Puncak Kemarau Diprediksi Akhir September
A
A
A
MAJALENGKA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memprediksi musim kemarau di Kabupaten/Kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan akan terjadi akhir September nanti.
"Suhu di wilayah Cirebon saat ini masih normal, yakni 35 derajat celsius," kata forecaster BMKG Ahmad Faa Iziyn, Senin (31/8/2015).
Menurut dia, meski saat ini sudah terasa sangat terik, wilayah Cirebon belum mengalami suhu maksimal.
"Pada puncak kemarau nanti suhu panas bisa mencapai hingga 37 derajat celsius," ucapnya seraya menambahkan suhu maksimal akan terjadi akhir September 2015.
Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Rieswan Graha meminta masyarakat untuk mewaspadai musim kemarau dengan suhu udara yang tinggi. Sebab, kondisi itu bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat.
"Saat musim kemarau, debu-debu yang membawa kuman penyakit akan mudah terbang dan masuk dalam tubuh serta hinggap di makanan," tutur dia.
Dia menambahkan, kondisi itu akan semakin diperparah dengan perilaku hidup yang tidak higienis dan tidak sehat. Seperti misalnya, tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, serta minum air dengan es batu yang diproduksi tidak secara higienis.
Dia mengatakan, kondisi cuaca saat ini bisa menimbulkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). "Kan saat ini banyak masyarakat yang terkena penyakit flu, selain tentunya ISPA. Itu perlu dicegah dengan menggunakan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan," katanya.
"Suhu di wilayah Cirebon saat ini masih normal, yakni 35 derajat celsius," kata forecaster BMKG Ahmad Faa Iziyn, Senin (31/8/2015).
Menurut dia, meski saat ini sudah terasa sangat terik, wilayah Cirebon belum mengalami suhu maksimal.
"Pada puncak kemarau nanti suhu panas bisa mencapai hingga 37 derajat celsius," ucapnya seraya menambahkan suhu maksimal akan terjadi akhir September 2015.
Di bagian lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Rieswan Graha meminta masyarakat untuk mewaspadai musim kemarau dengan suhu udara yang tinggi. Sebab, kondisi itu bisa menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat.
"Saat musim kemarau, debu-debu yang membawa kuman penyakit akan mudah terbang dan masuk dalam tubuh serta hinggap di makanan," tutur dia.
Dia menambahkan, kondisi itu akan semakin diperparah dengan perilaku hidup yang tidak higienis dan tidak sehat. Seperti misalnya, tidak mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, serta minum air dengan es batu yang diproduksi tidak secara higienis.
Dia mengatakan, kondisi cuaca saat ini bisa menimbulkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). "Kan saat ini banyak masyarakat yang terkena penyakit flu, selain tentunya ISPA. Itu perlu dicegah dengan menggunakan pola hidup sehat dan menjaga kesehatan lingkungan," katanya.
(zik)