Satu Warga Semarang Diduga Jadi Korban Tragedi Mina
A
A
A
SEMARANG - Salah satu jamaah haji Kloter 62 asal Kota Semarang bernama Sugeng Triyanto (58) diduga kuat menjadi salah satu korban tragedi Mina.
Warga Perumahan Pokok Pondasi Jalan Wismasari Blok I/8 tersebut diduga kuat meninggal akibat terinjak-injak ribuan jamaah yang akan melaksanakan ibadah melontar jumrah. (Baca juga: Korban Wafat Terbanyak Tragedi Mina Asal Iran dan Maroko).
Kabar duka tersebut dikatakan adik kandung korban, Kuncoro (54). Menurut Kuncoro, kabar meninggalnya kakak kandungnya itu didapat dari keponakannya yang juga ikut dalam ibadah haji itu.
"Jumat sore 25 September kemarin saya dikabari oleh keponakan saya, anak dari kakak saya bernama Yudha Aditya Rian Permana (27) yang juga sedang melaksanakan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Dia mengatakan, bahwa kakak saya Sugeng telah meninggal menjadi korban tragedi Mina," kata Kuncoro saat ditemui di rumah duka, Sabtu (26/9/2015).
Kuncoro mengatakan, kakaknya Sugeng berangkat bersama keluarganya, yakni Yudha, istrinya bernama Sri Prabandari (58) dan dua kakak kandung Sri bernama Sri Agustin Puji Wahyu dan Maryuni. Dirinya meyakini bahwa Sugeng telah meninggal karena Yudha sendiri yang mengatakan.
"Saya barusan telepon dia, dia memastikan bahwa ayahnya (Sugeng) telah meninggal. Dia sendiri yang menyaksikan dan jenazah ayahnya itu dan menutup dengan kain ikhramnya," imbuhnya sambil berkaca.
Diceritakan Kuncoro, Yudha menceritakan bahwa saat itu dirinya bersama keluarga dan rombongan calon haji lain sedang melaksanakan ibadah melempar jumrah. Saat itu, korban Sugeng sedang mendorong kursi roda Yudha yang memang sudah sakit sejak kecil.
"Dari cerita keponakan saya itu, saat sedang berdesakan terjadi dorong-dorongan. Kemudian kakak saya mencoba menyelamatkan keponakan saya yang duduk di kursi roda. Namun karena banyaknya manusia, kursi roda Yudha terpental dan Sugeng jatuh terinjak-injak," imbuhnya.
Yudha yang terpental kemudian ditolong oleh petugas. Sementara ayahnya, Sugeng tidak tertolong dan meninggal terinjak-injak.
"Yudha sendiri mengaku melihat jenazah ayahnya dan menutupinya dengan kain ikhrom. Setelah itu, dirinya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka," kata keluarga korban lain, Bambang Hariyanto yang tidak lain adalah kakak kandung Sugeng.
Bambang menambahkan, saat ini sudah ada kabar bahwa Yudha, Sri Agustin Puji Wahyu dan Maryuni sudah kembali berkumpul. Sementara kabar ibu Yudha, Sri Prabandari hingga kini belum ada kejelasan.
"Kami sudah menghubungi Yudha, sampai saat ini belum ada kepastian kabar ibunya, Sri Prabandari. Kami sampai sekarang masih menunggu kabar apakah adik ipar saya itu selamat atau tidak," imbuh Bambang menangis.
Sekedar diketahui, Sugeng Triyanto (58) berangkat menunaikan ibadah haji bersama keluarganya. Dia tergabung pada Kloter 62 Kota Semarang Embarkasi Solo.
Sugeng diduga kuat menjadi korban tragedi Mina saat melaksanakan ibadah lempar Jumrah. Dimana dari kejadian itu, dikabarkan sebanyak 717 jamaah haji meninggal dunia akibat terinjak-injak saat berdesakan melempar jumrah.
Dari berita terakhir, sebanyak tiga orang korban berasal dari Indonesia mereka adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51) Kloter 48 Surabaya, Syaiyah Sahel Abdul Gafar (50) Kloter 14 Batam. Satu lagi belum diketahui identitasnya yang diduga bernama Niro dari Probolinggo Jawa Timur.
Warga Perumahan Pokok Pondasi Jalan Wismasari Blok I/8 tersebut diduga kuat meninggal akibat terinjak-injak ribuan jamaah yang akan melaksanakan ibadah melontar jumrah. (Baca juga: Korban Wafat Terbanyak Tragedi Mina Asal Iran dan Maroko).
Kabar duka tersebut dikatakan adik kandung korban, Kuncoro (54). Menurut Kuncoro, kabar meninggalnya kakak kandungnya itu didapat dari keponakannya yang juga ikut dalam ibadah haji itu.
"Jumat sore 25 September kemarin saya dikabari oleh keponakan saya, anak dari kakak saya bernama Yudha Aditya Rian Permana (27) yang juga sedang melaksanakan ibadah haji bersama kedua orang tuanya. Dia mengatakan, bahwa kakak saya Sugeng telah meninggal menjadi korban tragedi Mina," kata Kuncoro saat ditemui di rumah duka, Sabtu (26/9/2015).
Kuncoro mengatakan, kakaknya Sugeng berangkat bersama keluarganya, yakni Yudha, istrinya bernama Sri Prabandari (58) dan dua kakak kandung Sri bernama Sri Agustin Puji Wahyu dan Maryuni. Dirinya meyakini bahwa Sugeng telah meninggal karena Yudha sendiri yang mengatakan.
"Saya barusan telepon dia, dia memastikan bahwa ayahnya (Sugeng) telah meninggal. Dia sendiri yang menyaksikan dan jenazah ayahnya itu dan menutup dengan kain ikhramnya," imbuhnya sambil berkaca.
Diceritakan Kuncoro, Yudha menceritakan bahwa saat itu dirinya bersama keluarga dan rombongan calon haji lain sedang melaksanakan ibadah melempar jumrah. Saat itu, korban Sugeng sedang mendorong kursi roda Yudha yang memang sudah sakit sejak kecil.
"Dari cerita keponakan saya itu, saat sedang berdesakan terjadi dorong-dorongan. Kemudian kakak saya mencoba menyelamatkan keponakan saya yang duduk di kursi roda. Namun karena banyaknya manusia, kursi roda Yudha terpental dan Sugeng jatuh terinjak-injak," imbuhnya.
Yudha yang terpental kemudian ditolong oleh petugas. Sementara ayahnya, Sugeng tidak tertolong dan meninggal terinjak-injak.
"Yudha sendiri mengaku melihat jenazah ayahnya dan menutupinya dengan kain ikhrom. Setelah itu, dirinya dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka," kata keluarga korban lain, Bambang Hariyanto yang tidak lain adalah kakak kandung Sugeng.
Bambang menambahkan, saat ini sudah ada kabar bahwa Yudha, Sri Agustin Puji Wahyu dan Maryuni sudah kembali berkumpul. Sementara kabar ibu Yudha, Sri Prabandari hingga kini belum ada kejelasan.
"Kami sudah menghubungi Yudha, sampai saat ini belum ada kepastian kabar ibunya, Sri Prabandari. Kami sampai sekarang masih menunggu kabar apakah adik ipar saya itu selamat atau tidak," imbuh Bambang menangis.
Sekedar diketahui, Sugeng Triyanto (58) berangkat menunaikan ibadah haji bersama keluarganya. Dia tergabung pada Kloter 62 Kota Semarang Embarkasi Solo.
Sugeng diduga kuat menjadi korban tragedi Mina saat melaksanakan ibadah lempar Jumrah. Dimana dari kejadian itu, dikabarkan sebanyak 717 jamaah haji meninggal dunia akibat terinjak-injak saat berdesakan melempar jumrah.
Dari berita terakhir, sebanyak tiga orang korban berasal dari Indonesia mereka adalah Hamid Atwi Tarji Rofia (51) Kloter 48 Surabaya, Syaiyah Sahel Abdul Gafar (50) Kloter 14 Batam. Satu lagi belum diketahui identitasnya yang diduga bernama Niro dari Probolinggo Jawa Timur.
(sms)