Siswi SMK Payangan Gianyar Gantung Diri di Kamar
A
A
A
BANGLI - Deretan kasus bunuh diri yang melibatkan pelajar di wilayah hukum Polres Bangli bertambah panjang. Kali ini, aksi nekat itu dilakukan Kadek Restiana (18), pelajar Kelas 3 SMK Payangan, Gianyar, asal Banjar Munduk Lantang, Songan, Kintamani, Bangli.
Kapolsek Kintamani Kompol Dewa Gede Mahaputra menjelaskan, kronologis kejadian bermula saat korban pulang kampung dari kosnya di Payangan, Gianyar, Sabtu 29 Agustus 2015.
"Saat itu prilaku korban sudah berubah. Dari informasi yang kami peroleh, saat korban pulang lebih banyak diam dan murung,” katanya, kepada wartawan, di Bangli, Selasa (1/9/2015).
Besoknya, pada Minggu 30 Agustus 2015, korban menutup pintu kamarnya. Sementara orangtuanya berangkat bekerja ke kebun. Karena dikira tidur, adik kandung korban NI komang Yunita (12) hendak membangunkannya.
"Namun pintu kamar korban terkunci. Saat adik korban mengintip dari lubang jendela, dilihat korban sudah tergantung dilangit-langit. Kejadiannya sekitar pukul 16.30 Wita,” jelasnya.
Melihat kakaknya tewas tergantung, saksi berteriak memanggil kedua orangtuanya. Selanjutnya, dibantu orangtua dan saksi, mereka berusaha menolong korban. Namun, saat itu korban sudah tidak bernyawa lagi.
“Dari hasil olah TKP, kami mengamankan barang bukti berupa satu selendang dengan panjang satu meter yang digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya,” paparnya.
Sementara untuk motifnya, polisi masih melakukan penyelidikan. “Keluarga korban sangat tertutup. Laporan baru kami terima pada malam harinya via telepon, setelah rembug keluarga,” tegasnya.
Sementara dari hasil interogasi dan keterangan saksi-saksi, disimpulkan korban murni meninggal akibat bunuh diri dengan cara gantung diri. “Atas kejadian tersebut, keluarga korban telah menerimanya sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi,” pungkasnya.
Kapolsek Kintamani Kompol Dewa Gede Mahaputra menjelaskan, kronologis kejadian bermula saat korban pulang kampung dari kosnya di Payangan, Gianyar, Sabtu 29 Agustus 2015.
"Saat itu prilaku korban sudah berubah. Dari informasi yang kami peroleh, saat korban pulang lebih banyak diam dan murung,” katanya, kepada wartawan, di Bangli, Selasa (1/9/2015).
Besoknya, pada Minggu 30 Agustus 2015, korban menutup pintu kamarnya. Sementara orangtuanya berangkat bekerja ke kebun. Karena dikira tidur, adik kandung korban NI komang Yunita (12) hendak membangunkannya.
"Namun pintu kamar korban terkunci. Saat adik korban mengintip dari lubang jendela, dilihat korban sudah tergantung dilangit-langit. Kejadiannya sekitar pukul 16.30 Wita,” jelasnya.
Melihat kakaknya tewas tergantung, saksi berteriak memanggil kedua orangtuanya. Selanjutnya, dibantu orangtua dan saksi, mereka berusaha menolong korban. Namun, saat itu korban sudah tidak bernyawa lagi.
“Dari hasil olah TKP, kami mengamankan barang bukti berupa satu selendang dengan panjang satu meter yang digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya,” paparnya.
Sementara untuk motifnya, polisi masih melakukan penyelidikan. “Keluarga korban sangat tertutup. Laporan baru kami terima pada malam harinya via telepon, setelah rembug keluarga,” tegasnya.
Sementara dari hasil interogasi dan keterangan saksi-saksi, disimpulkan korban murni meninggal akibat bunuh diri dengan cara gantung diri. “Atas kejadian tersebut, keluarga korban telah menerimanya sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi,” pungkasnya.
(san)