Anggota DPD Datangi Kediaman TKI Korban Tenggelamnya Kapal Malaysia
A
A
A
SERDANGBEDAGAI - Anggota DPD RI Parlindungan Purba dan Jasarmin Purba memberi perhatian khusus bagi Syarifah (35) TKI korban tenggelamnya Kapal Malaysia di Perairan Selat Malaka.
Duo Purba di DPD RI itu pun tampak menyambangi kediaman korban di Dusun I, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Selasa (8/9/2015).
Disambut keluarga, Parlindungan mempertanyakan korban yang memang berstatus TKI di Malaysia ini pasti ikut dalam perjalanan dengan kapal tongkang nahas tersebut.
“Itu betulnya mamakmu (ibumu) kerja di Malaysia. Kapan berangkatnya, dan kapan mendapat kabar terakhir,” tanya Parlindungan Purba kepada Eko (16) salah satu anak korban.
Ditengah keramaian keluarga korban, Parlindungan pun menanyakan siapa agen yang mempekerjakan korban ke Malaysia.
Hingga detail soal keberangkatan korban balik ke kampung halaman, di Sergai yang kabarnya mengunakan Tongkang, yang kemudian dinyatakan tenggelam pada Kamis 3 September lalu.
“Saya bertanya kemari agar mendapat kejelasan identitas Syarifah, yang diduga salah satu korban untuk disampaikan ke Kementerian Luar Negeri,” jelas Parlindungan Purba. Sebab, data-data antemorten atas korban Tongkang hingga kini masih simpang siur.
Eko, anak korban mengungkapkan, bahwa keluarga mendapat kabar lewat ponsel bahwa mamaknya dari Malaysia hendak pulang ke Sergai melalui jalur laut, pada Kamis, 3 September pada hari yang sama saat Tongkang nahas itu diketahui tenggelam.
“Sewaktu di pelabuhan dia sempat menghubungi keluarga. Namun tidak dijelaskan naik kapal apa,” papar Eko. Rasa khawatir keluarga pun menjadi, sebab hingga kini sang mamak belum juga tiba di rumah.
Sementara di TV disiarkan adanya kapal tongkang asal Malaysia ke tujuan Tanjung Balai yang tenggelam di Perairan Selat Malaka.
Duo Purba di DPD RI itu pun tampak menyambangi kediaman korban di Dusun I, Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdangbedagai (Sergai), Selasa (8/9/2015).
Disambut keluarga, Parlindungan mempertanyakan korban yang memang berstatus TKI di Malaysia ini pasti ikut dalam perjalanan dengan kapal tongkang nahas tersebut.
“Itu betulnya mamakmu (ibumu) kerja di Malaysia. Kapan berangkatnya, dan kapan mendapat kabar terakhir,” tanya Parlindungan Purba kepada Eko (16) salah satu anak korban.
Ditengah keramaian keluarga korban, Parlindungan pun menanyakan siapa agen yang mempekerjakan korban ke Malaysia.
Hingga detail soal keberangkatan korban balik ke kampung halaman, di Sergai yang kabarnya mengunakan Tongkang, yang kemudian dinyatakan tenggelam pada Kamis 3 September lalu.
“Saya bertanya kemari agar mendapat kejelasan identitas Syarifah, yang diduga salah satu korban untuk disampaikan ke Kementerian Luar Negeri,” jelas Parlindungan Purba. Sebab, data-data antemorten atas korban Tongkang hingga kini masih simpang siur.
Eko, anak korban mengungkapkan, bahwa keluarga mendapat kabar lewat ponsel bahwa mamaknya dari Malaysia hendak pulang ke Sergai melalui jalur laut, pada Kamis, 3 September pada hari yang sama saat Tongkang nahas itu diketahui tenggelam.
“Sewaktu di pelabuhan dia sempat menghubungi keluarga. Namun tidak dijelaskan naik kapal apa,” papar Eko. Rasa khawatir keluarga pun menjadi, sebab hingga kini sang mamak belum juga tiba di rumah.
Sementara di TV disiarkan adanya kapal tongkang asal Malaysia ke tujuan Tanjung Balai yang tenggelam di Perairan Selat Malaka.
(sms)