3 Tahun Komunitas Syiah Sampang Terusir dari Kampung Halaman

Rabu, 26 Agustus 2015 - 13:29 WIB
3 Tahun Komunitas Syiah Sampang Terusir dari Kampung Halaman
3 Tahun Komunitas Syiah Sampang Terusir dari Kampung Halaman
A A A
SURABAYA - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya mendesak Presiden Jokowi segera mengambil langkah kongkrit atas masalah yang dihadapi Komunitas Syiah Sampang.

"Salah satunya dengan membentuk Tim Penyelesaian Konflik Syiah Sampang," kata Koordinator Badan Pekerja KontraS Surabaya Fatkhul Khoir, kepada wartawan, Rabu (26/8/2015).

Dia mengaku, sampai kini belum ada upaya serius dari pemerintah. Padahal, hak kebebasan beragama atau kepercayaan dijamin dalam Pasal 28E ayat (1 dan 2), Pasal 18 (1) Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR).

“Kami juga meminta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin segera mengambil langkah kongkrit dengan melakukan upaya penyelesaian dan perlindungan bagi kelompok yang sudah terusir dari tempat asalnya itu,” katanya.

Fatkhul mengungkapkan, berbagai desakan pada pemerintah daerah maupun pusat agar segera menyelesaikan konflik tersebut pada kisaran Oktober-Desember 2012 ada sedikit kemajuan.

"Kementrian agama melalui Litbang melakukan upaya inisiasi perdamaian antara warga dan Komunitas Syiah," jelasnya.

Dia menambahkan, KontraS Surabaya juga turut serta memfasilitasi proses dialog antara perwakilan Komunitas Syiah Sampang dengan perwakilan kiai-kiai lokal di sekitaran area konflik.

“Persoalannya kemudian, proses perdamaian tidak didukung penuh pemerintah pusat maupun daerah,” terangnya.

Sekedar diketahui, pada hari ini Rabu 26 Agustus 2015, sudah tiga tahun sejak Komunitas Syiah dari Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Indonesia, diserang dan digusur paksa dari rumah mereka oleh massa anti-Syiah .

Setidaknya ada 168 orang, termasuk 51 anak-anak yang diserang oleh sekitar 500 orang dengan senjata tajam dan batu. Satu orang tewas, dan beberapa luka-luka dalam serangan itu. Beberapa rumah bahkan hancur.

Pasca terjadinya serangan dan pembakaran rumah, pemerintah daerah Sampang memindahkan Kelompok Syiah ke GOR Sampang. Mereka berada di sana selama 10 bulan dengan fasilitas seadanya.

Pascaperistiwa itu, banyak pejabat mulai dari Menteri, anggota DPR, Kapolri, Watimpres, dan Komnas HAM, datang ke tempat pengungsian. Namun, kedatangan mereka tidak menyelesaiakan masalah yang dihadapi Komunitas Syiah.

Pada 20 Juni, jamaah Syiah dipindah lagi ke Rusun Jemundo Sidoarjo. Kemudian, Juni 2013, perwakilan mereka melakukan aksi di Jakarta. Mereka ditemui mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam pertemuan tersebut, mereka dijanjikan akan pulang sebelum Lebaran 2013 atau paling akhir sebelum masa jabatan Presiden berakhir. Saat itu juga pemerintah pusat membentuk tim rekonsiliasi yang dipimpin Rektor IAIN Surabaya Abdul Ala.

Pada Agustus tahun 2014, Mentri Agama Lukman Hakim Saifuddin melakukan dialog secara langsung dengan Komunitas Syiah Sampang, di Rusun Jemundo Sidoarjo. Dalam pertemuan tersebut, menteri agama mengaku tidak bisa berjanji.

“Saya tidak bisa menjanjikan apa-apa. Tapi saya optimis bisa menyelesaikan ini, karena ada keinginan untuk kembali pulang dari kalian semua. Mudah-mudahan Allah mempertemukan hati kita semua," pungkasnya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5698 seconds (0.1#10.140)