Kecewa Pelayanan BPJS Kesehatan, Suliyem Jual Satu Ginjalnya

Rabu, 09 September 2015 - 15:43 WIB
Kecewa Pelayanan BPJS...
Kecewa Pelayanan BPJS Kesehatan, Suliyem Jual Satu Ginjalnya
A A A
NGAWI - Kecewa dengan pelayanan BPJS kesehatan, seorang wanita di Ngawi, Jawa Timur, berniat menjual salah satu ginjalnya. Hasil menjual ginjal itu rencananya akan digunakan untuk biaya berobat suaminya yang menderita sakit stroke.

Wanita yang diketahui bernama Suliyem (58) itu mengaku telah mendatangi tiga rumah sakit untuk mengobati suaminya yang sakit. Namun rumah sakit itu menolak memberikan pengobatan kepada suaminya Sarto (68). Padahal, mereka peserta BPJS.

Para perawat dan dokter rumah sakit itu hanya menyarankan agar sang suami dirawat di rumah. Kecewa dengan jawaban pihak rumah sakit, Suliyem berniat menjual satu ginjalnya agar punya uang untuk berobat di rumah sakit.

Wanita yang bekerja sebagai buruh tani ini Desa Berjing, Kecamatan Walikukun, Kabupaten Ngawi ini mengaku, setiap hari hanya bisa merawat suaminya yang tergolek di tempat tidur. Hampir satu tahun Sarto lumpuh dan menderita stroke.

Meski telah berusaha berobat ke rumah sakit dengan menggunakan kartu BPJS kesehatan, Suliyem mengaku bukan mendapatkan pelayanan yang layak dari rumah sakit, malah diacuhkan. Bahkan, dengan serta merta rumah sakit menolaknya.

Suliyem merasa kecewa, karena saat menggunakan sarana BPJS, sakit suaminya tak menunjukan perkembangan bahkan beberapa kali disarankan oleh dokter agar suaminya dibawa pulang untuk dirawat di rumah.

Niatnya menjual ginjal sudah bulat agar suaminya dapat pengobatan yang layak dari hasil penjualan ginjal itu. Bahkan, dia bersedia jika satu ginjalnya dibarter dengan perawatan rumah sakit untuk suaminya.

Menurutnya, hasil dari penjualan ginjal diharapkan sesuai dengan pengobatan yang diharapkan, baik dalam bentuk uang tunai maupun bentuk pengobatan yang diperlukan untuk kesembuhan suaminya.

Sejak suaminya lumpuh, Suliyem kini menjadi tulang punggung keluarga dan harus mencukupi kebutuhan hidupnya dari uluran saudara saudaranya. Sedangkan dua anaknya yang merantau tak bisa diharapkan penghasilanya sebagai kuli bangunan.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1473 seconds (0.1#10.140)