UPI Ditantang Bangun Peace Education Center

Kamis, 03 September 2015 - 09:14 WIB
UPI Ditantang Bangun Peace Education Center
UPI Ditantang Bangun Peace Education Center
A A A
BANDUNG - Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan kuliah umum kepada ribuan mahasiswa baru Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Gedung Gymnasium UPI, Jalan Setiabudhi, kemarin.

Dalam kuliah umumnya, SBY mengangkat tema mengenai pendidikan perdamaian untuk memperkokoh jati diri bangsa. Sebagai salah satu institusi pendidikan keguruan, SBY berharap UPI bisa memberikan kontribusi dengan memiliki Peace Education Center atau Pusat Pendidikan Perdamaian. “Untuk membangun manusia, masyarakat, dan negara, salah satunya melalui pendidikan perdamaian. Mengapa pendidikan perdamaian? Karena dengan pendidikan berbasis pada kedamaian dalam pengajaran maupun proses belajarnya lah yang akan mampu menghasilkan manusia berkualitas” ujarnya.

Dalam pendidikan perdamaian, dia menekankan suatu pendidikan harus bisa memberikan perubahan terhadap seseorang baik nilai, pikiran, sikap, maupun perilaku menuju arah yang lebih baik. Menurut SBY, guru maupun dosen adalah seorang juru damai dan pelerai konflik, untuk itu dalam mencetak guru dan dosen yang paham soal pendidikan perdamaian, perlu dididik dan diadakan pelatihan khusus.

“Makna perdamaian itu tak hanya tidak adanya perang. Hakikatnya, perdamaian merupakan kebajikam alam pikiran yang mencintai kedamaian, jiwa besar yang dimiliki manusia, empati terhadap yang lain meski berbeda identitas, dan memicu mereka yang mengin g - in kan tegaknya keadilan,” tuturnya.

SBY menjelaskan, hakikat pendidikan perdamaian sangat penting bagi Indonesia karena yang kemajemukan masyarakatnya bisa menjadi benih dan akar konflik. Terlebih saat ini Indonesia juga berada dalam kondisi transformasi yang dinamis, termasuk konflik dan benturan. Maka harus dipahami Indonesia kini sudah memasuki era globalisasi dan geopolitik yang berubahubah.

“Dalam keadaan semacam itu, maka harus terus diupayakan terus menerus bentuk memperkuat akar perdamaian, pencegahan konflik dan benturan. Resolusi konflik secara damai, memadukan pendekatan agama, budaya, dan struktural. Di sinilah peran penting seorang pemimpin, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat,” ujarnya.

Anne rufaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6183 seconds (0.1#10.140)