100 Hari Kematian Angeline, Begini Kondisi Rumah Margareta
A
A
A
DENPASAR - 100 hari sudah kematian Engeline Margriet Megawe (Angeline). Rumah korban yang berada, di Jalan Sedap Malam, No 26, Denpasar, terlihat lebih bersih dibandingkan saat rumah itu dihuni oleh Angeline.
Sewaktu rumah itu ditinggali korban, Margareta dan pengguni kos lainnya kerap mencium bau kotoran ayam yang sangat menyegat, dan membuat setiap orang yang masuk kedalam itu ingin muntah.
Namun, bau tidak sedap itu saat ini sudah hampir hilang. Pasalnya ternak milik Margareta sudah dipindah ke Dinas Peternakan Bali, dan beberapa hewan peliharaannya, seperti anjing dan kucing sudah tidak ada lagi.
Meskipun begitu, rumah itu masih tetap berantakan. Tetapi dari depan, rumah yang luasanya 9 are ini terlihat bersih.
Selama rumah itu ditinggal Margareta yang saat ini mendekam di balik jeruji, tidak ada yang berani masuk kedalam rumah itu. Kecuali, saat para warga dan pendeta yang menyucikan rumah milik Ibu Angkat Angeline itu.
Di dalam rumah milik Margareta itu, isinya masih tetap sama, seperti dua mobil miliknya masih ada, sepeda milik Angeline berwana merah masih berada di dalam salah satu kamar kos milik Margareta.
Sementara itu liang kuburan yang dibuat Margaret untuk Angeline masih tetap sama, semenjak jenazah korban ditemukannya pada 10 Juni 2015. Kuburan itu masih tetap terbuka, di atasnya ada keranjang berwarna merah.
Saat Angeline ditemukan di belakang kandang ayam dekat pohon pisang, keranjang tersebut berada di atas kuburan itu.
Saat ini, warga Kota Denpasar juga sudah jarang yang melihat rumah itu untuk memberikan bunga dan ucapan doa. Namun, sesekali orang-orang yang naik mobil ketika melewati rumah tersebut melempar uang koin.
Seperti yang dikatakan tetangga rumah Angeline, Ni Wayan Sukmawati menjelaskan, tidak ada orang yang masuk ke dalam rumah itu. "Yang membersihkan halaman ini pemilik tanah itu," ujarnya, Kamis (27/8/2015).
Seperti diketahui, tanah yang ditempati Margareta itu bukan miliknya, tapi dari menyewa kepada salah satu warga Denpasar.
Saat ini rumah berlantai dua, dan memiliki kamar kos itu juga sudah tidak dijaga oleh petugas kepolisian. Sesekali saja terlihat ada petugas kepolisian saat ada kegiatan upacara agama.
"Tidak ada yang berani masuk kedalam, pemilik tanah juga cuma menyapu di halaman saja," pungkasnya.
Sewaktu rumah itu ditinggali korban, Margareta dan pengguni kos lainnya kerap mencium bau kotoran ayam yang sangat menyegat, dan membuat setiap orang yang masuk kedalam itu ingin muntah.
Namun, bau tidak sedap itu saat ini sudah hampir hilang. Pasalnya ternak milik Margareta sudah dipindah ke Dinas Peternakan Bali, dan beberapa hewan peliharaannya, seperti anjing dan kucing sudah tidak ada lagi.
Meskipun begitu, rumah itu masih tetap berantakan. Tetapi dari depan, rumah yang luasanya 9 are ini terlihat bersih.
Selama rumah itu ditinggal Margareta yang saat ini mendekam di balik jeruji, tidak ada yang berani masuk kedalam rumah itu. Kecuali, saat para warga dan pendeta yang menyucikan rumah milik Ibu Angkat Angeline itu.
Di dalam rumah milik Margareta itu, isinya masih tetap sama, seperti dua mobil miliknya masih ada, sepeda milik Angeline berwana merah masih berada di dalam salah satu kamar kos milik Margareta.
Sementara itu liang kuburan yang dibuat Margaret untuk Angeline masih tetap sama, semenjak jenazah korban ditemukannya pada 10 Juni 2015. Kuburan itu masih tetap terbuka, di atasnya ada keranjang berwarna merah.
Saat Angeline ditemukan di belakang kandang ayam dekat pohon pisang, keranjang tersebut berada di atas kuburan itu.
Saat ini, warga Kota Denpasar juga sudah jarang yang melihat rumah itu untuk memberikan bunga dan ucapan doa. Namun, sesekali orang-orang yang naik mobil ketika melewati rumah tersebut melempar uang koin.
Seperti yang dikatakan tetangga rumah Angeline, Ni Wayan Sukmawati menjelaskan, tidak ada orang yang masuk ke dalam rumah itu. "Yang membersihkan halaman ini pemilik tanah itu," ujarnya, Kamis (27/8/2015).
Seperti diketahui, tanah yang ditempati Margareta itu bukan miliknya, tapi dari menyewa kepada salah satu warga Denpasar.
Saat ini rumah berlantai dua, dan memiliki kamar kos itu juga sudah tidak dijaga oleh petugas kepolisian. Sesekali saja terlihat ada petugas kepolisian saat ada kegiatan upacara agama.
"Tidak ada yang berani masuk kedalam, pemilik tanah juga cuma menyapu di halaman saja," pungkasnya.
(san)