21 Desa dan 73 Dusun Dilanda Kekeringan
A
A
A
UNGARAN - Sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang mengalami krisis air bersih selama musim kemarau. Kekeringan tersebut setidaknya melanda 21 desa dan 73 dusun di enam kecamatan.
“Desa dan dusundusun tersebut masuk di wilayah Kecamatan Pringapus, Bringin, Bancak, Suruh, Jambu, dan Kecamatan Ungaran Timur,” tutur Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Joner Hutajulu, kemarin. Bantuan air bersih telah disalurkan ke wilayah yang dilanda kekeringan guna mengurangi dampak krisis air bersih.
Tidak hanya melalui anggaran darurat yang ada di BPBD, sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Semarang dan instansi swasta lain telah mendistribusikan bantuan air bersih. “Dari kami dropping air sudah mencapai 414 tangki. Jumlah tersebut termasuk bantuan dari Bakorwil I Pati,” tutur dia.
Kasubag Humas PDAM Tirta Bumi Serasi Krismiyanto memprediksi, pendistribusian air bersih akan berlanjut hingga Oktober mendatang. Sebab hingga pertengahan September ini wilayah Kabupaten Semarang belum ada hujan. Belum lama ini sebanyak 5.000 liter air bersih dikirim ke Dusun Belo, Desa Rembes, Kecamatan Bringin. “Air yang didistribusikan diambilkan dari pipa jaringan Bringin. Kami siap membantu dengan mengikuti jadwal dari BPBD,” ujarnya.
Mahrub, 60, warga Dusun Belo mengaku sudah tiga bulan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Upaya mendapatkan air dari ceruk yang dibuat di Sungai Belo tak bisa maksimal lantaran kondisi sungai yang sudah mengering. Akibatnya, warga Belo harus berjalan jauh mencari air hingga wilayah Desa Kalijambe.
“Sumber air di Desa Kalijambe juga sudah menipis. Antrean pencari air pun bertambah panjang. Bahkan banyak warga yang menginapkan jerigen,” tandasnya.
Agus joko
“Desa dan dusundusun tersebut masuk di wilayah Kecamatan Pringapus, Bringin, Bancak, Suruh, Jambu, dan Kecamatan Ungaran Timur,” tutur Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Semarang, Joner Hutajulu, kemarin. Bantuan air bersih telah disalurkan ke wilayah yang dilanda kekeringan guna mengurangi dampak krisis air bersih.
Tidak hanya melalui anggaran darurat yang ada di BPBD, sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Semarang dan instansi swasta lain telah mendistribusikan bantuan air bersih. “Dari kami dropping air sudah mencapai 414 tangki. Jumlah tersebut termasuk bantuan dari Bakorwil I Pati,” tutur dia.
Kasubag Humas PDAM Tirta Bumi Serasi Krismiyanto memprediksi, pendistribusian air bersih akan berlanjut hingga Oktober mendatang. Sebab hingga pertengahan September ini wilayah Kabupaten Semarang belum ada hujan. Belum lama ini sebanyak 5.000 liter air bersih dikirim ke Dusun Belo, Desa Rembes, Kecamatan Bringin. “Air yang didistribusikan diambilkan dari pipa jaringan Bringin. Kami siap membantu dengan mengikuti jadwal dari BPBD,” ujarnya.
Mahrub, 60, warga Dusun Belo mengaku sudah tiga bulan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Upaya mendapatkan air dari ceruk yang dibuat di Sungai Belo tak bisa maksimal lantaran kondisi sungai yang sudah mengering. Akibatnya, warga Belo harus berjalan jauh mencari air hingga wilayah Desa Kalijambe.
“Sumber air di Desa Kalijambe juga sudah menipis. Antrean pencari air pun bertambah panjang. Bahkan banyak warga yang menginapkan jerigen,” tandasnya.
Agus joko
(ftr)