Relokasi Pasar Darurat Dinilai Tak Tepat

Rabu, 26 Agustus 2015 - 09:21 WIB
Relokasi Pasar Darurat Dinilai Tak Tepat
Relokasi Pasar Darurat Dinilai Tak Tepat
A A A
CIREBON - Sebagian pedagang Pasar Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, berbeda pendapat soal rencana relokasi ke pasar darurat yang bakal disiapkan Pemkab Cirebon.

Pendi, salah seorang pedagang, mengungkapkan, relokasi ke pasar darurat dipandang tak tepat. Sebab, pasar darurat hanya memberikan tempat berjualan. Jika tak ada barang dagangan yang dijual, penyediaan tempat berjualan pun di pandang tak banyak bermanfaat. “Mau jualan apa kalau barang dagangannya ludes terbakar,” kata Pendi, kemarin.

Menurut dia, hal lebih tepat dilakukan oleh Pemkab Cirebon adalah pemberian ganti rugi atau pinjaman lunak bagi para pedagang. Pendi sendiri mem perkirakan kerugian yang di deritanya mencapai lebih dari Rp10 juta.

Pedagang lain, Lili Sukarli, justru mengaku ingin segera menempati pasar darurat agar tetap mencari nafkah. Pedagang kain dan perlengkapan rumah tangga ini menempati tiga kios untuk berjualan. “Keba karan membuat semua barang daga ngan saya habis. Saya harap secepatnya ada pasar darurat supaya bisa jualan lagi,” ungkap Lili.

Pascakebakaran, Pasar Sumber ramai didatangi para pedagang yang kiosnya ludes ter bakar. Mereka mencoba mencari barang-barang yang masih bisa diselamatkan. Sementara, tampak pula pedagang lain berjualan di tepi jalan. Mereka rata-rata pedagang yang berjualan buahbuahan dan sayuran dengan menggelar meja atau tikar. Pemkab Cirebon berencana merelokasi para pedagang kepasar darurat yang bakal di dirikan di Terminal Sumber, tak jauh dari Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Cirebon.

Be lakangan diketahui, Pasar Sumber yang terbakar pada Senin (24/8) sore, telah overload. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Erry Achmad Husaeri mengungkapkan, jumlah pedagang setidaknya sudah melebihi kapasitas pasar yang di bangun pada tahun 2000 itu. “Sejak dibangun, idealnya jumlah pedagang yang menempati Pasar Sumber 300-450 pedagang,” kata Erry ditemui di kantornya, kemarin.

Namun, ketika mendata untuk penempatan pedagang di pasar darurat pascakebakaran, pihaknya menemukan sekitar 760 pedagang yang menempati pasar tersebut. Dengan luas pasar sekitar 4.500 meter persegi, dia mengakui, jumlah pedagang yang menempati Pasar Sumber overload. Berlebihnya pedagang ditun jukkan dengan banyaknya orang yang berjualan di emperan pasar hingga tumpah kejalan.

Akibatnya, areal sekitar pasar menjadi salah satu titik macet, terutama saat pagi hari. Selain overload, Pasar Sumber juga menghadapi persoalan berupa bangunan yang tak layak/kumuh. Lahan tempat ber dirinya Pasar Sumber sekarang, sudah tak mencukupi untuk perluasan. Overload-nya Pasar Sumber inilah yang di antaranya menjadi pertimbangan akan di lakukannya revitalisasi yang di ketahui belakangan.

Erry mengakui, sebelum kebakaran Pemkab Cirebon mengajukan permohonan bantuan revitalisasi Pasar Sumber sekitar Rp35 miliar kepada Pemprov Jabar untuk dialokasikan melalui APBD Murni Provinsi Jabar Tahun Anggaran 2016. “Sebenarnya, revitalisasi Pasar Sumber sudah diusulkan sejak 2014 tapi baru 2015 di kabulkan. Tapi saya yakinkan, tidak ada kaitan kebakaran dengan rencana revitalisasi pasar,” tegas dia.

Pengelasan yang dituding sebagai penyebab awal kebakaran, dipastikannya merupakan kegiatan pemeliharaan rutin. Pengelasan dilakukan untuk memperbaiki atap yang bocor. Ditanya kemungkinan dipindah kannya Pasar Sumber dari lokasi saat ini pascakebakaran, dia belum dapat memastikan. Berdasar rencana revitalisasi, Pasar Sumber akan dibuat menjadi pasar semi-modern yang lebih besar. “Tapi harga barang-barang dagangan tetap bisa ditawar,” ujar Erry.

Dia mengaku, rencana revitalisasi pasar belum diso sialisasikan kepada para pedagang mengingat baru permohonan kepada Pemprov, dengan dana sharing. Di luar revitalisasi itu, dia meyakinkan, pembangunan pasar darurat saat ini menjadi prioritas Pemkab Cirebon.

Disperindag mendata, setidaknya dibutuhkan 781 tempat usaha di pasar darurat bagi 760 pedagang Pasar Sumber. Jumlah itu bukan hanya para pedagang yang tempat jualannya ludes akibat terbakar, melainkan seluruh pedagang Pasar Sumber. “Tapi kami tetap utamakan pedagang yang kena musibah,” tutur Kadis.

Tukang Las Dikenakan Wajib Lapor

Pascakebakaran Pasar Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Polres Cirebon mengenakan wajib lapor bagi Ry, tukang las, yang di duga menjadi awal penyebab kebakaran. Tukang las dimaksud adalah, Ry, warga Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Ry sempat diamankan dan dimintai keterangan oleh petugas Polres Cirebon beberapa jam setelah kejadian, Senin (24/8).

Namun, dengan pertimbangan belum kuatnya bukti yang mengarah pada keterlibatan secara langsung dalam kejadian itu, Ry pun kemarin dilepaskan dan dikenai wajib lapor. Kasat Reskrim Polres Cirebon AKP Jarot Sungkowo meyakinkan, penyebab pasti kebakaran belum dapat dipastikan.

“Ry belum bisa ditahan karena belum ada bukti-bukti yang mengarah pada keterlibatannya. Dia hanya dikenai wajib lapor mengingat penyebab kebakaran masih harus menunggu hasil puslabfor,” kata Jarot, kemarin.

Dia mengakui, saat kejadian tengah ada pembuatan kanopi di Pasar Sumber sebelum kejadian. Pembuatan kanopi merupakan proyek pemeliharaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon yang menunjukan pi hak ketiga sebagai pelaksananya.

Ry sendiri merupakan pekerja pihak ketiga yang ditunjuk Disperindag. Selain Ry, lanjutnya, ada pula dua orang lain dari pihak ketiga yang diperiksa polisi. “Mandor Ry berinisial M, warga Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, dan S sebagai pemegang proyek perbaikan itu, juga kami periksa,” tambahnya.

Selain ketiga orang dari pihak ketiga, polisi juga memeriksa seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Disperindag. Bahkan, menurutnya, tak menutup kemungkinan Kepala Dis pe rindag turut diperiksa jika sekiranya diperlukan.

Seperti diberitakan KORAN SINDO sebelumnya, sedikitnya 337 kios di Pasar Sumber, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, ludes terbakar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (24/8). Meski belum diketahui pasti penyebabnya, kebakaran diduga bermula dari korsleting arus listrik.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon Erry Achmad Kusaeri memprediksi kerugian mencapai lebih dari Rp1 miliar. Kebakaran dipas tikan mengganggu aktivitas pedagang. Namun, kebutuhan bahan pangan di Kabupaten Cirebon tak terganggu karena bisa diperoleh dari pasar lain. Pemkab Cirebon berencana menyiapkan pasar darurat bagi ratusan pedagang Pasar Sumber yang kiosnya terbakar.

Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra menyatakan, telah menginstruksikan Disperindag un tuk membuat pasar darurat di areal terbuka di terminal Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cirebon. Bersumber dari dana bencana, Pemkab Cirebon akan membuatkan lapak-lapak sementara bagi pedagang. Selain itu, pihaknya pun berencana mem buat sumber air di kawasan Sumber.

Erika lia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4916 seconds (0.1#10.140)