, korban lainnya seorang pemilik klinik di Baturaja, juga berhasil menjadi korban dokter gadungan ini.
Alih-alih ingin membantu dan mendapatkan obat serta alat medis dengan harga miring (murah), justru pemilik klinik merugi hingga Rp5,2 juta setelah uangnya dibawa kabur oleh pelaku.
Sang pemilik klinik tergiur, dan memberi uang ke pelaku. "Setelah ditunggu-tunggu semua alat dan obat tak juga kunjung datang," ujar pemilik klinik tersebut.
Sementara itu, pelaku berdalih jika baru sekali melakukan penipuan berkedok seorang dokter gadungan.
Bahkan, belajar nyuntik, pelaku mendapat referensi dari internet, tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.
"Saya belajar dari internet pak cara menyuntik. Saya juga masih kuliah di Universitas Terbuka ambil juruaan kedokteran. Saya akan kembalikan semua uang mereka pak," kelit pelaku, dan selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah kepada penyidik kepolisian.
Pelaku juga mengatakan, jika dirinya mendapatkan ID card dengan membuatnya dari salah satu warnet di kawasan Lampung.
Dokter gadungan ini dalam melakukan aksinya telah memperdaya seorang bidan, perawat bahkan dokter sungguhan yang membuka praktek di Baturaja.
Kabag Ops Polres Ogan Komering Ulu Kompol MP Nasution, mengatakan, pelaku dikenakan pasal berlapis, karena telah melakukan penipuan serta melakukan praktik medis tanpa ada surat praktik dari instansi terkait.
"Pelaku juga bisa dikenakan pasal tentang kedokteran serta dokumen palsu, karena pelaku mempunyai ID card lengkap dari IDI. Kita juga masih menunggu laporan dari korban untuk melakukan penyelidikan lebih mendalam dengan pelaku ini. Jangan sampai pelaku ini melakukan tindakan yang sangat berbahaya terhadap yang lainnya," kata Nasution, Jumat (9/10/2015).
Dari tanga tersangka, lanjut Nasution, polisi berhasil mengamankan dokumen palsu berupa dua buah KTP berbeda, ID card IDI palsu, dan ID card dokter yang sudah luntur, obat-obatan, serta alat medis suntik.
"Saat ini pelaku berserta barang bukti kelengkapan identitas diduga palsu yang digunakan pelaku mengelabui korbannya, sudah kita amankan di Mapolres OKU, untuk dilajukan penyelidikan lebih lanjut," ujarnya.
Sementara, korban penipuan dari pelaku dokter gadungan, Sriya Intan (23) warga Jalan Pangeran Hajib II, Keluarahan Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, berprofesi sebagai seorang bidan tersebut menyadari telah ditipu setelah memperhatikan gerak-gerik tidak beres dari pelaku.
Korban mengalami kerugian uang sebesar Rp1,5 juta, serta satu buah tas mahal yang dibawa kabur oleh pelaku.
"Awalnya kenal pelaku, dari jejaring sosial Facebook. Pelaku nanya kos-kosan di Baturaja, karena kasihan maka saya beritahu dan dia berangkatlah dari Lampung, menggunakan sepeda motor. Dia (pelaku) sempat saya suruh nginap di rumah, karena kosan yang saya tunjukan belum ditunggu. Anehnya, baru sehari pelaku sudah minjam barang saya dan uang ke orangtua saya. Dari situ sebenarnya saya curiga, seorang dokter kok tidak punya uang," timpalnya.
Korban juga menceritakan, alasan pelaku meminjam uang, guna menghadiri pertemuan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di RSUD Ibnu Soetowo.
Kemudian korban lagi-lagi menaruh juga curiga dengan pelaku yang menggunakan nama dokternya dr Fiara Agustin Indah Sari Sked.
"Saya kembali curiga, waktu saya meminta tolong untuk diobati. Pelaku memberikan saya suntikan dan rasanya sakit sekali. Berbeda dengan dokter beneran," lanjut korban.
Di sisi lain, korban lainnya seorang pemilik klinik di Baturaja, juga berhasil menjadi korban dokter gadungan ini.
Alih-alih ingin membantu dan mendapatkan obat serta alat medis dengan harga miring (murah), justru pemilik klinik merugi hingga Rp5,2 juta setelah uangnya dibawa kabur oleh pelaku.
Sang pemilik klinik tergiur, dan memberi uang ke pelaku. "Setelah ditunggu-tunggu semua alat dan obat tak juga kunjung datang," ujar pemilik klinik tersebut.
Sementara itu, pelaku berdalih jika baru sekali melakukan penipuan berkedok seorang dokter gadungan.
Bahkan, belajar nyuntik, pelaku mendapat referensi dari internet, tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.
"Saya belajar dari internet pak cara menyuntik. Saya juga masih kuliah di Universitas Terbuka ambil juruaan kedokteran. Saya akan kembalikan semua uang mereka pak," kelit pelaku, dan selalu memberikan keterangan yang berubah-ubah kepada penyidik kepolisian.
Pelaku juga mengatakan, jika dirinya mendapatkan ID card dengan membuatnya dari salah satu warnet di kawasan Lampung.
(sms)